Stan ini khusus memamerkan sejumlah batut akik asli yang berasal dari sekitar Gunung Tambora.
Semarak penyelenggaraan even peringatan dua abad meletusnya Gunung Tambora dengan tajuk Tambora Menyapa Dunia (TMD) juga ikut dirasakan masyarakat Kota Bima. Selain acara inti di lokasi Gunung Tambora, rangkaian acara lain juga digelar. Seperti di Kota Bima diadakan Pentas Seni dan Budaya serta Pameran Benda Museum.
![Stan Batu Akik Tambora Stan Batu Akik Tambora](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuSjT3MIqLPJ4WYJs-Vc47yg7H1WhWEigF7qrg9HHEfKQqppKLz9JCvYp40z2xTK9djswPBW0OlUbu5idbMvkonuZaVVm3pvlwDDZCh3iuc0bMMUwahWOCiE98fsIsVwfUMZZOYHWvTlMH/s1600/Stan+Batu+Akik+Tambora.jpg)
Stan Batu Akik Tambora
Dua item kegiatan itu digelar di tempat berdekatan selama tiga hari, yakni mulai 7 April hingga 9 April 2015. Pentas Seni dan Budaya digelar di Lapangan Serasuba sedangkan Pameran benda bersejarah di Halaman Museum ASI Mbojo. Dua kegiatan itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Itu terlihat, cukup banyaknya pengunjung yang datang untuk menyaksikan.
Namun, ada pemandangan menarik selama tiga hari digelar pameran benda bersejarah yang ditangani langsung Disbudpar Propinsi NTB itu. Dari sekitar belasan stan yang memamerkan berbagai macam benda kuno bersejarah, terdapat satu stan batu akik Tambora. Stan ini khusus memamerkan sejumlah batut akik asli yang berasal dari sekitar Gunung Tambora.
Karena saat ini demam batu akik masih melanda masyarakat hampir di seluruh Indonesia, stan dengan nama Wadu Doro Tambora ini jelas saja selalu dipadati pengunjung. Meski stan berukuran kecil, pusat perhatian pengunjung tertuju pada stan ini mengalahkan stan berisi pajangan benda bersejarah disekitarnya.
Seperti terlihat pada Rabu (7/3) malam. Stan yang digagas Tutu Kalate Grup ini tak pernah sepi pengunjung sejak mulai dibuka pada sore hari. Bahkan, pengunjung rela mengantri dan berdesakan hanya karena ingin melihat koleksi batu akik asal Tambora. Pengelola stan juga cukup kreatif karena tak sekedar memajang koleksi batu akik hasil olahan di dalam etalase.
Mereka juga memajang berbagai bongkahan batu akik yang belum diolah lengkap dengan nama. Batu yang dipamerkan seperti Pancawarna, Lumut, Badar, Fosil Feli, Shu Seky, Sarang Tawon, Kecubung, Badar Kecubung, dan Fosil Nagaswi. Tak hanya itu, hasil olahan batu akik yang sudah menjadi batu cincin juga dipasang menghiasi dahan pohon bonsai.
Rupanya, pengelola tak sekedar memajang. Memanfaatkan momen TMD, mereka juga menjual aneka batu akik dari Tambora itu kepada pengunjung yang tertarik untuk membeli. “Batu-batu yang dipamerkan cukup bagus dan beranekaragam. Apalagi batunya berasal dari Tambora sangat menarik perhatian pencinta batu,” kata Dedi salah satu pengunjung. (KS-13)
![Stan Batu Akik Tambora Stan Batu Akik Tambora](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuSjT3MIqLPJ4WYJs-Vc47yg7H1WhWEigF7qrg9HHEfKQqppKLz9JCvYp40z2xTK9djswPBW0OlUbu5idbMvkonuZaVVm3pvlwDDZCh3iuc0bMMUwahWOCiE98fsIsVwfUMZZOYHWvTlMH/s1600/Stan+Batu+Akik+Tambora.jpg)
Stan Batu Akik Tambora
Dua item kegiatan itu digelar di tempat berdekatan selama tiga hari, yakni mulai 7 April hingga 9 April 2015. Pentas Seni dan Budaya digelar di Lapangan Serasuba sedangkan Pameran benda bersejarah di Halaman Museum ASI Mbojo. Dua kegiatan itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Itu terlihat, cukup banyaknya pengunjung yang datang untuk menyaksikan.
Namun, ada pemandangan menarik selama tiga hari digelar pameran benda bersejarah yang ditangani langsung Disbudpar Propinsi NTB itu. Dari sekitar belasan stan yang memamerkan berbagai macam benda kuno bersejarah, terdapat satu stan batu akik Tambora. Stan ini khusus memamerkan sejumlah batut akik asli yang berasal dari sekitar Gunung Tambora.
Karena saat ini demam batu akik masih melanda masyarakat hampir di seluruh Indonesia, stan dengan nama Wadu Doro Tambora ini jelas saja selalu dipadati pengunjung. Meski stan berukuran kecil, pusat perhatian pengunjung tertuju pada stan ini mengalahkan stan berisi pajangan benda bersejarah disekitarnya.
Seperti terlihat pada Rabu (7/3) malam. Stan yang digagas Tutu Kalate Grup ini tak pernah sepi pengunjung sejak mulai dibuka pada sore hari. Bahkan, pengunjung rela mengantri dan berdesakan hanya karena ingin melihat koleksi batu akik asal Tambora. Pengelola stan juga cukup kreatif karena tak sekedar memajang koleksi batu akik hasil olahan di dalam etalase.
Mereka juga memajang berbagai bongkahan batu akik yang belum diolah lengkap dengan nama. Batu yang dipamerkan seperti Pancawarna, Lumut, Badar, Fosil Feli, Shu Seky, Sarang Tawon, Kecubung, Badar Kecubung, dan Fosil Nagaswi. Tak hanya itu, hasil olahan batu akik yang sudah menjadi batu cincin juga dipasang menghiasi dahan pohon bonsai.
Rupanya, pengelola tak sekedar memajang. Memanfaatkan momen TMD, mereka juga menjual aneka batu akik dari Tambora itu kepada pengunjung yang tertarik untuk membeli. “Batu-batu yang dipamerkan cukup bagus dan beranekaragam. Apalagi batunya berasal dari Tambora sangat menarik perhatian pencinta batu,” kata Dedi salah satu pengunjung. (KS-13)
COMMENTS