Kelompok kerja kepala sekolah (K3S) Kecamatan Mpunda menggelar kegiatan pelatihan pengelolaan sekolah ramah anak bagi guru dan kepala sekolah
Kelompok kerja kepala sekolah (K3S) Kecamatan Mpunda menggelar kegiatan pelatihan pengelolaan sekolah ramah anak bagi guru dan kepala sekolah, Jum’at, (24/4). Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas guru. Kegiatan pelatihan melibatkan guru dan kepala sekolah bertempat di Aula Sekolah Dasar Negeri (SDN) 11 Kota Bima berjalan dengan baik.
Guru dan kepala sekolah sangat serius dan antusias mengikuti kegiatan tersebut. Acara tersebut juga dihadiri narasumber yang membidangi khusus ilmu psikologi dari Mataram. Adapun pelatihan pengelolaan sekolah ramah anak bagi guru dan kepala sekolah salah satu kepedulian K3S kecamatan Mpunda dalam melihat kondisi guru. Sebab, agenda pendidikan nasioanal bukan hanya meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik, namun juga bagaimana upaya peningkatan mutu guru dalam mendidik anak.
Lingkungan dan sekolah adalah dua aspek yang tak bisa dipisahkan. Dua aspek ini menjadi penentu arah proses pembelajaran anak didik, apalagi anak sekolah dasar. Hal ini, menjadi prioritas K3S Kecamatan Mpunda dalam menciptakan lingkungan sekolah ramah anak agar tercipta suasana nyaman, aman dan damai. Selain itu, kemampuan guru dan kepala sekolah sangat mempengaruhi proses perkembangan anak didiknya di masa selanjutnya.
Ketua Koordinator K3S Kecamatan Mpunda, Hj. Maryama, S.Pd menjelaskan, kegiatan pelatihan pengelolaan sekolah ramah anak bagi guru dan kepala sekolah bertujuan agar kepala sekolah bisa membangun arah kebijakan yang ramah dan aman. “Kepala sekolah harus mampu memperhatikan psikologi anak serta menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman bagi anak. Karena anak SD itu merupakan usia emas dalam melanjutkan usia masa yang akan datang. Kelanjutan Bakat dan minat anak berada di lingkungan sekolah,” jelasnya.
Lanjutnya, adapun pelatihan guru bertujuan dapat mengelola pembelajaran dalam menghadapi siswa sesuai tingkat perkembangan anak dan latar belakang psikologi siswa. Masa depan anak ditentukan oleh tindakan guru di sekolah, guru bukan hanya menguasai materi di ruangan sekolah. Hal lain dituntut untuk mengetahui psikologi anak, mengenali diri, bakat dan minat serta lingkungan hidupnya. “Guru bukanlah monster bagi anak. Anak harus dijadikan subyek bukan objek yang tak bergerak. Artinya anak harus dilibatkan diri terhadap pengetahuan yang diketahuinya. Guru bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga guru harus menguasai tingkat pertumbuhan jiwa anak. Anak diajurkan untuk mengenal diri, alam dan lingkungan,” paparnya.
Maryama berharap antara guru dan kepala sekolah saling bekerja sama, saling memiliki dan rasa tanggungjawab terhadap lingkungan sekolah. “Sekolah bukanlah penjara bagi anak, tetapi bagaimana anak tumbuh sesuai dengan bakat dan minatnya, serta menjamin rasa kenyamanan,” tambahnya. (KS-18)
Guru dan kepala sekolah sangat serius dan antusias mengikuti kegiatan tersebut. Acara tersebut juga dihadiri narasumber yang membidangi khusus ilmu psikologi dari Mataram. Adapun pelatihan pengelolaan sekolah ramah anak bagi guru dan kepala sekolah salah satu kepedulian K3S kecamatan Mpunda dalam melihat kondisi guru. Sebab, agenda pendidikan nasioanal bukan hanya meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik, namun juga bagaimana upaya peningkatan mutu guru dalam mendidik anak.
Lingkungan dan sekolah adalah dua aspek yang tak bisa dipisahkan. Dua aspek ini menjadi penentu arah proses pembelajaran anak didik, apalagi anak sekolah dasar. Hal ini, menjadi prioritas K3S Kecamatan Mpunda dalam menciptakan lingkungan sekolah ramah anak agar tercipta suasana nyaman, aman dan damai. Selain itu, kemampuan guru dan kepala sekolah sangat mempengaruhi proses perkembangan anak didiknya di masa selanjutnya.
Ketua Koordinator K3S Kecamatan Mpunda, Hj. Maryama, S.Pd menjelaskan, kegiatan pelatihan pengelolaan sekolah ramah anak bagi guru dan kepala sekolah bertujuan agar kepala sekolah bisa membangun arah kebijakan yang ramah dan aman. “Kepala sekolah harus mampu memperhatikan psikologi anak serta menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman bagi anak. Karena anak SD itu merupakan usia emas dalam melanjutkan usia masa yang akan datang. Kelanjutan Bakat dan minat anak berada di lingkungan sekolah,” jelasnya.
Lanjutnya, adapun pelatihan guru bertujuan dapat mengelola pembelajaran dalam menghadapi siswa sesuai tingkat perkembangan anak dan latar belakang psikologi siswa. Masa depan anak ditentukan oleh tindakan guru di sekolah, guru bukan hanya menguasai materi di ruangan sekolah. Hal lain dituntut untuk mengetahui psikologi anak, mengenali diri, bakat dan minat serta lingkungan hidupnya. “Guru bukanlah monster bagi anak. Anak harus dijadikan subyek bukan objek yang tak bergerak. Artinya anak harus dilibatkan diri terhadap pengetahuan yang diketahuinya. Guru bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga guru harus menguasai tingkat pertumbuhan jiwa anak. Anak diajurkan untuk mengenal diri, alam dan lingkungan,” paparnya.
Maryama berharap antara guru dan kepala sekolah saling bekerja sama, saling memiliki dan rasa tanggungjawab terhadap lingkungan sekolah. “Sekolah bukanlah penjara bagi anak, tetapi bagaimana anak tumbuh sesuai dengan bakat dan minatnya, serta menjamin rasa kenyamanan,” tambahnya. (KS-18)
COMMENTS