Belakangan ini, nama politisi Golkar, Hj. Indah Damayanti Putri seolah menjadi bahan perbincangan hangat khalayak ramai.
Bima, KS.- Belakangan ini, nama politisi Golkar, Hj. Indah Damayanti Putri seolah menjadi bahan perbincangan hangat khalayak ramai. Hanya saja, bukan sebagai Calon Bupati (Cabup) Bima, tetapi sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup). Bahkan, dianggap sebagai posisi poros penting untuk meraih kemenangan bagi siapa pun kandidat yang didampingi istri mendiang almarhum Bupati Bima, H.Ferry Zulkarnain, ST tersebut.
Partai Golkar
Namun, partai berlambang Pohon Beringin itu seolah tidak merestui Dinda (sapaan akrab) tampil sebagai Cawabup. Justeru, bersikeras mendorong sekaligus mendukung politisi srikandi itu untuk maju sebagai Cabup pada pesta demokrasi periode 2015-2020 mendatang. "Dinda Cabup bukan Cawabup, itu sudah menjadi tradisi Golkar. Tradisinya, Golkar selalu mengusung calon orang nomor satu," kata Ir. Suryadin Sekretaris Jendral (Sekjen) Golkar Kabupaten Bima.
Diakuinya, nama Ketua DPD II Golkar Kabupaten (Dinda) santer diisukan akan berpasangan dengan incumbent Bupati Bima, Drs H Syafrudin, HM Nur, M.Pd, politisi senior, Drs H Zainul Arifin dan terakhir menjadi orang nomor dua dari Ketua DPD II PAN Kabupaten, Ady Mahyudi. Namun hal itu dianggap sebagai dinamika politik semata. Justeru dirinya menganggap kondisi politik dengan informasi yang mencuat saat ini seolah mencerminkan popularitas dan nilai jual kader Golkar pada momen Pilkada Desember 2015 mendatang mengalami peningkatan signifikan. "Selama ini, banyak informasi yang beredar soal Dinda akan mendampingi sejumlah politisi, dengan H.Syafru, H.Zainul, bahkan dengan Ady. Bagi saya pribaadi, itu hanya isu dan lumrah terjadi dalam dunia seperti ini. Yang jelas sejauh ini, Dinda termasuk Golkar belum menentukan sikap. Jadi untuk sementara, saya pastikan Dinda sebagai Cabup, bukan Cawabup," tandasnya.
Meski demikian lanjutnya, tetapi kesimpulan akhir dalam menghadapi momen bergengsi tersebut akan kembali lewat rapat internal partai. Artinya, dalam dunia politik tidak ada yang pasti, dapat berubah dalam waktu sekejap, yang tidak mungkin menjadi mungkin. Begitupun dengan sikap politik Partai Golkar, bisa saja dinda diusung menjadi Cawabup. Intinya kata Ketua Komisi II itu, selain keputusan partai, juga tergantung kehendak Allah SWT. "Meski ini momen politik, tapi kita tidak boleh mengabaikan kehendak sang maha pencipta. Prinsipnya, kalau Allah SWT menghendaki Dinda sebagai Cabup atau Cawabup, ya kita tak berdaya melawan kehendak itu," ujarnya.
Disinggung soal Dinda akan mendaftar sebagai peserta seleksi kandidat pada Golkar kubu Agung Laksono yang kini dipercayakan terhadap Wahyudin,S.Ag. Wakil rakyat dua periode itu mengaku tidak terlalu jauh ikut campur dalam persoalan itu. Tapi tidak tertutup kemungkinan bagi Dinda untuk mendaftar pada proses seleksi tersebut."Saya tidak berani mengatakan ya atau tidaknya dinda mendaftar pada penjaringan golkar kubu Agung Laksono. Lebih jelasnya, tanyakan langsung pada yang bersangkutan," terangnya. (KS-09).
Partai Golkar
Namun, partai berlambang Pohon Beringin itu seolah tidak merestui Dinda (sapaan akrab) tampil sebagai Cawabup. Justeru, bersikeras mendorong sekaligus mendukung politisi srikandi itu untuk maju sebagai Cabup pada pesta demokrasi periode 2015-2020 mendatang. "Dinda Cabup bukan Cawabup, itu sudah menjadi tradisi Golkar. Tradisinya, Golkar selalu mengusung calon orang nomor satu," kata Ir. Suryadin Sekretaris Jendral (Sekjen) Golkar Kabupaten Bima.
Diakuinya, nama Ketua DPD II Golkar Kabupaten (Dinda) santer diisukan akan berpasangan dengan incumbent Bupati Bima, Drs H Syafrudin, HM Nur, M.Pd, politisi senior, Drs H Zainul Arifin dan terakhir menjadi orang nomor dua dari Ketua DPD II PAN Kabupaten, Ady Mahyudi. Namun hal itu dianggap sebagai dinamika politik semata. Justeru dirinya menganggap kondisi politik dengan informasi yang mencuat saat ini seolah mencerminkan popularitas dan nilai jual kader Golkar pada momen Pilkada Desember 2015 mendatang mengalami peningkatan signifikan. "Selama ini, banyak informasi yang beredar soal Dinda akan mendampingi sejumlah politisi, dengan H.Syafru, H.Zainul, bahkan dengan Ady. Bagi saya pribaadi, itu hanya isu dan lumrah terjadi dalam dunia seperti ini. Yang jelas sejauh ini, Dinda termasuk Golkar belum menentukan sikap. Jadi untuk sementara, saya pastikan Dinda sebagai Cabup, bukan Cawabup," tandasnya.
Meski demikian lanjutnya, tetapi kesimpulan akhir dalam menghadapi momen bergengsi tersebut akan kembali lewat rapat internal partai. Artinya, dalam dunia politik tidak ada yang pasti, dapat berubah dalam waktu sekejap, yang tidak mungkin menjadi mungkin. Begitupun dengan sikap politik Partai Golkar, bisa saja dinda diusung menjadi Cawabup. Intinya kata Ketua Komisi II itu, selain keputusan partai, juga tergantung kehendak Allah SWT. "Meski ini momen politik, tapi kita tidak boleh mengabaikan kehendak sang maha pencipta. Prinsipnya, kalau Allah SWT menghendaki Dinda sebagai Cabup atau Cawabup, ya kita tak berdaya melawan kehendak itu," ujarnya.
Disinggung soal Dinda akan mendaftar sebagai peserta seleksi kandidat pada Golkar kubu Agung Laksono yang kini dipercayakan terhadap Wahyudin,S.Ag. Wakil rakyat dua periode itu mengaku tidak terlalu jauh ikut campur dalam persoalan itu. Tapi tidak tertutup kemungkinan bagi Dinda untuk mendaftar pada proses seleksi tersebut."Saya tidak berani mengatakan ya atau tidaknya dinda mendaftar pada penjaringan golkar kubu Agung Laksono. Lebih jelasnya, tanyakan langsung pada yang bersangkutan," terangnya. (KS-09).
COMMENTS