Seperti di Daerah Pemilihan Satu (Dapil I), usulan masyarakat banyak didominasi masalah perbaikan dan pembuatan drainase.
Reses masa sidang pertama Anggota DPRD Kota Bima telah berlangsung selama sepekan terakhir. Banyak catatan aspirasi dan usulan masyarakat yang diserap para wakil rakyat untuk diperjuangkan di Lembaga Legislatif. Seperti di Daerah Pemilihan Satu (Dapil I), usulan masyarakat banyak didominasi masalah perbaikan dan pembuatan drainase.
Ir M. Nor, Anggota DPRD Kota Bima dari Dapil I
Masalah drainase memang bukan hal baru, karena kerap kali diusulkan masyarakat pada sejumlah kesempatan bertatap muka dengan Anggota Dewan. Tentu menjadi krusial, ketika dampak buruknya drainase menyebabkan luapan air hujan menggenangi pemukiman warga. Kondisi ini kerap terjadi, ketika musim hujan mengguyur seperti saat ini.
“Hampir rata-rata semua kelurahan, warga kita di Dapil I mengusulkan perbaikan dan pembuatan drainase baru karena air sering meluap ke rumah warga. Kalaupun ada drainase, itu tidak memadai dan tidak berfungsi dengan baik,” kata Ir M. Nor, Anggota DPRD Kota Bima dari Dapil I, Selasa (28/4) pagi.
Ketua Fraksi PAN ini mengaku, pihaknya langsung menindaklanjuti usulan warga dengan meninjau kondisi drainase lima kelurahan di Kecamatan Asakota. Hasil pengamatan, memang hampir semua drainase berada dalam kondisi memprihatinkan karena tidak berfungsi optimal. “Drainasenya memang buruk dan tidak mampu menampung debet air sehingga wajar sering banjir,” akunya.
Selain masalah drainase kata Ketua Komisi II ini, masyarakat Dapil I juga mengusulkan pembukaan jalan ekonomi baru di Kolo dan Jatiwangi untuk memudahkan akses dan mendukung aktivitas ekonomi masyarakat. Sebagian warga juga meminta agar jalan lingkungan di lima kelurahan bisa segera diaspal oleh pemerintah. Pasalnya, hampir semua kelurahan lain pengaspalan jalan lingkungan sudah merata, sementara di Kecamatan Asakota baru sebagian.
“Para Petani di Kolo dan Bonto meminta bantuan bibit pertanian. Contohnya jagung hibdrida yang digemari. Di daerah setampat memang banyak yang bertani jagung, itu terlihat dari tersedianya sekitar 200 hektar lahan jagung,” ujarnya.
Usulan lainnya lanjut dia, yakni penyediaan tanah kuburan di Kelurahah Jatibaru. Terutama untuk empat lingkungan, yakni di Kampung Pelita, KLK, Radio dan BTN Tolongga. Keempat lingkungan ini belum memiliki lahan kuburan. Sehingga ketika ada yang meninggal mereka memilih menguburkan ke kampung lainnya karena tidak ada pekuburan umum.
Terkait sejumlah usulan itu, pihaknya berkomitmen untuk tetap memperjuangkannya agar bisa terwujud. “Itu janji kami dengan masyarakat karena merupakan tanggung jawab juga sebagai wakil mereka. Tapi kami juga menghimbau agar masyarakat bersabar karena mewujudkan aspirasi ini butuh proses dan tidak mudah,” tandasnya. (KS-13/Kerjasama)
Ir M. Nor, Anggota DPRD Kota Bima dari Dapil I
Masalah drainase memang bukan hal baru, karena kerap kali diusulkan masyarakat pada sejumlah kesempatan bertatap muka dengan Anggota Dewan. Tentu menjadi krusial, ketika dampak buruknya drainase menyebabkan luapan air hujan menggenangi pemukiman warga. Kondisi ini kerap terjadi, ketika musim hujan mengguyur seperti saat ini.
“Hampir rata-rata semua kelurahan, warga kita di Dapil I mengusulkan perbaikan dan pembuatan drainase baru karena air sering meluap ke rumah warga. Kalaupun ada drainase, itu tidak memadai dan tidak berfungsi dengan baik,” kata Ir M. Nor, Anggota DPRD Kota Bima dari Dapil I, Selasa (28/4) pagi.
Ketua Fraksi PAN ini mengaku, pihaknya langsung menindaklanjuti usulan warga dengan meninjau kondisi drainase lima kelurahan di Kecamatan Asakota. Hasil pengamatan, memang hampir semua drainase berada dalam kondisi memprihatinkan karena tidak berfungsi optimal. “Drainasenya memang buruk dan tidak mampu menampung debet air sehingga wajar sering banjir,” akunya.
Selain masalah drainase kata Ketua Komisi II ini, masyarakat Dapil I juga mengusulkan pembukaan jalan ekonomi baru di Kolo dan Jatiwangi untuk memudahkan akses dan mendukung aktivitas ekonomi masyarakat. Sebagian warga juga meminta agar jalan lingkungan di lima kelurahan bisa segera diaspal oleh pemerintah. Pasalnya, hampir semua kelurahan lain pengaspalan jalan lingkungan sudah merata, sementara di Kecamatan Asakota baru sebagian.
“Para Petani di Kolo dan Bonto meminta bantuan bibit pertanian. Contohnya jagung hibdrida yang digemari. Di daerah setampat memang banyak yang bertani jagung, itu terlihat dari tersedianya sekitar 200 hektar lahan jagung,” ujarnya.
Usulan lainnya lanjut dia, yakni penyediaan tanah kuburan di Kelurahah Jatibaru. Terutama untuk empat lingkungan, yakni di Kampung Pelita, KLK, Radio dan BTN Tolongga. Keempat lingkungan ini belum memiliki lahan kuburan. Sehingga ketika ada yang meninggal mereka memilih menguburkan ke kampung lainnya karena tidak ada pekuburan umum.
Terkait sejumlah usulan itu, pihaknya berkomitmen untuk tetap memperjuangkannya agar bisa terwujud. “Itu janji kami dengan masyarakat karena merupakan tanggung jawab juga sebagai wakil mereka. Tapi kami juga menghimbau agar masyarakat bersabar karena mewujudkan aspirasi ini butuh proses dan tidak mudah,” tandasnya. (KS-13/Kerjasama)
COMMENTS