Dikpora mengaku saat ini pihaknya sudah mengantongi sejumlah nama Calon Kasek baru.
Isu mutasi, rotasi dan promoso di dunia pendidikan Kota Bima kembali menghangat. Sejumlah Kepala Sekolah (Kasek) pun bertanya-tanya kapan agenda itu akan dilakukan Walikota Bima. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima, Drs. H. Alwi Yasin, M.Ap pada wartawan Rabu (18/3), mengaku saat ini pihaknya sudah mengantongi sejumlah nama Calon Kasek baru. Mereka akan menduduki jabatan mulai tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Hanya saja, saat ini dirinya belum bisa memastikan kapan mutasi digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bima.
Ali menjelaskan, sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Bima Nomor 07 Tahun 2014 tentang tugas Calon Kasek harus melalui mekanisme dan syarat. Seperti guru senior, pernah bertugas sebagai Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) dan terpenting harus memiliki Sertevikat Calon Kasek (Cakep). Untuk itu Alwi berharap, agar guru tidak menggalang dukungan untuk mengusulkan calon kasek. Apalagi mengusul calon yang tidak memenuhi kriteria seperti dalam Perda tersebut.
“Saya keberataan apa yang dilakukan teman-teman guru SMPN 8 Kota Bima yang menyerahkan surat dukungan dengan melampirkan tanda tangan basah dari guru setempat, yang menyetujui Calon Kasek orang dari dalam,” ujarnya pada sejumlah wartawan di ruang kerjanya.
Menurutnya, cara itu sama halnya melanggar Perda 07 Tahun 2014. Apalagi kalau Calon Kasek tersebut tidak memiliki sertivikat cakep. Pada intinya Dinas Dikpora melalui Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) sudah mendata jabatan kasek yang kosong di sekolah maupun telah mengantongi nama-nama calon kasek baru. “Tapi belum tentu nama-nama yang kita ajukan disetujui oleh Walikota. Karena walikota memiliki kebijakan dan pertimbangan dalam mutasi dan rotasi yang merupakan haknya sebagai Kepala Daerah,” tuturnya.
Alwi juga menekankan pada seluruh guru se-Kota Bima untuk bersabar menjadi calon kasek. Pasalnya, jabatan Kasek itu adalah tugas tambahan saja dan tetap disebut guru. Jadi jabatan guru dan kasek sama saja dan yang membedakan mereka adalah tugas tambahan. “Seorang kasek yang ditugaskan kembali sebagai guru, bukan berati jabatan (statusnya) turun tapi yang benar guru adalah habitatnya,” imbuh dia.
Beberapa jabatan kasek yang kosong kata Alwi, yakni SMPN 2 Kota Bima, masih diisi Plt, H. Idris Abdullah dan SMPN 8 Kota Bima Muhammad Nur, S.Pd. Keduanya masuk masa pensiun per-Desember 2015 ini. Selain itu, Kepala SMPN 13 Kota Bima, M. Yunus, S.pd yang telah meninggal dunia belum lama ini. Sementara Kepala SDN 18 Kota Bima, H. Ismail H. Ishaka, S.Pd SD yang saat ini sakit keras dalam waktu dekat ini akan diganti oleh Kasek definitif. “Pada jabatan Kasek SDN 18 Dodu ini tidak menunggu waktu mutasi dan rotasi, akan tetapi dilakukan secara intern saja,” janjinya.
Menanggapi dukungan dewan guru untuk calon kasek, Kepala SMPN 8 Kota Bima, Muhammad Nur, S.Pd pada wartawan Kamis (19/3) mengatakan, dirinya tidak tahu secara persis guru-guru disekolahnya yang menggalang dukungan pada salah satu guru. “Pada saya Kadis dikpora H. Alwi Yasin menyampaikan dirinya akan dipromosikan sebagai pengawas. Tetapi dirinya berharap menjadi guru Bimbingan Konseling (BK) di SMP 8 atau disekolah lain saja,” singkatnya. (KS – 04)
Ali menjelaskan, sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Bima Nomor 07 Tahun 2014 tentang tugas Calon Kasek harus melalui mekanisme dan syarat. Seperti guru senior, pernah bertugas sebagai Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) dan terpenting harus memiliki Sertevikat Calon Kasek (Cakep). Untuk itu Alwi berharap, agar guru tidak menggalang dukungan untuk mengusulkan calon kasek. Apalagi mengusul calon yang tidak memenuhi kriteria seperti dalam Perda tersebut.
“Saya keberataan apa yang dilakukan teman-teman guru SMPN 8 Kota Bima yang menyerahkan surat dukungan dengan melampirkan tanda tangan basah dari guru setempat, yang menyetujui Calon Kasek orang dari dalam,” ujarnya pada sejumlah wartawan di ruang kerjanya.
Menurutnya, cara itu sama halnya melanggar Perda 07 Tahun 2014. Apalagi kalau Calon Kasek tersebut tidak memiliki sertivikat cakep. Pada intinya Dinas Dikpora melalui Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) sudah mendata jabatan kasek yang kosong di sekolah maupun telah mengantongi nama-nama calon kasek baru. “Tapi belum tentu nama-nama yang kita ajukan disetujui oleh Walikota. Karena walikota memiliki kebijakan dan pertimbangan dalam mutasi dan rotasi yang merupakan haknya sebagai Kepala Daerah,” tuturnya.
Alwi juga menekankan pada seluruh guru se-Kota Bima untuk bersabar menjadi calon kasek. Pasalnya, jabatan Kasek itu adalah tugas tambahan saja dan tetap disebut guru. Jadi jabatan guru dan kasek sama saja dan yang membedakan mereka adalah tugas tambahan. “Seorang kasek yang ditugaskan kembali sebagai guru, bukan berati jabatan (statusnya) turun tapi yang benar guru adalah habitatnya,” imbuh dia.
Beberapa jabatan kasek yang kosong kata Alwi, yakni SMPN 2 Kota Bima, masih diisi Plt, H. Idris Abdullah dan SMPN 8 Kota Bima Muhammad Nur, S.Pd. Keduanya masuk masa pensiun per-Desember 2015 ini. Selain itu, Kepala SMPN 13 Kota Bima, M. Yunus, S.pd yang telah meninggal dunia belum lama ini. Sementara Kepala SDN 18 Kota Bima, H. Ismail H. Ishaka, S.Pd SD yang saat ini sakit keras dalam waktu dekat ini akan diganti oleh Kasek definitif. “Pada jabatan Kasek SDN 18 Dodu ini tidak menunggu waktu mutasi dan rotasi, akan tetapi dilakukan secara intern saja,” janjinya.
Menanggapi dukungan dewan guru untuk calon kasek, Kepala SMPN 8 Kota Bima, Muhammad Nur, S.Pd pada wartawan Kamis (19/3) mengatakan, dirinya tidak tahu secara persis guru-guru disekolahnya yang menggalang dukungan pada salah satu guru. “Pada saya Kadis dikpora H. Alwi Yasin menyampaikan dirinya akan dipromosikan sebagai pengawas. Tetapi dirinya berharap menjadi guru Bimbingan Konseling (BK) di SMP 8 atau disekolah lain saja,” singkatnya. (KS – 04)
COMMENTS