Apa kunci membangun kembali kekuatan umat Islam ?, jawabannya menurut Ustad HM. Adnin, SQ, M.Pd adalah ukhwah atau persaudaraan.
Apa kunci membangun kembali kekuatan umat Islam ?, jawabannya menurut Ustad HM. Adnin, SQ, M.Pd adalah ukhwah atau persaudaraan. Hal itu disampaikan Ustad yang juga pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima ini saat mengisi acara dzikir dan do’a yang diadakan Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Bima, Minggu (22/3) pagi di Pondok Pesantren Al Husainy Kota Bima.
Ustad HM. Adnin, SQ, M.Pd saat mengisi acara dzikir dan do’a yang diadakan Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Bima
Dalam ceramahnya, Ustad Adnin mengangkat topik tentang pentingnya ukhwah dan ajakan untuk selalu menjaga kerukunan hidup antar sesama manusia. Hafidz Al-Qur’an ini menjelaskan, dalam Islam sangat menekankan kepada pemeluknya betapa pentingnya memupuk ukhwah, mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa. Karena memupuk ukhwah sama halnya dengan memupuk agama.
Diakuinya, acara dzikir dan do’a yang digelar merupakan upaya untuk memupuk ukhwah. Sebab menandakan terbangun komunikasi yang baik antara elemen pemuda dengan tokoh agama dan Pondok Pesantren. Hal itu merupakan modal untuk membangun kekuatan bagi umat Islam. Seperti dicontohkan pada zaman Rasulullah antara kaum Muhajirin dan kaum Ansor. Ketika dua kaum ini bersatu, maka saat itu umat Islam sangat kuat dan tidak terkalahkan. Bahkan, Islam berkembang pesat dan menjadikan Madinah sebagai kota madani.
Secara makna bahasa terang Ustad yang juga Ketua Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) Bima ini, ukhwah berarti satu, bersaudara dan sedarah. Itu mencerminkan bahwa umat manusia sesungguhnya berasal dari keturunan yang satu dan wajib menjaga hubungan persaudaraan. Apabila satu sakit, maka saudara yang lainnya pun akan ikut sakit. Ukhwah juga menuntut manusia agar senantiasa hidup saling tolong menolong serta saling kasih mengasihi satu sama lainnya. Esensi ukhwah itu pada akhirnya merupakan sublimasi nilai-nilai ketaqwaan manusia kepada Sang Pencipta.
Diakhir ceramahnya, Ustad Adnin menyentil pesan Rasulullah dalam sebuah Hadistnya bahwa tidak ada pahala yang cepat kirimannya dari Allah melainkan pahala orang yang senantiasa menjaga silaturrahmi. Dan tidak ada kecelakaan yang cepat datangnya dari Allah kecuali manusia yang suka memutus tali silaturrahmi.
Ustad Adnin kemudian menutup ceramah dengan dzikir dan do’a bersama. Peserta dan undangan terlihat larut dalam lantunan suara merdu dzikir dan do’a yang dipandu ustad muda jebolan PTIQ Jakarta itu.
Setelah merampungkan acara seremoni. Peserta dzikir dan do’a kemudian melanjutkan dengan konvoi bersama mengendarai sepeda motor dan mobil. Rute konvoi diawali di Halaman Ponpes Al-Husainy, menuju kearah timur Jalan Soekarno-Hatta (Jalan Protokol), melewati Simpang Empat Gunung Dua, Kantor Walikota Bima, memutar kearah utara Lapangan Pahlawan Raba, menggunakan jalan Gatot Subroto, Jalan Gajah Mada, menuju hingga Lawata, memutar kembali ke Jalan Sultah Kaharudin dan finish di Halaman Paruga Na’e (Convention Hall).
Konvoi melibatkan sekitar 100 lebih sepeda motor dikawal Patroli Motor dari Sat Lantas Polres Bima Kota. Konvoi berisi seruan dan ajakan kepada masyarakat dana Mbojo (Bima) agar senantiasa menjaga keamanan, ketertiban, kerukunan hidup dan memperkokoh silaturrahmi antar sesama. (KS-13)
Ustad HM. Adnin, SQ, M.Pd saat mengisi acara dzikir dan do’a yang diadakan Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Bima
Dalam ceramahnya, Ustad Adnin mengangkat topik tentang pentingnya ukhwah dan ajakan untuk selalu menjaga kerukunan hidup antar sesama manusia. Hafidz Al-Qur’an ini menjelaskan, dalam Islam sangat menekankan kepada pemeluknya betapa pentingnya memupuk ukhwah, mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa. Karena memupuk ukhwah sama halnya dengan memupuk agama.
Diakuinya, acara dzikir dan do’a yang digelar merupakan upaya untuk memupuk ukhwah. Sebab menandakan terbangun komunikasi yang baik antara elemen pemuda dengan tokoh agama dan Pondok Pesantren. Hal itu merupakan modal untuk membangun kekuatan bagi umat Islam. Seperti dicontohkan pada zaman Rasulullah antara kaum Muhajirin dan kaum Ansor. Ketika dua kaum ini bersatu, maka saat itu umat Islam sangat kuat dan tidak terkalahkan. Bahkan, Islam berkembang pesat dan menjadikan Madinah sebagai kota madani.
Secara makna bahasa terang Ustad yang juga Ketua Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) Bima ini, ukhwah berarti satu, bersaudara dan sedarah. Itu mencerminkan bahwa umat manusia sesungguhnya berasal dari keturunan yang satu dan wajib menjaga hubungan persaudaraan. Apabila satu sakit, maka saudara yang lainnya pun akan ikut sakit. Ukhwah juga menuntut manusia agar senantiasa hidup saling tolong menolong serta saling kasih mengasihi satu sama lainnya. Esensi ukhwah itu pada akhirnya merupakan sublimasi nilai-nilai ketaqwaan manusia kepada Sang Pencipta.
Diakhir ceramahnya, Ustad Adnin menyentil pesan Rasulullah dalam sebuah Hadistnya bahwa tidak ada pahala yang cepat kirimannya dari Allah melainkan pahala orang yang senantiasa menjaga silaturrahmi. Dan tidak ada kecelakaan yang cepat datangnya dari Allah kecuali manusia yang suka memutus tali silaturrahmi.
Ustad Adnin kemudian menutup ceramah dengan dzikir dan do’a bersama. Peserta dan undangan terlihat larut dalam lantunan suara merdu dzikir dan do’a yang dipandu ustad muda jebolan PTIQ Jakarta itu.
Setelah merampungkan acara seremoni. Peserta dzikir dan do’a kemudian melanjutkan dengan konvoi bersama mengendarai sepeda motor dan mobil. Rute konvoi diawali di Halaman Ponpes Al-Husainy, menuju kearah timur Jalan Soekarno-Hatta (Jalan Protokol), melewati Simpang Empat Gunung Dua, Kantor Walikota Bima, memutar kearah utara Lapangan Pahlawan Raba, menggunakan jalan Gatot Subroto, Jalan Gajah Mada, menuju hingga Lawata, memutar kembali ke Jalan Sultah Kaharudin dan finish di Halaman Paruga Na’e (Convention Hall).
Konvoi melibatkan sekitar 100 lebih sepeda motor dikawal Patroli Motor dari Sat Lantas Polres Bima Kota. Konvoi berisi seruan dan ajakan kepada masyarakat dana Mbojo (Bima) agar senantiasa menjaga keamanan, ketertiban, kerukunan hidup dan memperkokoh silaturrahmi antar sesama. (KS-13)
COMMENTS