Oknum etnis itu kata sumber terpercaya ini mendapat keuntungan banyak dari hasil penjualan barang haram itu, bahkan bisa membeli mobil berganti-gantian.
Menjadi Bandar (BD) Narkoba tak begitu sulit dilakukan oleh para pelaku kejahatan, selama kegiatan transaksi barang haram tersebut dilakukan dengan hati-hati. Seperti halnya dilakukan salah seorang oknum etnis berkulit putih, berbadan kurus yang berdomisili di Kelurahan Paruga Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima ini. Siapakah lelaki berbadan kurus tersebut ?.
Ilustrasi penjara
Belasan bandar narkoba saat ini tengah tidur nyenyak dibalik jeruji besi Rutan Raba Bima. Antara lain, Muliadin alias Mul, Erwin Cina, Erwin Tanjung, Ari anak percetakaan AA, dan sederetan BD lain, baik yang berdomisili di Kota Bima, maupun di Kabupaten Bima. Keberadaan para BD tersebut di Rutan Raba Bima berkat kerja keras jajaran Buser Narkoba Polres Bima Kota dan Kabupaten Bima. Tapi kenapa, salah seorang yang diduga menjadi BD sabu di jalan Sultan Kaharudin tidak juga ditangkap oleh Buser Narkoba Polres Bima Kota, apakah mereka (Polisi,red) tidak tahu, atau sengaja dibiarkan narkoba merajalela di Kota Bima.
Salah seorang pengguna narkoba di wilayah Kelurahan Tanjung mengaku mengambil barang dari oknum etnis tersebut, bahkan aktivitas BD tersebut dilakukan sejak lama, bahkan dari beberapa pelaku Narkoba yang ditangkap oleh Buser selama ini, mengaku mengambil barang tersebut dari BD dimaksud.”Saya yakin polisi tau BD oknum etnis itu. Kenapa tidak ditangkap oleh polisi, silahkan wartawan tanyakan sama polisi saja,”tuturnya.
Oknum etnis itu kata sumber terpercaya ini mendapat keuntungan banyak dari hasil penjualan barang haram itu, bahkan bisa membeli mobil berganti-gantian. Kalaupun masyarakat melihat ada usaha lain yang terlihat, itu hanya kamuflase semata, sesungguhnya kegiatan yang menguntungkan baginya adalah dari hasil penjualan narkoba.”Sepanjang dia (oknum BD,red) itu tidak ditangkap, sepanjang itu pula narkoba semakin merajalela di Kota Bima ini,”ujarnya yakin.
Sumber ini meminta kepada Kapolres Bima Kota agar tidak tebang pilih dalam melakukan penangkapan penjual narkoba. Justeru yang ditangkap selama ini, lebih banyak kurirnya, sementara BD narkoba tidak disentuh oleh pihak kepolisian.”Intinya, jika BD itu tidak ditangkap, patut dipertanyakan kinerja polisi. Katanya, kalau Mul, Ari, Erwin ditangkap, narkoba semakin kurang, justeru semakin menjadi sekarang. Karena di lapangan nama-nama itu dikenal oleh pengguna narkoba dan polisi, sehingga polisi menangkapnya, sementara BD besar tidak ditangkap,”ungkapnya.
Sementara Kasat Narkoba Polres Bima Kota, AKP H.Taufik,SH yang hendak dikonfirmasi Minggu kemarin mengaku belum tahu soal informasi tersebut. Jika benar katanya, anggota buser harus mengambil sikap tegas.”Siapapun yang melakukan kejahatan narkoba, harus ditangkap, anggota di lapangan juga harus bersikap adil dalam penegakan hukum,”tegasnya singkat. (KS-017)
Ilustrasi penjara
Belasan bandar narkoba saat ini tengah tidur nyenyak dibalik jeruji besi Rutan Raba Bima. Antara lain, Muliadin alias Mul, Erwin Cina, Erwin Tanjung, Ari anak percetakaan AA, dan sederetan BD lain, baik yang berdomisili di Kota Bima, maupun di Kabupaten Bima. Keberadaan para BD tersebut di Rutan Raba Bima berkat kerja keras jajaran Buser Narkoba Polres Bima Kota dan Kabupaten Bima. Tapi kenapa, salah seorang yang diduga menjadi BD sabu di jalan Sultan Kaharudin tidak juga ditangkap oleh Buser Narkoba Polres Bima Kota, apakah mereka (Polisi,red) tidak tahu, atau sengaja dibiarkan narkoba merajalela di Kota Bima.
Salah seorang pengguna narkoba di wilayah Kelurahan Tanjung mengaku mengambil barang dari oknum etnis tersebut, bahkan aktivitas BD tersebut dilakukan sejak lama, bahkan dari beberapa pelaku Narkoba yang ditangkap oleh Buser selama ini, mengaku mengambil barang tersebut dari BD dimaksud.”Saya yakin polisi tau BD oknum etnis itu. Kenapa tidak ditangkap oleh polisi, silahkan wartawan tanyakan sama polisi saja,”tuturnya.
Oknum etnis itu kata sumber terpercaya ini mendapat keuntungan banyak dari hasil penjualan barang haram itu, bahkan bisa membeli mobil berganti-gantian. Kalaupun masyarakat melihat ada usaha lain yang terlihat, itu hanya kamuflase semata, sesungguhnya kegiatan yang menguntungkan baginya adalah dari hasil penjualan narkoba.”Sepanjang dia (oknum BD,red) itu tidak ditangkap, sepanjang itu pula narkoba semakin merajalela di Kota Bima ini,”ujarnya yakin.
Sumber ini meminta kepada Kapolres Bima Kota agar tidak tebang pilih dalam melakukan penangkapan penjual narkoba. Justeru yang ditangkap selama ini, lebih banyak kurirnya, sementara BD narkoba tidak disentuh oleh pihak kepolisian.”Intinya, jika BD itu tidak ditangkap, patut dipertanyakan kinerja polisi. Katanya, kalau Mul, Ari, Erwin ditangkap, narkoba semakin kurang, justeru semakin menjadi sekarang. Karena di lapangan nama-nama itu dikenal oleh pengguna narkoba dan polisi, sehingga polisi menangkapnya, sementara BD besar tidak ditangkap,”ungkapnya.
Sementara Kasat Narkoba Polres Bima Kota, AKP H.Taufik,SH yang hendak dikonfirmasi Minggu kemarin mengaku belum tahu soal informasi tersebut. Jika benar katanya, anggota buser harus mengambil sikap tegas.”Siapapun yang melakukan kejahatan narkoba, harus ditangkap, anggota di lapangan juga harus bersikap adil dalam penegakan hukum,”tegasnya singkat. (KS-017)
COMMENTS