Parpol Disarankan Berkoalisi dengan Nasdem

Sebaiknya, PKS, Hanura, Demokrat dan parpol lain yang belum jelas sikap politiknya untuk berkoalisi dengan Nasdem guna mengusung H. Syafrudin.

Bima, KS.- Pemilukada untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Bima tinggal beberapa bulan lagi digelar. Sejumlah kandidat sudah dan sedang gencar mempersiapkan trik, pola dan strategi politik guna menghadapi pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Hanya saja, belum satupun Calon Bupati (Cabup) yang sudah resmi menentukan pasangan Cawabup. Begitupun, koalisi partai politik (parpol) sebagai salah satu syarat untuk mengikuti kompetisi bergengsi tersebut.

Partai Nasdem

Padahal, limit waktu pendaftaran pasangan calon di Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan pelaksanaan pemilukada tergolong singkat. Sementara, deklarasi pasangan,termasuk kepastian kendaraan politik sejauh ini belum jelas. Kecuali, cabup Drs, H. Syafrudin, HM. Nur, M.Pd, MM yang sudah resmi memperoleh SK penetapan pengusungan partai Nasdem. Bahkan, ada beberapa parpol kabarnya sudah menentukan keputusan politik untuk bersama-sama nasdem mengusung cabup pada moment tersebut. Karenanya, parpol lain seperti Hanura, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PDI-P dan sebagainya disarankan untuk segera menentukan sikap politik.

"Sebaiknya, PKS, Hanura, Demokrat dan parpol lain yang belum jelas sikap politiknya untuk berkoalisi dengan Nasdem guna mengusung H. Syafrudin. Karena, selain waktu tergolong singkat dan padat. Tapi juga politisi itu merupakan salah satu Cabup yang bakal meraih kemenangan pada pertarungan bergengsi tersebut," ujar salah satu Politisi di Bima, Abdul Natsir, S.Sos kepada Koran Stabilitas belum lama ini.

Namun lanjutnya, itu hanya sebatas saran. Jadi, tidak bermaksud mengintervensi urusan apalagi memaksa Parpol lain untuk berkoalisi dengan Nasdem. Karena, semua yang berrkaitan dengan apapun langkah dan keputusan politik pada momen itu tergantung masing-masing partai. Apalagi, ada tahapan-tahapan juga mekanisme yang berlaku dan mesti dilewati, lebih-lebih dalam menghadapi pesta rakyat dalam kaitan itu.

"Apapun sikap akhirnya nanti adalah hak mereka (Parpol), apakah mau berkoalisi atau tidak. Saya hanya sebatas menyarankan sesuai kondisi politik saat ini. Sekali lagi, saya tegaskan ini hanya masukan, tak berniat mencampuri urusan mereka, terima atau sebaliknya tergantung para Parpol," tegas politisi yang pernah duduk di DPRD Kabupaten Bima tersebut.

Isu santer cabup incumbent yang bakal tidak tampil pada ajang bergengsi guna merebut kursi orang nomor satu 9 Desember 2015 mendatang. Karena koalisi partai belum memenuhi syarat 9 kursi, bagi Natsir itu informasi konyol yang sengaja diendus rival politiknya. Masalahnya, selama momen Pilkada berlangsung nyaris tidak ada calon incumbent yang batal ikut hanya karena tidak dapat partai. "Tidak ada cerita, kandidat incumbent tak dapat kendaraan politik. Menurut saya, itu salah satu bagian permainan rival politik H. Syafru," terangnya.

Dikejar dengan pertanyaan soal kondisi politik terkini, mantan Anggota DPRD Kabupaten Bima Komisi IV itu mengaku, saat ini Cabup incumbent, H. Syafru masih kuat. Alasanya, rakyat masih fokus pada sejumlah kesuksesan yang berhasil ditorehkan kandidat itu selama satu tahun lebih memimpin. Apalagi, yang diperbuat Bupati aktif itu fakta sekaligus tampak jelas depan mata. Terlepas, dari positif negatifnya, tapi itu lumrah sebagai manusia. "Salah satu penilaian rakyat saat ini hingga mendukung penuh H. Syafru terletak pada sejumlah keberhasilannya. Karena kesuksesanya selama memimpin sudah teruji dan terbukti, jadi layak figur cabup itu mendapat kepercayaan rakyat," pungkasnya mengakhiri komentar. (KS-09)

Halaman:   1   2   3