Disbudpar Kota Bima menyelenggarakan kegiatan pelatihan alat musik tradisional Rebana Hadrah tingkat Kota Bima.
Kota Bima, KS.- Sebagai bengutk kepedulian pada kesenian dan kebudayaan daerah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bima menyelenggarakan kegiatan pelatihan alat musik tradisional Rebana Hadrah tingkat Kota Bima. Kegiatan ini di Aula SMK Negeri 3 Kota Bima, Selasa (17/5). Bertujuan untuk menjaga dan melestarikan budaya masyarakat Kota Bima
Ilustrasi rebana
Kabid Kebudayaan dan Pariwisata kota Bima, Sunarti, S.Sos, MS mengatakan, kegiatan itu baru pertama kali diadakan dengan jumlah peserta 50 orang. Mereka berasal dari grup madrasah massal dari perwakilan Pondok Pesantren Al khusayni 10 orang dan Pondok Pesantren Darul Furqan 10 orang. Sedangkan grup hadrah klasik dari perwakilan Kelurahan Jatiwangi 10 orang, Kelurahan Kendo 10 orang dan Kelurahan Sadia 10 orang.
Menurutnya, alat musik rebana hadrah merupakan tonggak kesenian musik bernuansa Islam dan mempunyai peranan dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup kita. “Kegiatan seperti ini akan mendorong masyarakat Kota Bima untuk mengkerpesikan budaya keseniaannya,” kata dia.
Apalagi menurutnya, di tengah maraknya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia, melalui cara cara tertentu membuat dampak positif dan dampak negatif sendiri bagi kehidupan masyarakat. Terutama terhadap bidang kebudayaan dan kesenian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka pembangunan daerah perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengem¬bangan kesenian tradisonal yang mampu melahirkan nilai tambah kultural. Sehingga keseimbangan pembangunan daerah dapat berjalan secara efektif baik dari segi sosial, ekonomi, politik, maupun budaya dan kesenian.
Kepala Disbudpar Kota Bima, Drs. H. Sukri, M.Si memaparkan, kesenian dan kebudayaan lokal yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Maksud dan tujuan kegiatan seperti ini diharapkan dapat mendorong minat masyarakat, generasi, muda untuk mengenal, memahami, menghargai seni dan budaya. Serta merasakan sebagai bagian dari kehidupannya. Selain itu, mencari bakat-bakat generasi unggulan, khususnya generasi hadrah.
“Pelatihan juga bertujuan untuk memasyarakatkan kesenian dan budaya hadrah di kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Pelestarian budaya dan kesenian harus berawal dari kegiatan-kegiatan seperti ini, agar masyarakat mengenal dan mengetahuai akar kesenian budayanya,” tuturnya. (KS-18)
Ilustrasi rebana
Kabid Kebudayaan dan Pariwisata kota Bima, Sunarti, S.Sos, MS mengatakan, kegiatan itu baru pertama kali diadakan dengan jumlah peserta 50 orang. Mereka berasal dari grup madrasah massal dari perwakilan Pondok Pesantren Al khusayni 10 orang dan Pondok Pesantren Darul Furqan 10 orang. Sedangkan grup hadrah klasik dari perwakilan Kelurahan Jatiwangi 10 orang, Kelurahan Kendo 10 orang dan Kelurahan Sadia 10 orang.
Menurutnya, alat musik rebana hadrah merupakan tonggak kesenian musik bernuansa Islam dan mempunyai peranan dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup kita. “Kegiatan seperti ini akan mendorong masyarakat Kota Bima untuk mengkerpesikan budaya keseniaannya,” kata dia.
Apalagi menurutnya, di tengah maraknya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia, melalui cara cara tertentu membuat dampak positif dan dampak negatif sendiri bagi kehidupan masyarakat. Terutama terhadap bidang kebudayaan dan kesenian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka pembangunan daerah perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengem¬bangan kesenian tradisonal yang mampu melahirkan nilai tambah kultural. Sehingga keseimbangan pembangunan daerah dapat berjalan secara efektif baik dari segi sosial, ekonomi, politik, maupun budaya dan kesenian.
Kepala Disbudpar Kota Bima, Drs. H. Sukri, M.Si memaparkan, kesenian dan kebudayaan lokal yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Maksud dan tujuan kegiatan seperti ini diharapkan dapat mendorong minat masyarakat, generasi, muda untuk mengenal, memahami, menghargai seni dan budaya. Serta merasakan sebagai bagian dari kehidupannya. Selain itu, mencari bakat-bakat generasi unggulan, khususnya generasi hadrah.
“Pelatihan juga bertujuan untuk memasyarakatkan kesenian dan budaya hadrah di kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Pelestarian budaya dan kesenian harus berawal dari kegiatan-kegiatan seperti ini, agar masyarakat mengenal dan mengetahuai akar kesenian budayanya,” tuturnya. (KS-18)
COMMENTS