Ironisnya, dua dari 63 siswa itu tidak hadir lantaran karena alasan sudah menikah diusia yang masih belia. Sementara sisanya, didominasi karena tanpa keterangan.
Pada hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP dan MTs, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima mencatat sebanyak 63 siswa tidak ikut ujian. Ironisnya, dua dari 63 siswa itu tidak hadir lantaran karena alasan sudah menikah diusia yang masih belia. Sementara sisanya, didominasi karena tanpa keterangan.
Ilustrasi Ujian Nasional (UN)
“Dua siswa yang menikah itu berasal dari SMP Negeri 10 Kota Bima. Berdasarkan laporan dari pihak sekolah, mereka memang menikah jauh sebelum ujian dilaksanakan dan sudah memutuskan keluar dari sekolah,” ungkap Sekretaris Dinas Dikpora Kota Bima, Drs H Moh. Yamin, MSi kepada wartawan, Kamis (7/5) pagi di ruang kerjanya.
Adapun rincian siswa yang tak mengikuti UN jelas Yamin, tersebar pada sejumlah sekolah. Yakni sebanyak pada SMPN 8 dua orang, SMPN 13 satu orang, SMPN 10 dua orang, SMP Muhammadiyah 17 orang, SMP Satap Al Ikhwan 11 orang, SMP Terpadu Imam Syafi’i satu orang, SMPN 14 enam orang, SMPN 9 tiga orang, SMP Darul Furqan empat orang, SMPN 5 satu orang, SMPN 15 satu orang, SMPN 6 tiga orang, SMPN 7 tiga orang, SMPN 11 dua orang, MTs Muhammadiyah satu orang, MTs Al Ikhlas tiga orang dan MTs Hamzanwadi dua orang.
“Pada tahun ini, siswa SMP dan MTs yang menjadi peserta UN sebanyak 3022. Karena ada 63 siswa yang tidak mengikuti UN, otomatis kita tidak mencapai angka kelulusan 100 persen,” ujarnya.
Yamin mengaku, berbagai upaya telah dilakukan untuk memastikan semua siswa hadir mengikuti UN. Seperti, pihak sekolah mendatangi langsung rumah siswa dan berkoordinasi dengan orangtua mereka. Namun upaya itu belum membuahkan hasil. Dari 63 siswa, hanya satu dengan keterangan jelas karena sakit. Sementara sebagian besar siswa memang sudah acuh tak acuh untuk sekolah.
“Bahkan, salah satu orangtua siswa di SMPN 8 yang kita datangi tak mampu lagi mengarahkan anaknya dan menandatangani surat penguduran diri,” bebernya.
Meski begitu, pihaknya tetap memberikan kesempatan kepada siswa yang absen UN untuk mengikuti ujian susulan dan ujian kesetaraan Paket B. Awalnya, ujian susulan dikhususkan bagi siswa dengan keterangan sakit atau berhalangan dengan dasar jelas. Namun karena UN tak lagi menjadi ukuran kelulusan, ujian susulan bisa diikuti semua siswa asal hadir pada saat ujian berlangsung.
“Ujian susulan akan dilaksanakan mulai 11 Mei hingga 14 Mei 2015 mendatang. Kami berharap, kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh siswa yang absen untuk ikut ujian,” harapnya.
Yamin menambahkan, pelaksanakaan UN selama empat hari berlangsung lancar tanpa kendala. Para siswa dalam mengerjakan soal juga nampak tenang dan tidak terbebani lagi. Kondisi itu berbeda seperti tahun lalu, karena UN menjadi penentu kelulusan siswa. Tapi tahun ini, kelulusan ditentukan pihak sekolah masing-masing. Terkait dengan pengamanan, Ia memastikan selama penyimpanan dan pendistribusian soal selalu dikawal aparat Kepolisian. “Kita pastikan aman dan tidak ada kebocoran soal,” tegasnya. (KS-13)
Ilustrasi Ujian Nasional (UN)
“Dua siswa yang menikah itu berasal dari SMP Negeri 10 Kota Bima. Berdasarkan laporan dari pihak sekolah, mereka memang menikah jauh sebelum ujian dilaksanakan dan sudah memutuskan keluar dari sekolah,” ungkap Sekretaris Dinas Dikpora Kota Bima, Drs H Moh. Yamin, MSi kepada wartawan, Kamis (7/5) pagi di ruang kerjanya.
Adapun rincian siswa yang tak mengikuti UN jelas Yamin, tersebar pada sejumlah sekolah. Yakni sebanyak pada SMPN 8 dua orang, SMPN 13 satu orang, SMPN 10 dua orang, SMP Muhammadiyah 17 orang, SMP Satap Al Ikhwan 11 orang, SMP Terpadu Imam Syafi’i satu orang, SMPN 14 enam orang, SMPN 9 tiga orang, SMP Darul Furqan empat orang, SMPN 5 satu orang, SMPN 15 satu orang, SMPN 6 tiga orang, SMPN 7 tiga orang, SMPN 11 dua orang, MTs Muhammadiyah satu orang, MTs Al Ikhlas tiga orang dan MTs Hamzanwadi dua orang.
“Pada tahun ini, siswa SMP dan MTs yang menjadi peserta UN sebanyak 3022. Karena ada 63 siswa yang tidak mengikuti UN, otomatis kita tidak mencapai angka kelulusan 100 persen,” ujarnya.
Yamin mengaku, berbagai upaya telah dilakukan untuk memastikan semua siswa hadir mengikuti UN. Seperti, pihak sekolah mendatangi langsung rumah siswa dan berkoordinasi dengan orangtua mereka. Namun upaya itu belum membuahkan hasil. Dari 63 siswa, hanya satu dengan keterangan jelas karena sakit. Sementara sebagian besar siswa memang sudah acuh tak acuh untuk sekolah.
“Bahkan, salah satu orangtua siswa di SMPN 8 yang kita datangi tak mampu lagi mengarahkan anaknya dan menandatangani surat penguduran diri,” bebernya.
Meski begitu, pihaknya tetap memberikan kesempatan kepada siswa yang absen UN untuk mengikuti ujian susulan dan ujian kesetaraan Paket B. Awalnya, ujian susulan dikhususkan bagi siswa dengan keterangan sakit atau berhalangan dengan dasar jelas. Namun karena UN tak lagi menjadi ukuran kelulusan, ujian susulan bisa diikuti semua siswa asal hadir pada saat ujian berlangsung.
“Ujian susulan akan dilaksanakan mulai 11 Mei hingga 14 Mei 2015 mendatang. Kami berharap, kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh siswa yang absen untuk ikut ujian,” harapnya.
Yamin menambahkan, pelaksanakaan UN selama empat hari berlangsung lancar tanpa kendala. Para siswa dalam mengerjakan soal juga nampak tenang dan tidak terbebani lagi. Kondisi itu berbeda seperti tahun lalu, karena UN menjadi penentu kelulusan siswa. Tapi tahun ini, kelulusan ditentukan pihak sekolah masing-masing. Terkait dengan pengamanan, Ia memastikan selama penyimpanan dan pendistribusian soal selalu dikawal aparat Kepolisian. “Kita pastikan aman dan tidak ada kebocoran soal,” tegasnya. (KS-13)
COMMENTS