Masalahnya, dari ribuan pelajar SMA dan SMK yang sudah mendaftar sebagai peserta Ujian Nasional, terdapat ratusan pelajar yang tidak hadir mengikuti ujian.
Salah satu prestasi gemilang di dunia pendidikan yakni pada pencapaian hasil kelulusan, mulai dari tingkat SD,SMP hingga SMA. Namun, target Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima sepertinya bakal menjadi harapan hampa. Masalahnya, dari ribuan pelajar SMA dan SMK yang sudah mendaftar sebagai peserta Ujian Nasional, terdapat ratusan pelajar yang tidak hadir mengikuti ujian.
Padahal, Ujian Nasional (UN) merupakan syarat utama penentu kelulusan. Sehingga, generasi bangsa dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi (kuliah), agar mendapat gelar Sarjana. Termasuk, sebagai persyaratan dalam mewujudkan impian sebagai pegawai, karyawan, staf baik di Intansi Pemerintah, maupun perusahaan milik swasta. Karena, yang dibutuhkan untuk melamar pekerjaan minimal ijazah tamatan SMA.
Ketidakhadiran atau absennya ratusan siswa SMA di Kota Bima dalam mengikuti seolah menjadi hambatan bagi Dikpora dibawa kendali Drs. Alwi Yasin, MAP untuk meraih prestasi 100 persen kelulusan Tahun Ajaran 2015 ini. Apalagi, yang absen UN bukan belasan atau puluhan, melainkan ratusan pelajar. Tak hadirnya pelajar itu dibenarkan Kabid Dikmen Dikpora, A.Ajis, M.Pd kepada Koran Stabilitas Jum,at (17/04) kemarin. “Tahun ajaran ini, sebanyak 142 siswa tidak dapat mengikuti ujian,” kata Ajis yang juga mengabdikan diri sebagai Dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) STKIP Bima tersebut.
Namun lanjutnya, dari jumlah demikian bukan hanya pelajar dari SMA saja. Melainkan, juga dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kota Bima. Katanya, totalitas pelajar SMA sebanyak 2626 yang sudah mendaftar sebagai peserta ujian, terdapat 69 pelajar yang tidak hadir. Sedangkan SMK, dari total peserta ujian 1064 siswa, sebanyak 73 orang tidak hadir mengikuti ujian.”Sehingga totalnya sebanyak 142 siswa yang tidak hadir. Tapi kebanyakan siswa dari sekolah kejuruan,” ujarnya.
Meski demikian sebutnya, kegiatan ujian berjalan lancar tanpa kendala. Bahkan, Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) sudah dibawa langsung Kamis (16/04) malam ke Uneversitas Mataram (Unram). Sebab, hasil ujian itu akan diperiksa oleh tim pemeriksa dari uneversitas tersebut. ”LJUN sudah dibawa ke Unram di Mataram, tapi perlu saya tegaskan kegiatan ini berjalan lancar,” tandasnya.
Disinggung efek akibat absenya ratusan pelajar dalam UN, Ajis enggan terlalu jauh mengomentari soal itu. Karena, yang berhak menanggapi hal itu adalah Kepala Dinas. Namun diyakininya persoalan itu bukan hambatan bagi pihaknya untuk berhenti mengukir prestasi sebagai wujud persembahan terbaik untuk dunia pendidikan. ”Bagi kami yang mengabdi di dunia pendidikan, hal semacam itu bukan kendala. Justeru, kami termotivasi agar terus berbuat yang terbaik untuk pendidikan, lebih jauhnya mengomentari soal ini alangkah baiknya langsung ke atasan saya,” tuturnya menyarankan.
Pada kesempatan itu, Ajis berharap seluruh sekolah tingkat SD dan SMP yang akan segera menghadapi UN, lebih matang dalam persiapan menghadapi ujian tersebut. Jangan sampai tegasnya, muncul lagi persoalan seperti yang terjadi saat UN SMA.”Saya sangat berharap, ketidakhadiran pelajar seperti ujian SMA tidak terulang saat UN SD dan SMP. Karenanya, saya minta seluruh SMP termasuk SD lebih matang lagi mempersiapkan diri menghadapi moment tersebut,” pintanya. (KS-09)
Padahal, Ujian Nasional (UN) merupakan syarat utama penentu kelulusan. Sehingga, generasi bangsa dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi (kuliah), agar mendapat gelar Sarjana. Termasuk, sebagai persyaratan dalam mewujudkan impian sebagai pegawai, karyawan, staf baik di Intansi Pemerintah, maupun perusahaan milik swasta. Karena, yang dibutuhkan untuk melamar pekerjaan minimal ijazah tamatan SMA.
Ketidakhadiran atau absennya ratusan siswa SMA di Kota Bima dalam mengikuti seolah menjadi hambatan bagi Dikpora dibawa kendali Drs. Alwi Yasin, MAP untuk meraih prestasi 100 persen kelulusan Tahun Ajaran 2015 ini. Apalagi, yang absen UN bukan belasan atau puluhan, melainkan ratusan pelajar. Tak hadirnya pelajar itu dibenarkan Kabid Dikmen Dikpora, A.Ajis, M.Pd kepada Koran Stabilitas Jum,at (17/04) kemarin. “Tahun ajaran ini, sebanyak 142 siswa tidak dapat mengikuti ujian,” kata Ajis yang juga mengabdikan diri sebagai Dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) STKIP Bima tersebut.
Namun lanjutnya, dari jumlah demikian bukan hanya pelajar dari SMA saja. Melainkan, juga dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kota Bima. Katanya, totalitas pelajar SMA sebanyak 2626 yang sudah mendaftar sebagai peserta ujian, terdapat 69 pelajar yang tidak hadir. Sedangkan SMK, dari total peserta ujian 1064 siswa, sebanyak 73 orang tidak hadir mengikuti ujian.”Sehingga totalnya sebanyak 142 siswa yang tidak hadir. Tapi kebanyakan siswa dari sekolah kejuruan,” ujarnya.
Meski demikian sebutnya, kegiatan ujian berjalan lancar tanpa kendala. Bahkan, Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) sudah dibawa langsung Kamis (16/04) malam ke Uneversitas Mataram (Unram). Sebab, hasil ujian itu akan diperiksa oleh tim pemeriksa dari uneversitas tersebut. ”LJUN sudah dibawa ke Unram di Mataram, tapi perlu saya tegaskan kegiatan ini berjalan lancar,” tandasnya.
Disinggung efek akibat absenya ratusan pelajar dalam UN, Ajis enggan terlalu jauh mengomentari soal itu. Karena, yang berhak menanggapi hal itu adalah Kepala Dinas. Namun diyakininya persoalan itu bukan hambatan bagi pihaknya untuk berhenti mengukir prestasi sebagai wujud persembahan terbaik untuk dunia pendidikan. ”Bagi kami yang mengabdi di dunia pendidikan, hal semacam itu bukan kendala. Justeru, kami termotivasi agar terus berbuat yang terbaik untuk pendidikan, lebih jauhnya mengomentari soal ini alangkah baiknya langsung ke atasan saya,” tuturnya menyarankan.
Pada kesempatan itu, Ajis berharap seluruh sekolah tingkat SD dan SMP yang akan segera menghadapi UN, lebih matang dalam persiapan menghadapi ujian tersebut. Jangan sampai tegasnya, muncul lagi persoalan seperti yang terjadi saat UN SMA.”Saya sangat berharap, ketidakhadiran pelajar seperti ujian SMA tidak terulang saat UN SD dan SMP. Karenanya, saya minta seluruh SMP termasuk SD lebih matang lagi mempersiapkan diri menghadapi moment tersebut,” pintanya. (KS-09)
COMMENTS