Melambungnya harga bibit bawang merah saat ini, tidak membuat masyarakat Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima mengurungkan niatnya untuk bercocok tanam.
Bima, KS.- Melambungnya harga bibit bawang merah saat ini, tidak membuat masyarakat Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima mengurungkan niatnya untuk bercocok tanam. Saat ini, ribuan hektar areal persawahan maupun areal sawah tada hujan di desa setempat telah ditanami bawang.
Ilustrasi Bawang Merah
Jumra, salah seorang petani bawang merah di Sampungu mengaku, hampir semua masyarakat setempat saat ini mulai menanam bawang merah. Semua lahan persawahan, tidak ada lagi yang tersisa. "Walaupun bibitnya mahal, kami tetap membeli. Karena kami yakin, di tahun ganjil ini harga bawang merah akan melambung naik,"ungkapnya Selasa (2/6).
Saat ini lanjutnya, ada masyarakat yang sudah menanam dan ada juga yang bawangnya berumur 30 hari. Bahkan, ada juga masyarakat petani yang telah memanen bawangnga. Untuk saat ini, harga bawang khususnya di Sampungu berkisar antara Rp. 2,5 Juta hingga Rp. 2,7 Juta. Harga tergantung besar kecilnya bawang petani. Namun, yang sudah memanen bawang saat ini hanya beberapa petani saja. "Sekitar akhir bulan enam inu, semua masyarakat akan serentak memanen bawangnya,"ujarnya.
Selain itu, memang banyak resiko ketika menanam bawang merah. Beruntung, jika bawang yang ditanam para petani tidak diserang hama ulat. Setiap tahun, masyarakat sering dirugikan oleh hama ulat, karena terus membeli obat-obatan untuk menyemprot bawang. "Tapi alhamdulillah, sekarang tidak begitu banyak hama yang menyerang tanaman bawang kami," tutur lelaki yang biasa disapa ama Novi ini.
Sementara warga lainnya, Ama To mengaku, kalau dilihat dari perkembangan saat ini, Ia yakin harga bawang merah akan terus naik. Pada Bulan Mei 2014 lalu, harga bawang hanya dibawa satu juta. Tapi sekarang, harganya sudah mencapai Rp.2,5 juta. "Makanya, masyarakat kami ada yang menanan bawang dengan bibit satu ton bahkan lebih perorangnya. Saya dan seluruh masyarakat Desa Sampungu berharap agar harga bawang merah tahun ini tetap naik. Semoga saja," harapnya. (KS-05)
Ilustrasi Bawang Merah
Jumra, salah seorang petani bawang merah di Sampungu mengaku, hampir semua masyarakat setempat saat ini mulai menanam bawang merah. Semua lahan persawahan, tidak ada lagi yang tersisa. "Walaupun bibitnya mahal, kami tetap membeli. Karena kami yakin, di tahun ganjil ini harga bawang merah akan melambung naik,"ungkapnya Selasa (2/6).
Saat ini lanjutnya, ada masyarakat yang sudah menanam dan ada juga yang bawangnya berumur 30 hari. Bahkan, ada juga masyarakat petani yang telah memanen bawangnga. Untuk saat ini, harga bawang khususnya di Sampungu berkisar antara Rp. 2,5 Juta hingga Rp. 2,7 Juta. Harga tergantung besar kecilnya bawang petani. Namun, yang sudah memanen bawang saat ini hanya beberapa petani saja. "Sekitar akhir bulan enam inu, semua masyarakat akan serentak memanen bawangnya,"ujarnya.
Selain itu, memang banyak resiko ketika menanam bawang merah. Beruntung, jika bawang yang ditanam para petani tidak diserang hama ulat. Setiap tahun, masyarakat sering dirugikan oleh hama ulat, karena terus membeli obat-obatan untuk menyemprot bawang. "Tapi alhamdulillah, sekarang tidak begitu banyak hama yang menyerang tanaman bawang kami," tutur lelaki yang biasa disapa ama Novi ini.
Sementara warga lainnya, Ama To mengaku, kalau dilihat dari perkembangan saat ini, Ia yakin harga bawang merah akan terus naik. Pada Bulan Mei 2014 lalu, harga bawang hanya dibawa satu juta. Tapi sekarang, harganya sudah mencapai Rp.2,5 juta. "Makanya, masyarakat kami ada yang menanan bawang dengan bibit satu ton bahkan lebih perorangnya. Saya dan seluruh masyarakat Desa Sampungu berharap agar harga bawang merah tahun ini tetap naik. Semoga saja," harapnya. (KS-05)
COMMENTS