Dua warga setempat, masing-masing bernama Hasnah dan Majid tewas setelah disambar petir di So Tolo Bure Desa Ncandi.
Masyarakat harus lebih berhati-hati ketika hujan mengguyur disertai kilatan petir. Pasalnya, kilatan petir bisa saja mengancam nyawa. Seperti dialami warga asal Desa Ncandi Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Dua warga setempat, masing-masing bernama Hasnah dan Majid tewas setelah disambar petir di So Tolo Bure Desa Ncandi.
ilustrasi petir
Sementara satu warga lainnya, Jaya Purnama (35) saat ini dalam kondisi kritis dan masih dirawat intensif di RSUD Bima. Peristiwa na’as itu terjadi pada Sabtu (14/3) sore sekitar pukul 15.30 Wita.
Menurut keluarga korban, Nur Wahidah, sebelum kejadian Jaya Purnama dan dua korban tewas sedang bekerja di sawah. Namun, beberapa saat setelah itu turun hujan lebat disertai petir. Bersama empat warga lainnya, korban memutuskan untuk berteduh di pondok yang berada di tengah pematang sawah.
“Ada tujuh orang yang istrahat di pondok saat hujan kemarin. Termasuk Jaya, Hasnah dan Majid juga ikut istrahat di tempat yang sama. Mereka itu masih satu keluarga. Hasnah mertuanya Jaya, kalau Majid ikut bantu di sawah,” cerita Wahidah ditemui di Sal Bedah RSUD Bima, Minggu (15/3) pagi.
Saat istrahat itulah kata Wahidah, suara petir menghantam pondok yang baru dibangun iparnya tersebut beberapa hari lalu. Tak disangka, kilatan petir itu juga ikut menyambar korban di yang berteduh di dalamnya. Akibatnya, Hasnah dan Majid meninggal di lokasi kejadian. Sementara Jaya Purnama dilarikan ke Puskesmas terdekat karena menderita luka parah.
“Empat warga lainnya selamat. Hanya tiga orang yang terkena petir. Ibu Hasnah luka pada bagian leher sedangkan Majid luka pada bagian perut. Mereka mau dikuburkan hari ini,” jelasnya.
Atas kejadian itu lanjutnya, seluruh keluarga korban merasa terpukul dan berduka. Namun demikian, telah mengikhlaskan karena merupakan musibah. Sementara Jaya yang masih iparnya, hingga kini masih menjalani perawatan karena luka bakar pada bagian muka dan tubuh. Korban juga diakui belum mengetahui mertuanya Hasnah telah meninggal akibat kejadian tersebut. (KS-13)
Sementara satu warga lainnya, Jaya Purnama (35) saat ini dalam kondisi kritis dan masih dirawat intensif di RSUD Bima. Peristiwa na’as itu terjadi pada Sabtu (14/3) sore sekitar pukul 15.30 Wita.
Menurut keluarga korban, Nur Wahidah, sebelum kejadian Jaya Purnama dan dua korban tewas sedang bekerja di sawah. Namun, beberapa saat setelah itu turun hujan lebat disertai petir. Bersama empat warga lainnya, korban memutuskan untuk berteduh di pondok yang berada di tengah pematang sawah.
“Ada tujuh orang yang istrahat di pondok saat hujan kemarin. Termasuk Jaya, Hasnah dan Majid juga ikut istrahat di tempat yang sama. Mereka itu masih satu keluarga. Hasnah mertuanya Jaya, kalau Majid ikut bantu di sawah,” cerita Wahidah ditemui di Sal Bedah RSUD Bima, Minggu (15/3) pagi.
Saat istrahat itulah kata Wahidah, suara petir menghantam pondok yang baru dibangun iparnya tersebut beberapa hari lalu. Tak disangka, kilatan petir itu juga ikut menyambar korban di yang berteduh di dalamnya. Akibatnya, Hasnah dan Majid meninggal di lokasi kejadian. Sementara Jaya Purnama dilarikan ke Puskesmas terdekat karena menderita luka parah.
“Empat warga lainnya selamat. Hanya tiga orang yang terkena petir. Ibu Hasnah luka pada bagian leher sedangkan Majid luka pada bagian perut. Mereka mau dikuburkan hari ini,” jelasnya.
Atas kejadian itu lanjutnya, seluruh keluarga korban merasa terpukul dan berduka. Namun demikian, telah mengikhlaskan karena merupakan musibah. Sementara Jaya yang masih iparnya, hingga kini masih menjalani perawatan karena luka bakar pada bagian muka dan tubuh. Korban juga diakui belum mengetahui mertuanya Hasnah telah meninggal akibat kejadian tersebut. (KS-13)
COMMENTS