Lantaran menjadi tempat digelarnya pesta minuman keras dan maksiat, Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bima dibakar sejumlah warga.
Bima, KS.- Lantaran menjadi tempat digelarnya pesta minuman keras dan maksiat, Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bima dibakar sejumlah warga. Kantor yang beramat di Desa Sanolo Kecamatan Bolo itu menjadi sasaran penyerangan warga yang datang dari sejumlah perkampungan terdekat. Warga mengaku kesal karena kantor partai politik yang cukup jauh dari pemukiman itu tidak menghargai bulan puasa. Peristiwa itu terjadi pada Jum’at (26/6) sekitar pukul 01.00 Wita dinihari.
Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bima dibakar sejumlah warga
Aksi penyerangan terhadap kantor yang diketahui aset milik Nurdin Amin alias Digo, Anggota DPRD Kabupaten Bima dari PDI Perjuangan itu berlangsung singkat. Pantauan langsung koran ini, aksi penyerangan dan pembakaran dilakukan warga saat pesta miras sedang berlangsung dalam ruangan kantor PDI Perjuangan yang baru dibangun. Diiringi nyanyian dan musik biola, acara tersebut dihadiri sekitar 30 orang.
Mendengar lemparan batu, semua tamu yang hadir pada malam itu, termasuk Nurdin Amin keluar dan terkejut melihat banyaknya warga yang datang. Mereka pun lari berhamburan memasuki tambak Desa Sanolo sambil diteriaki warga. Setelah itu barulah warga melakukan pengrusakan dan pembakaran terhadap fasilitas yang ada dalam sekretariat. Termasuk kendaraan roda dua milik tamu ikut dirusak oleh warga yang kesal.
Untungnya, kemarahan warga mampu diredam setelah datang personil Kepolisian dari Polres Bima Kabupaten dan Polsek Bolo. Di lokasi kejadian, Kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti berupa minuman keras jenis bir dan fasilitas yang dirusak.
Menurut warga dilokasi kejadian, selama ini kantor setempat kerap digunakan untuk tempat hiburan meski di bulan ramadhan. Tak hanya sekedar dentuman suara orgen, minuman keras dan kumpul-kumpul bersama wanita juga kerap dilihat warga.
Hal itu memicu reaksi warga. Apalagi mengetahui kantor itu milik Anggota DPRD, amarah warga kian bertambah. “Selama ini kami hanya melihat dan menonton saja apa yang dilakukan Anggota DPRD Kabupaten Bima, Nurdin Amin yang juga Pengurus PDI Perjuangan. Sebagai wakil rakyat harusnya dia menjadi contoh bagi kami, bukan malah melakukan perbuatan tidak terpuji,” kata warga menyesalkan.
Karena sudah kerap kali berulang, Jum’at dinihari menjadi puncak. Karenanya, warga mengambil sikap untuk berkumpul dan menggrebek langsung pesta bertabur maksiat tersebut. “Kami sangat tidak setuju apa yang dilakukan oleh Nurdin Amin karena kami di Desa Sanolo ini adalah warga yang agamais,” kata warga lainnya.
Nurdin Amin, yang didatangi wartawan di kediamannya di Desa Leu Kecamatan bolo Jumat (27/6) pagi sebanyak dua kali tidak berada ditempat. Kediamannya tampak tertutup dan sepi. Begitupun dihubungi melalui handphonenya tidak direspon.
Sementara itu, Kapolsek Bolo, IPTU M Nuh saat dikonfirmasi membenarkan insiden penyerangan warga terhadap Kantor PDI Perjuangan di Desa Sanolo. Agar tidak berlanjut, Ia meminta kepada warga agar dapat menahan diri tidak berbuat anarkis dan menyerahkan kepada Kepolisian segala berkaitan dengan proses hukum. Apalagi, saat ini bulan ramadhan sudah seharusnya semua pihak bisa menahan diri dari segala perbuatan merusak.
Kapolsek mengaku, telah mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian sebagai bahan penyelidikan. Pihaknya berjanji akan memproses masalah tersebut sesuai aturan hukum berlaku, tanpa memandang status orang yang terlibat. “Sampai sejau ini Nurdin Amin, SH belum bisa kami hubungi. Kalaupun kami bisa dihubungi, persoalan hukum tetap kami lanjutkan. Dan semua barang bukti, berupa bir bintang, bawang merah, kendaraan roda dua telah kami amankan di Kantor Polres,” tuturnya.
Ketua LSM Gerakan Bongkar Masalah dan Korupsi (Gembok) NTB, Ilyas SH meminta Kepolisian bertindak tegas terhadap siapapun terlibat dalam pesta bertabur maksiat di Kantor PDI Perjuangan tersebut. “Hal ini tidak boleh dibiarkan karena sudah melanggar etika dan norma hukum yang berlaku. Saya atas nama warga Desa Sanolo meminta Kapolres agar memproses hukum saudara Nurdin Amin yang bertanggung jawab terhadap pesta itu,” tegasnya.
Ia bersama LSM lainnya di Kabupaten Bima dan warga akan mengawasi proses hukum kasus tersebut agar ditindak secara serius. “Kami akan laporkan juga pada Dewan Kehormatan DPRD Kabupaten Bima, Propinsi sampai ke Pusat terkait ulah Nurdin ini dengan bukti-bukti yang ada pada kepolisian dan warga,” ujarnya. (KS-11)
Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bima dibakar sejumlah warga
Aksi penyerangan terhadap kantor yang diketahui aset milik Nurdin Amin alias Digo, Anggota DPRD Kabupaten Bima dari PDI Perjuangan itu berlangsung singkat. Pantauan langsung koran ini, aksi penyerangan dan pembakaran dilakukan warga saat pesta miras sedang berlangsung dalam ruangan kantor PDI Perjuangan yang baru dibangun. Diiringi nyanyian dan musik biola, acara tersebut dihadiri sekitar 30 orang.
Mendengar lemparan batu, semua tamu yang hadir pada malam itu, termasuk Nurdin Amin keluar dan terkejut melihat banyaknya warga yang datang. Mereka pun lari berhamburan memasuki tambak Desa Sanolo sambil diteriaki warga. Setelah itu barulah warga melakukan pengrusakan dan pembakaran terhadap fasilitas yang ada dalam sekretariat. Termasuk kendaraan roda dua milik tamu ikut dirusak oleh warga yang kesal.
Untungnya, kemarahan warga mampu diredam setelah datang personil Kepolisian dari Polres Bima Kabupaten dan Polsek Bolo. Di lokasi kejadian, Kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti berupa minuman keras jenis bir dan fasilitas yang dirusak.
Menurut warga dilokasi kejadian, selama ini kantor setempat kerap digunakan untuk tempat hiburan meski di bulan ramadhan. Tak hanya sekedar dentuman suara orgen, minuman keras dan kumpul-kumpul bersama wanita juga kerap dilihat warga.
Hal itu memicu reaksi warga. Apalagi mengetahui kantor itu milik Anggota DPRD, amarah warga kian bertambah. “Selama ini kami hanya melihat dan menonton saja apa yang dilakukan Anggota DPRD Kabupaten Bima, Nurdin Amin yang juga Pengurus PDI Perjuangan. Sebagai wakil rakyat harusnya dia menjadi contoh bagi kami, bukan malah melakukan perbuatan tidak terpuji,” kata warga menyesalkan.
Karena sudah kerap kali berulang, Jum’at dinihari menjadi puncak. Karenanya, warga mengambil sikap untuk berkumpul dan menggrebek langsung pesta bertabur maksiat tersebut. “Kami sangat tidak setuju apa yang dilakukan oleh Nurdin Amin karena kami di Desa Sanolo ini adalah warga yang agamais,” kata warga lainnya.
Nurdin Amin, yang didatangi wartawan di kediamannya di Desa Leu Kecamatan bolo Jumat (27/6) pagi sebanyak dua kali tidak berada ditempat. Kediamannya tampak tertutup dan sepi. Begitupun dihubungi melalui handphonenya tidak direspon.
Sementara itu, Kapolsek Bolo, IPTU M Nuh saat dikonfirmasi membenarkan insiden penyerangan warga terhadap Kantor PDI Perjuangan di Desa Sanolo. Agar tidak berlanjut, Ia meminta kepada warga agar dapat menahan diri tidak berbuat anarkis dan menyerahkan kepada Kepolisian segala berkaitan dengan proses hukum. Apalagi, saat ini bulan ramadhan sudah seharusnya semua pihak bisa menahan diri dari segala perbuatan merusak.
Kapolsek mengaku, telah mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian sebagai bahan penyelidikan. Pihaknya berjanji akan memproses masalah tersebut sesuai aturan hukum berlaku, tanpa memandang status orang yang terlibat. “Sampai sejau ini Nurdin Amin, SH belum bisa kami hubungi. Kalaupun kami bisa dihubungi, persoalan hukum tetap kami lanjutkan. Dan semua barang bukti, berupa bir bintang, bawang merah, kendaraan roda dua telah kami amankan di Kantor Polres,” tuturnya.
Ketua LSM Gerakan Bongkar Masalah dan Korupsi (Gembok) NTB, Ilyas SH meminta Kepolisian bertindak tegas terhadap siapapun terlibat dalam pesta bertabur maksiat di Kantor PDI Perjuangan tersebut. “Hal ini tidak boleh dibiarkan karena sudah melanggar etika dan norma hukum yang berlaku. Saya atas nama warga Desa Sanolo meminta Kapolres agar memproses hukum saudara Nurdin Amin yang bertanggung jawab terhadap pesta itu,” tegasnya.
Ia bersama LSM lainnya di Kabupaten Bima dan warga akan mengawasi proses hukum kasus tersebut agar ditindak secara serius. “Kami akan laporkan juga pada Dewan Kehormatan DPRD Kabupaten Bima, Propinsi sampai ke Pusat terkait ulah Nurdin ini dengan bukti-bukti yang ada pada kepolisian dan warga,” ujarnya. (KS-11)
COMMENTS