Masalahnya, banyak pejabat eselon II yang tidak menghadiri acara yang berlangsung di SDN Inpres Panda tersebut.
Bima, KS.- Jum’at (03/7) di Desa Panda merupakan jadwal dan pusat kegiatan Safari Ramadhan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Sayangnya, kegiatan rutin tiap tahun saat Bulan Buasa itu tak semeriah di kecamatan lain. Masalahnya, banyak pejabat eselon II yang tidak menghadiri acara yang berlangsung di SDN Inpres Panda tersebut.
Bupati Bima, Drs, H. Syafrudin, HM. Nur, M.Pd
Penyebabnya, bisa karena kurangnya komunikasi, koordinasi, atau bahkan lebih disebabkan teramat kurangnya kesadaran aparatur pemerintah atas kegiatan ibadah tersebut. Kondisi itu jauh berbeda dengan perhelatan acara safari ramadhan di tempat lain. Bedanya, kegiatan sebelum atau sesudah digelar di desa tersebut dihadiri Bupati Bima, Drs, H. Syafrudin, HM. Nur, M.Pd. Sementara, di kecamatan tersebut bupati berhalangan hadir. Karena, harus menghadiri undangan Gubernur NTB bertepatan dengan jadwal pelaksanaan safari ramadhan di kecamatan dimaksud.
Namun bukan semua pejabat eselon II yang absen pada kegiatan tersebut. Karena, ada beberapa kepala dinas yang tugas luar daerah, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda), Drs, HM. Taufik Hak. Meski demikian, acara tetap berlangsung dan berjalan lancar hingga selesai. "Acaranya lancar, meski banyak eselon II yang tidak kelihatan batang hidungnya. Untungnya, sejumlah eselon III kebawah meluangkan waktu untuk hadir pada kegiatan tersebut," kata Asisten I Setda Kabupaten, H. Abd. Wahab, SH kepada Koran Stabilitas.
Semestinya lanjut mantan PLT Sekda itu, seluruh pejabat mulai dari eselon II, III, dan IV serta jajaran ke bawah menghadiri kegiatan keagamaan tersebut. Kecuali, bagi pejabat yang dinas luar daerah. Kehadiran mereka sebutnya, teramat penting untuk mewakili bupati yang berhalangan hadir. Faktanya justru memprihatinkan, pejabat diduga absen karena bupati berhalangan hadir."Suasana seperti ini tak seperti biasa, biasanya kalau bupati hadir, hampir seluruh eselon II menghadiri apapun bentuk kegiatanya, asalkan ada bupati," ujarnya ditempat pelaksanaan kegiatan.
Wahab yang juga pernah menduduki jabatan Inspektur Bawasda itu menyayangkan atas persoalan tersebut. Sebab, selain menyangkut kegiataan keagamaan, juga mencerminkan kurangnya kesadaran aparatur pemerintah. Termasuk, menunjukan tidak loyalnya bawahan terhadap pimpinannya dalam hal ini, Bupati. "Ini salah satu bukti loyalitas semu para pejabat terhadap atasanya. Mereka hadir setor muka saat bupati hadir, giliran Bupati tidak hadir, mereka malah ikut-ikutan gak hadir," tuturnya kesal. (KS-09)
Bupati Bima, Drs, H. Syafrudin, HM. Nur, M.Pd
Penyebabnya, bisa karena kurangnya komunikasi, koordinasi, atau bahkan lebih disebabkan teramat kurangnya kesadaran aparatur pemerintah atas kegiatan ibadah tersebut. Kondisi itu jauh berbeda dengan perhelatan acara safari ramadhan di tempat lain. Bedanya, kegiatan sebelum atau sesudah digelar di desa tersebut dihadiri Bupati Bima, Drs, H. Syafrudin, HM. Nur, M.Pd. Sementara, di kecamatan tersebut bupati berhalangan hadir. Karena, harus menghadiri undangan Gubernur NTB bertepatan dengan jadwal pelaksanaan safari ramadhan di kecamatan dimaksud.
Namun bukan semua pejabat eselon II yang absen pada kegiatan tersebut. Karena, ada beberapa kepala dinas yang tugas luar daerah, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda), Drs, HM. Taufik Hak. Meski demikian, acara tetap berlangsung dan berjalan lancar hingga selesai. "Acaranya lancar, meski banyak eselon II yang tidak kelihatan batang hidungnya. Untungnya, sejumlah eselon III kebawah meluangkan waktu untuk hadir pada kegiatan tersebut," kata Asisten I Setda Kabupaten, H. Abd. Wahab, SH kepada Koran Stabilitas.
Semestinya lanjut mantan PLT Sekda itu, seluruh pejabat mulai dari eselon II, III, dan IV serta jajaran ke bawah menghadiri kegiatan keagamaan tersebut. Kecuali, bagi pejabat yang dinas luar daerah. Kehadiran mereka sebutnya, teramat penting untuk mewakili bupati yang berhalangan hadir. Faktanya justru memprihatinkan, pejabat diduga absen karena bupati berhalangan hadir."Suasana seperti ini tak seperti biasa, biasanya kalau bupati hadir, hampir seluruh eselon II menghadiri apapun bentuk kegiatanya, asalkan ada bupati," ujarnya ditempat pelaksanaan kegiatan.
Wahab yang juga pernah menduduki jabatan Inspektur Bawasda itu menyayangkan atas persoalan tersebut. Sebab, selain menyangkut kegiataan keagamaan, juga mencerminkan kurangnya kesadaran aparatur pemerintah. Termasuk, menunjukan tidak loyalnya bawahan terhadap pimpinannya dalam hal ini, Bupati. "Ini salah satu bukti loyalitas semu para pejabat terhadap atasanya. Mereka hadir setor muka saat bupati hadir, giliran Bupati tidak hadir, mereka malah ikut-ikutan gak hadir," tuturnya kesal. (KS-09)
COMMENTS