Pelaksanaan Lokalatih Penguatan Kapasitas Multi Stakeholder dalam Upaya Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Resiko Bencana
Hari kedua pelaksanaan Lokalatih Penguatan Kapasitas Multi Stakeholder dalam Upaya Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Resiko Bencana, Kamis (19/3) di Hotel Marina Kota Bima menghasilkan sejumlah rekomendasi.
Hotel Marina Kota Bima
Masukan dari para peserta selanjutnya dibagi dalam tiga aspek. Pada aspek kesiap siagaan peserta sepakat membuat rencana aksi peningkatan kapasitas stakeholder tentang kesiap siagaan. Mendirikan sekolah lapang Iklim (SLI), pertemuan reguler multistakeholder, sharing pembelajaran dan pengembangan Program PRB yang sama pada desa yang lain.
Pada aspek kebijakan, peserta membahas kebijakan yang berbasis Perubahan Iklim dan Penanggulangan Resiko Bencana (PRB), mendorong keterpaduan program PRB dan Perubahan Iklim antar SKPD serta kebijakan terkait Prosedur tetap (Protap) penanggulangan bencana Kabupaten Bima.
Sedangkan pada aspek kelembagaan, dibahas bagaimana terbangunnya sistem Informasi Cuaca dan Iklim dari BMKG untuk sektor pertanian, legalisasi Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (relawan PRB) di tingkat desa-Kabupaten, terbangunnya sistem informasi dan komunikasi terkait bencana yang benar (A1) semua sistem dan penguatan forum PRB.
Diskusi kelompok dipandu para Fasilitator Manu Danuarta, Putra, sasmita dari World Neighbors tersebut menghasilkan sejumlah rencana aksi. Pada aspek kelembagaan rencana aksi/kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu penerbitan SK kelompok masyarakat pemerhati bencana (KMPB) oleh Kades, membangun Protap penanggulangan bencana, sosialisasi sistem informasi dan komunikasi bencana tingkat Kabupaten Bima. Pada aspek kelembagaan ini juga dirumuskan pertemuan rutin forum penanggulangan resiko bencana (PRB), dan pelatihan forum PRB yang dilaksanakan di 5 desa rawan bencana di kecamatan Sanggar dan Tambora.
Sedangkan rencana aksi pada aspek kebijakan mencakup program perlindungan mata air, sosialisasi regulasi terkait perubahan iklim dan penanggulangan resiko bencana, melakukan pertemuan koordinasi SKPD rumpun hijau, mendorong penyusunan rencana kontijensi, mendorong adanya Perbup dari Perda Pengurangan Bencana, pembentukan desa Tangguh Bencana, mendorong adanya Protap penanggulangan di tingkat desa, mendorong program dan kegiatan yangterkait perubahan iklim san PRB dalam RPJMD serta program SLHD di Kecamatan Tambora. Keseluruhan program aksi ini direncanakan berlangsung 2015 hingga 2017 mendatang dengan melibatkan SKPD terkait seperti Dishut, BPMDes, Bappeda, Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Bagian Hukum Setda,
Pada sisi Kelembagaan sosialisasi prediksi cuaca BMKG kepada para petani, pertemuan rutin forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB), restrukturisasi forum PRB dan pelatihan pengurangan resiko bencana, simulasi bencana di tingkat desa, pemetaan wilayah rawan bencana dan pengembangan usaha simpan pinjam Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (KPMB) pada 5 desa di Sanggar dan Tambora.
Sementara pasa aspek kesiap siagaan, peserta berhasil menyusun sejumlah rencana tindak lanjut yaitu, semiloka Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan perubahan iklim tingkat Kabupaten Bima, mengadakan Sekolah Lapang Iklim (SLI), pertemuan reguler multi-stakeholder, Pelatihan KMPB dalam operasi tanggap darurat, glado penanggulangan bencana
Associate World Neighbors Putra dalam sambutan pada penutupan Lokalatih menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini. "Keterpanggilan untuk memfasilitasi Lokalatih atas dasar kemanusiaan dengan menyatukan hati untuk mengantisipasi resiko kebencanaan khususnya bagi masyarakat di 5 desa," kata dia.
Selama Lokalatih lanjutnya, keterbukaan penyampaian informasi kebencanaan sudah cukup bagus termasuk rekonstruksi dan kesiapan informasi. Hal ini menjadi landasan World Neighbors untuk secara konsisten mendukung peningkatan kapasitas warga di lokasi bencana.
Saat ini dukungan telah direalisasikan pada 2 wilayah di NTT dan 7 daerah di NTB dan mudah-mudahan keberhasilan ini dapat dibawa ke daerah lain. Menyinggung rekomendasi yang dihasilkan peserta pada hari kedua Lokalatih "Ini merupakan gagasan bersama dan selaras dengan harapan World Neighbors yang akan didampingi untuk direalisasikan di desa lokasi bencana dan pada tingkat kabupaten juga akan dilakukan koordinasi intensif," jelas Putra. (KS-13)
Hotel Marina Kota Bima
Masukan dari para peserta selanjutnya dibagi dalam tiga aspek. Pada aspek kesiap siagaan peserta sepakat membuat rencana aksi peningkatan kapasitas stakeholder tentang kesiap siagaan. Mendirikan sekolah lapang Iklim (SLI), pertemuan reguler multistakeholder, sharing pembelajaran dan pengembangan Program PRB yang sama pada desa yang lain.
Pada aspek kebijakan, peserta membahas kebijakan yang berbasis Perubahan Iklim dan Penanggulangan Resiko Bencana (PRB), mendorong keterpaduan program PRB dan Perubahan Iklim antar SKPD serta kebijakan terkait Prosedur tetap (Protap) penanggulangan bencana Kabupaten Bima.
Sedangkan pada aspek kelembagaan, dibahas bagaimana terbangunnya sistem Informasi Cuaca dan Iklim dari BMKG untuk sektor pertanian, legalisasi Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (relawan PRB) di tingkat desa-Kabupaten, terbangunnya sistem informasi dan komunikasi terkait bencana yang benar (A1) semua sistem dan penguatan forum PRB.
Diskusi kelompok dipandu para Fasilitator Manu Danuarta, Putra, sasmita dari World Neighbors tersebut menghasilkan sejumlah rencana aksi. Pada aspek kelembagaan rencana aksi/kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu penerbitan SK kelompok masyarakat pemerhati bencana (KMPB) oleh Kades, membangun Protap penanggulangan bencana, sosialisasi sistem informasi dan komunikasi bencana tingkat Kabupaten Bima. Pada aspek kelembagaan ini juga dirumuskan pertemuan rutin forum penanggulangan resiko bencana (PRB), dan pelatihan forum PRB yang dilaksanakan di 5 desa rawan bencana di kecamatan Sanggar dan Tambora.
Sedangkan rencana aksi pada aspek kebijakan mencakup program perlindungan mata air, sosialisasi regulasi terkait perubahan iklim dan penanggulangan resiko bencana, melakukan pertemuan koordinasi SKPD rumpun hijau, mendorong penyusunan rencana kontijensi, mendorong adanya Perbup dari Perda Pengurangan Bencana, pembentukan desa Tangguh Bencana, mendorong adanya Protap penanggulangan di tingkat desa, mendorong program dan kegiatan yangterkait perubahan iklim san PRB dalam RPJMD serta program SLHD di Kecamatan Tambora. Keseluruhan program aksi ini direncanakan berlangsung 2015 hingga 2017 mendatang dengan melibatkan SKPD terkait seperti Dishut, BPMDes, Bappeda, Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Bagian Hukum Setda,
Pada sisi Kelembagaan sosialisasi prediksi cuaca BMKG kepada para petani, pertemuan rutin forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB), restrukturisasi forum PRB dan pelatihan pengurangan resiko bencana, simulasi bencana di tingkat desa, pemetaan wilayah rawan bencana dan pengembangan usaha simpan pinjam Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (KPMB) pada 5 desa di Sanggar dan Tambora.
Sementara pasa aspek kesiap siagaan, peserta berhasil menyusun sejumlah rencana tindak lanjut yaitu, semiloka Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan perubahan iklim tingkat Kabupaten Bima, mengadakan Sekolah Lapang Iklim (SLI), pertemuan reguler multi-stakeholder, Pelatihan KMPB dalam operasi tanggap darurat, glado penanggulangan bencana
Associate World Neighbors Putra dalam sambutan pada penutupan Lokalatih menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini. "Keterpanggilan untuk memfasilitasi Lokalatih atas dasar kemanusiaan dengan menyatukan hati untuk mengantisipasi resiko kebencanaan khususnya bagi masyarakat di 5 desa," kata dia.
Selama Lokalatih lanjutnya, keterbukaan penyampaian informasi kebencanaan sudah cukup bagus termasuk rekonstruksi dan kesiapan informasi. Hal ini menjadi landasan World Neighbors untuk secara konsisten mendukung peningkatan kapasitas warga di lokasi bencana.
Saat ini dukungan telah direalisasikan pada 2 wilayah di NTT dan 7 daerah di NTB dan mudah-mudahan keberhasilan ini dapat dibawa ke daerah lain. Menyinggung rekomendasi yang dihasilkan peserta pada hari kedua Lokalatih "Ini merupakan gagasan bersama dan selaras dengan harapan World Neighbors yang akan didampingi untuk direalisasikan di desa lokasi bencana dan pada tingkat kabupaten juga akan dilakukan koordinasi intensif," jelas Putra. (KS-13)
COMMENTS