Kepolisian Resort Bima Kota dan Satuan Brimob Detasemen A Bima diharapkan mengambil hikmah atas ketegangan yang terjadi antar dua satuan beberapa waktu lalu.
Kota Bima, KS.- Kepolisian Resort Bima Kota dan Satuan Brimob Detasemen A Bima diharapkan mengambil hikmah atas ketegangan yang terjadi antar dua satuan beberapa waktu lalu. Sebab dari setiap peristiwa apapun, pasti ada hikmah yang bisa dipetik untuk bisa terus mengevaluasi dan memperbaiki diri. Demikian disampaikan Anggota DPRD Kota Bima, Dedy Mawardi, kemarin.
Dedy menilai, insiden itu terjadi karena masalah sepele. Bermula saat Satuan Lantas Polres Bima Kota menggelar razia. Jika saja terjadi komunikasi yang elegan saat itu, semua pasti bisa diselesaikan dengan baik. Tidak muncul insiden yang memalukan itu.
Tapi, kata duta Partai Hanura tersebut, semua telah terjadi dan berlalu. Yang bertindak arogan pun sudah diproses dan akan menerima sanksi dari satuannya. Namun yang terpenting, ada hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa tersebut. Yang selama ini mungkin diabaikan, padahal penting.
"Hikmah yang saya maksud, karena razia yang menjadi sumber masalah saat itu, kini harus benar-benar dijalankan dengan baik. Razia kalau bisa selalu melibatkan pihak lain dalam bentuk gabungan. Tidak saja Samsat dan Dinas Perhubungan, tapi Brimob dan TNI juga harus dilibatkan," katanya.
Menurutnya, perlunya melibatkan Brimob dan TNI, agar saat pengguna jalan dari satuan TNI dan Brimob terjaring razia, yang bersangkutan tidak bertindak seenaknya. Keberadaan personil Brimob dan TNI dalam Razia gabungan, bisa langsung mengambil sikap dan memberi tindakan. "Selama ini Oknum aparat selain Polisi yang terjaring razia, acapkali melawan petugas razia. Padahal perilaku berlalu lintasnya jelas melanggar. Nah, dengan keberadaan TNI dan Brimob dalam razia gabungan, potensi insiden serupa seperti sebelumnya, bisa diminimalisir," jelasnya.
Ia juga berharap kepada Kapolres Bima Kota yang baru, yang dalam waktu dekat akan segera bertugas di Bima untuk lebih berperan aktif mengontrol kinerja anak buahnya. Demikian halnya dengan Kasubden Brimob Detasemen A Bima juga bisa melakukan hal yang sama, agar saat dilapangan masing-masing anak buahnya bisa bekerja sama dengan baik dan menunjung tinggi nama baik institusi Polri. (KS-13)
Dedy menilai, insiden itu terjadi karena masalah sepele. Bermula saat Satuan Lantas Polres Bima Kota menggelar razia. Jika saja terjadi komunikasi yang elegan saat itu, semua pasti bisa diselesaikan dengan baik. Tidak muncul insiden yang memalukan itu.
Tapi, kata duta Partai Hanura tersebut, semua telah terjadi dan berlalu. Yang bertindak arogan pun sudah diproses dan akan menerima sanksi dari satuannya. Namun yang terpenting, ada hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa tersebut. Yang selama ini mungkin diabaikan, padahal penting.
"Hikmah yang saya maksud, karena razia yang menjadi sumber masalah saat itu, kini harus benar-benar dijalankan dengan baik. Razia kalau bisa selalu melibatkan pihak lain dalam bentuk gabungan. Tidak saja Samsat dan Dinas Perhubungan, tapi Brimob dan TNI juga harus dilibatkan," katanya.
Menurutnya, perlunya melibatkan Brimob dan TNI, agar saat pengguna jalan dari satuan TNI dan Brimob terjaring razia, yang bersangkutan tidak bertindak seenaknya. Keberadaan personil Brimob dan TNI dalam Razia gabungan, bisa langsung mengambil sikap dan memberi tindakan. "Selama ini Oknum aparat selain Polisi yang terjaring razia, acapkali melawan petugas razia. Padahal perilaku berlalu lintasnya jelas melanggar. Nah, dengan keberadaan TNI dan Brimob dalam razia gabungan, potensi insiden serupa seperti sebelumnya, bisa diminimalisir," jelasnya.
Ia juga berharap kepada Kapolres Bima Kota yang baru, yang dalam waktu dekat akan segera bertugas di Bima untuk lebih berperan aktif mengontrol kinerja anak buahnya. Demikian halnya dengan Kasubden Brimob Detasemen A Bima juga bisa melakukan hal yang sama, agar saat dilapangan masing-masing anak buahnya bisa bekerja sama dengan baik dan menunjung tinggi nama baik institusi Polri. (KS-13)
COMMENTS