Informasi beras sintetis atau beras plastik yang ditemukan di daerah Bogor dan Bekasi beberapa waktu lalu membuat warga Kabupaten Bima cemas.
Bima, KS.- Informasi beras sintetis atau beras plastik yang ditemukan di daerah Bogor dan Bekasi beberapa waktu lalu membuat warga Kabupaten Bima cemas. Warga menguatirkan beras oplosan berbahaya itu sudah beredar luas di Bima dan tidak diketahui selama ini. Karenanya, Anggota DPRD Kabupaten Bima, Ir. Syuryadin, meminta kepada Pemerintah (Pemkab) Bima segara turun tangan melakukan operasi pasar demi menjamin kesehatan masyarakat.
Ilustrasi Beras
“Mewakili masyarakat, saya minta kepada Pemerintah Kabupaten Bima untuk segara mengantisipasi terkait beredarnya beras plastis, dengan melakukan operasi pasar di beberapa titik pasar di Bima,” katanya saat dihubungi melalui telepon seluler beberapa waktu lalu.
Menurut Duta Partai Golkar ini, walaupun hingga saat ini belum ada kabar beras plastik sudah beredar di Bima, namun sebagai langkah antisipasi harus dikedepankan untuk pencegahan agar tidak masuk di Bima. ”Kami di Dewan belum menerima laporan secara tertulis maupun secara lisan mengenai adanya beras plastik ini. Namun karena adanya isu dan kekhawatiran dari warga, kami pun harus mendorong dinas terkait untuk turun lapangan sebagai langkah pencegahan,” imbuhnya.
Beras plastik kata dia, sudah menjadi isu nasional sehingga sewajarnya Legislatif mendorong dinas terkait, diantaranya Disperindag Kabupaten Bima dan Dinas Pertanian dan Holtikultura untuk segera bertindak. ”Kedua Dinas ini harus memberikan kepastian kepada publik terkait peredaran beras plastis ini,” pintanya.
Merespon permintaan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima melalui Dinas perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) berjanji dalam waktu dekat akan segera turun lapangan terkait beras plastik ini. Gerak cepat Pemkab BIma ini sebagai upaya untuk meyakinkan kepada masyarakat Kabupaten Bima bahwa tidak ada beras plastik di Bima. ”Kami sudah mendapatkan informasi terkait peredaran beras plastik itu, namun itu terjadi di Pulau Jawa. Namun kami tetap turun lapangan untuk memastikan tidak adanya beras plastik di Bima,” kata Kepala Disperindag Kabupaten Bima melalui Kasi Kemintraan Bidang perdagangan Kabupaten Bima, Nursuhaimi diwawancara di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Disperindag terangnya, dalam melakukan monitoring tidak perlu menunggu instruksi atau surat dari Pemerintah Pusat maupun Provinsi, karena isu tersebut sudah mencuat di media nasional, baik cetak maupun elektronik. Langkah monitoring dilakukan sebagai langkah serius pemerintah dalam merespon isu yang meresahkan masyarakat. Untuk meyakinkan semua itu, harus dengan sampel yang teruji agar bisa diketahui. ”Tapi kami yakin, sangat sulit beras plastik masuk di bima, karena 90 persen masyarakat Kabupaten Bima merupakan petani dan di rumah mereka masing-masing nemiliki stok gabah dan beras,” imbuhnya.
Dalam agenda turun lapangan nantinya lanjut dia, pihaknya tidak hanya melakukan cek beras plastis, tapi isu terkait telur palsu juga menjadi agenda penting untuk dipastikan kebenarannya. Ia menghimbau kepada masyarakat agar tidak tergiur dengan harga telur yang murah, tapi harus teliti dengan cermat agar tidak membeli telur palsu. ”Pembeli harus teliti, jangan tergiur denga harga murah, itu demi kesehatan kita semua,” terangnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Holtikultura, Ir. Muhamad Tayeb yang di konfirmasi Via Telephone mengaku, sedang berada di Mataram dalam melakukan rapat koordinasi dengan pihak Diskoperindag Propinsi NTB. Selain membicarakan agenda penting lainnya, dalam rapat itu juga membicarakan masalah isu beredarnya beras plastik. ”Kami di Mataram juga membicarakan masalah isu beras plastik,” akunya.
Dalam rapat itu katanya, Disperindag Propinsi NTB meminta kepadanya agar turun bersama Disperindag Kabupaten Bima ke lapangan guna melakukan monitoring terkait isu beras plastik. Karena kedua dinas ini dianggap berpengruh dalam mencegah masuknya beras plastik di wilayah Kabupaten Bima. ”Dalam rapat itu, kami diminta untuk segara menindak lanjuti isu beredarnya plastik di Bima,” pintanya.
Namun menurutnya, sangat kecil kemungkinan beras plastik masuk di wilayah Bima. Karena beras di Bima mengalami kelebihan stok alias surplus beras sebanyak ratusan ribu ton. ”Tapi kami tetap turun ke pasar-pasar untuk memastikan tidak adanya beras plastik,” imbuhnya. (KS-17)
Ilustrasi Beras
“Mewakili masyarakat, saya minta kepada Pemerintah Kabupaten Bima untuk segara mengantisipasi terkait beredarnya beras plastis, dengan melakukan operasi pasar di beberapa titik pasar di Bima,” katanya saat dihubungi melalui telepon seluler beberapa waktu lalu.
Menurut Duta Partai Golkar ini, walaupun hingga saat ini belum ada kabar beras plastik sudah beredar di Bima, namun sebagai langkah antisipasi harus dikedepankan untuk pencegahan agar tidak masuk di Bima. ”Kami di Dewan belum menerima laporan secara tertulis maupun secara lisan mengenai adanya beras plastik ini. Namun karena adanya isu dan kekhawatiran dari warga, kami pun harus mendorong dinas terkait untuk turun lapangan sebagai langkah pencegahan,” imbuhnya.
Beras plastik kata dia, sudah menjadi isu nasional sehingga sewajarnya Legislatif mendorong dinas terkait, diantaranya Disperindag Kabupaten Bima dan Dinas Pertanian dan Holtikultura untuk segera bertindak. ”Kedua Dinas ini harus memberikan kepastian kepada publik terkait peredaran beras plastis ini,” pintanya.
Merespon permintaan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima melalui Dinas perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) berjanji dalam waktu dekat akan segera turun lapangan terkait beras plastik ini. Gerak cepat Pemkab BIma ini sebagai upaya untuk meyakinkan kepada masyarakat Kabupaten Bima bahwa tidak ada beras plastik di Bima. ”Kami sudah mendapatkan informasi terkait peredaran beras plastik itu, namun itu terjadi di Pulau Jawa. Namun kami tetap turun lapangan untuk memastikan tidak adanya beras plastik di Bima,” kata Kepala Disperindag Kabupaten Bima melalui Kasi Kemintraan Bidang perdagangan Kabupaten Bima, Nursuhaimi diwawancara di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Disperindag terangnya, dalam melakukan monitoring tidak perlu menunggu instruksi atau surat dari Pemerintah Pusat maupun Provinsi, karena isu tersebut sudah mencuat di media nasional, baik cetak maupun elektronik. Langkah monitoring dilakukan sebagai langkah serius pemerintah dalam merespon isu yang meresahkan masyarakat. Untuk meyakinkan semua itu, harus dengan sampel yang teruji agar bisa diketahui. ”Tapi kami yakin, sangat sulit beras plastik masuk di bima, karena 90 persen masyarakat Kabupaten Bima merupakan petani dan di rumah mereka masing-masing nemiliki stok gabah dan beras,” imbuhnya.
Dalam agenda turun lapangan nantinya lanjut dia, pihaknya tidak hanya melakukan cek beras plastis, tapi isu terkait telur palsu juga menjadi agenda penting untuk dipastikan kebenarannya. Ia menghimbau kepada masyarakat agar tidak tergiur dengan harga telur yang murah, tapi harus teliti dengan cermat agar tidak membeli telur palsu. ”Pembeli harus teliti, jangan tergiur denga harga murah, itu demi kesehatan kita semua,” terangnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Holtikultura, Ir. Muhamad Tayeb yang di konfirmasi Via Telephone mengaku, sedang berada di Mataram dalam melakukan rapat koordinasi dengan pihak Diskoperindag Propinsi NTB. Selain membicarakan agenda penting lainnya, dalam rapat itu juga membicarakan masalah isu beredarnya beras plastik. ”Kami di Mataram juga membicarakan masalah isu beras plastik,” akunya.
Dalam rapat itu katanya, Disperindag Propinsi NTB meminta kepadanya agar turun bersama Disperindag Kabupaten Bima ke lapangan guna melakukan monitoring terkait isu beras plastik. Karena kedua dinas ini dianggap berpengruh dalam mencegah masuknya beras plastik di wilayah Kabupaten Bima. ”Dalam rapat itu, kami diminta untuk segara menindak lanjuti isu beredarnya plastik di Bima,” pintanya.
Namun menurutnya, sangat kecil kemungkinan beras plastik masuk di wilayah Bima. Karena beras di Bima mengalami kelebihan stok alias surplus beras sebanyak ratusan ribu ton. ”Tapi kami tetap turun ke pasar-pasar untuk memastikan tidak adanya beras plastik,” imbuhnya. (KS-17)
COMMENTS