Saat ini, para petani tersebut berbondong-bondong menanam bawang merah hingga ribuan hektar. Mereka meyakini, tahun ini harga bawang akan naik karena didukung oleh jalan yang mulus.
Meski harga bibit bawang merah saat ini terbilang mahal, tidak membuat niat petani di Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima untuk tidak menanamnya. Saat ini, para petani tersebut berbondong-bondong menanam bawang merah hingga ribuan hektar. Mereka meyakini, tahun ini harga bawang akan naik karena didukung oleh jalan yang mulus.
![Ilustrasi Bawang Ilustrasi Bawang](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj0HdDJNv90y8I_jt03VvRenEZZVl_X4Iu244lQVX20oipIeuo42SndX9WgJQ4EjvsfwBeganROkb71-lDnd3MYqsxmd1ex_3mq8xoW4vvgBNkVMQB6Gh0oMIQlZMcbSyzTGfcEYIxCNg_/s1600/Ilustrasi+Bawang.jpg)
Ilustrasi Bawang Merah
Antusias warga tersebut, didorong oleh jalan lintas Bajo-Kilo yang saat ini terbilang mulus. Meskipun, jalan tersebut belum diaspal oleh Pemerintah Propinsi NTB. Para petani bawang merah menyakini, usaha pertanian mereka akan menghasilkan keuntungan yang banyak.”Alhamdulillah, walaupun jalan yang sering kami lalui ini belum diaspal. Para pembeli bawang merah nantinya bisa datang hingga tiga kali sehari,”ujar Fahrudin Minggu (29/30) pagi.
Hal inilah lanjutnya, yang membuat harga bawang merah nantinya naik. Tentu, kalau para tengkulak berbondong-bondong datang, maka saling banting harga akan dilakukan para tengkulak tersebut.”Jelas itu akan menguntungkan petani,”jelas pemuda yang akrab disapa Chan ini.
Saat ini kata Chan, para petani ada yang sudah menanam bawang merah dan ada pula yang masih menggarap sawah untuk ditanami bawang. Di Desa Sampungu ini, ada beberapa wilayah persawahan yang digunakan untuk menanam bawang. Seperti, di So Tolo Panco, So Tolo Na’e, So Lambu, So Palangga, So Piri Parongge, So Mpungga serta So Tolo Salaja Lopi.”Para petani, tidak secara serentak menanam bawang. Ada yang mulai nanam bulan Pebruari, Maret dan pertengahan April setiap tahunnya. Hal tersebut dilakukan petani, karena mereka sibuk dengan panen padi,”ungkapnmya.
Di tempat yang sama, petani lainhya Ijman mengaku. Dirinya merasa bangga dan terimakasih kepada Pemerintah, karena telah mengalokasikan anggaran untuk jalan lintas Bajo-Kilo ini. Ya, walaupun hingga saat ini jalan itu belum diaspal, tapi nantinya akan mempermudah para petani yang menjual hasil panen bawang merah ke Kota.”Sekarang saja, kami telah menikmatinya. Kami bisa ke Kota dua kali sehari sekarang ini,”katanya.
Namun ia berharap, Pemerintah Propinsi NTB maupun Pemerintah Kabuparten Bima. Kedepannya, lebih memperhatikan jalan itu. Kalau jalan itu telah diaspal, ia yakin pemasukan PAD Kabupaten Bima akan bertambah. Karena di Kecamatan Soromandi, salah satu Desa dengan pertanian bawang merah yang banyak ada di Desa Sampungu.”Ya paling tidak di tahun 2016 nanti, jalan itu semuanya sudah diaspal,”harapnya. (KS-05)
![Ilustrasi Bawang Ilustrasi Bawang](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj0HdDJNv90y8I_jt03VvRenEZZVl_X4Iu244lQVX20oipIeuo42SndX9WgJQ4EjvsfwBeganROkb71-lDnd3MYqsxmd1ex_3mq8xoW4vvgBNkVMQB6Gh0oMIQlZMcbSyzTGfcEYIxCNg_/s1600/Ilustrasi+Bawang.jpg)
Ilustrasi Bawang Merah
Antusias warga tersebut, didorong oleh jalan lintas Bajo-Kilo yang saat ini terbilang mulus. Meskipun, jalan tersebut belum diaspal oleh Pemerintah Propinsi NTB. Para petani bawang merah menyakini, usaha pertanian mereka akan menghasilkan keuntungan yang banyak.”Alhamdulillah, walaupun jalan yang sering kami lalui ini belum diaspal. Para pembeli bawang merah nantinya bisa datang hingga tiga kali sehari,”ujar Fahrudin Minggu (29/30) pagi.
Hal inilah lanjutnya, yang membuat harga bawang merah nantinya naik. Tentu, kalau para tengkulak berbondong-bondong datang, maka saling banting harga akan dilakukan para tengkulak tersebut.”Jelas itu akan menguntungkan petani,”jelas pemuda yang akrab disapa Chan ini.
Saat ini kata Chan, para petani ada yang sudah menanam bawang merah dan ada pula yang masih menggarap sawah untuk ditanami bawang. Di Desa Sampungu ini, ada beberapa wilayah persawahan yang digunakan untuk menanam bawang. Seperti, di So Tolo Panco, So Tolo Na’e, So Lambu, So Palangga, So Piri Parongge, So Mpungga serta So Tolo Salaja Lopi.”Para petani, tidak secara serentak menanam bawang. Ada yang mulai nanam bulan Pebruari, Maret dan pertengahan April setiap tahunnya. Hal tersebut dilakukan petani, karena mereka sibuk dengan panen padi,”ungkapnmya.
Di tempat yang sama, petani lainhya Ijman mengaku. Dirinya merasa bangga dan terimakasih kepada Pemerintah, karena telah mengalokasikan anggaran untuk jalan lintas Bajo-Kilo ini. Ya, walaupun hingga saat ini jalan itu belum diaspal, tapi nantinya akan mempermudah para petani yang menjual hasil panen bawang merah ke Kota.”Sekarang saja, kami telah menikmatinya. Kami bisa ke Kota dua kali sehari sekarang ini,”katanya.
Namun ia berharap, Pemerintah Propinsi NTB maupun Pemerintah Kabuparten Bima. Kedepannya, lebih memperhatikan jalan itu. Kalau jalan itu telah diaspal, ia yakin pemasukan PAD Kabupaten Bima akan bertambah. Karena di Kecamatan Soromandi, salah satu Desa dengan pertanian bawang merah yang banyak ada di Desa Sampungu.”Ya paling tidak di tahun 2016 nanti, jalan itu semuanya sudah diaspal,”harapnya. (KS-05)
COMMENTS