LPKPM akan menggelar kegiatan seminar sehari sekaligus acara buka bersama para peserta seminar pada Hari Senin (29/06) di Meeting Room Hotel Camelia Bima.
Bima, KS.- Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada Tanggal 5 Juni lalu, Lembaga Pengembangan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat (LPKPM) akan menggelar kegiatan seminar sehari sekaligus acara buka bersama para peserta seminar pada Hari Senin (29/06) di Meeting Room Hotel Camelia Bima.
Ilustrasi
Direktur LPKPM Bima, Ihsan Iskandar mengatakan, Kendati momen hari lingkungan hidup telah lewat 24 hari yang lalu, namun belakangan ini permasalahan yang berkaitan dengan konflik pertambangan dan sengketa agraria yang ada di Kabupaten Bima semakin menyeruak. Kampanye tolak tambang di Kecamatan Parado Kabupaten Bima yang berakhir tragis dengan terbunuhnya seorang staf desa, menambah panjang daftar konflik sosial akibat dampak isue dan aktivitas pertambangan.
Belum lagi kata Ihsan, masalah lingkungan hidup lain yang merembet pada sengketa agraria antara masyarakat, pembuat kebijakan dan investor sebagaimana yg menyeruak beberapa hari terakhir dalam aksi massa dan berita dimedia massa. “Sepertinya, masalah sosial akibat dampak masalah investasi pertambangan dan lingkungan hidup tetap akan menjadi permaslahan sosial yang serius di kota maupun di Kabupaten Bima.
Oleh karenanya sambung dia, LPKPM coba menggelar seminar sehari dalam merefleksikan hari lingkungan hidup seduania, dalam seminar yang bertema "Menelisik akar konflik sosial berlatar belakang pertambangan di Bima ; upaya pencegahan dan solusinya".
Rencananya, kegiatan tersebut akan dihadiri oleh sejumlah organisasi sosial, lingkungan hidup dan organisasi kepemudaan di kota dan kabupaten bima. Sementara sebagai pembicara, LPKPM telah mengundang kepala dinas pertambangan dan energi kabupaten bima, akademisi dan Komisi III DPRD kabupaten bima.
“Harapannya, dari kegiatan tersebut, akan banyak solusi dari rangkaian diskusi berbagai elemen dalam seminar tersebut, hingga mampu memberikan kontribusi positif bagi berbagai persoalan sosial dalam permaslahan tambang di kota maupun di Kabupaten Bima,” pungkasnya. (KS-13)
Ilustrasi
Direktur LPKPM Bima, Ihsan Iskandar mengatakan, Kendati momen hari lingkungan hidup telah lewat 24 hari yang lalu, namun belakangan ini permasalahan yang berkaitan dengan konflik pertambangan dan sengketa agraria yang ada di Kabupaten Bima semakin menyeruak. Kampanye tolak tambang di Kecamatan Parado Kabupaten Bima yang berakhir tragis dengan terbunuhnya seorang staf desa, menambah panjang daftar konflik sosial akibat dampak isue dan aktivitas pertambangan.
Belum lagi kata Ihsan, masalah lingkungan hidup lain yang merembet pada sengketa agraria antara masyarakat, pembuat kebijakan dan investor sebagaimana yg menyeruak beberapa hari terakhir dalam aksi massa dan berita dimedia massa. “Sepertinya, masalah sosial akibat dampak masalah investasi pertambangan dan lingkungan hidup tetap akan menjadi permaslahan sosial yang serius di kota maupun di Kabupaten Bima.
Oleh karenanya sambung dia, LPKPM coba menggelar seminar sehari dalam merefleksikan hari lingkungan hidup seduania, dalam seminar yang bertema "Menelisik akar konflik sosial berlatar belakang pertambangan di Bima ; upaya pencegahan dan solusinya".
Rencananya, kegiatan tersebut akan dihadiri oleh sejumlah organisasi sosial, lingkungan hidup dan organisasi kepemudaan di kota dan kabupaten bima. Sementara sebagai pembicara, LPKPM telah mengundang kepala dinas pertambangan dan energi kabupaten bima, akademisi dan Komisi III DPRD kabupaten bima.
“Harapannya, dari kegiatan tersebut, akan banyak solusi dari rangkaian diskusi berbagai elemen dalam seminar tersebut, hingga mampu memberikan kontribusi positif bagi berbagai persoalan sosial dalam permaslahan tambang di kota maupun di Kabupaten Bima,” pungkasnya. (KS-13)
COMMENTS