Salah satunya Kota Bima, juga ikut kehilangan putra terbaiknya, Almarhum Sertu Muhammad Lutfi.
Kota Bima, KS.- Jatuhnya pesawat angkut TNI AU Hercules C 130 di Medan Sumatra Utara, Selasa (30/6) kemarin menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban di berbagai daerah. Salah satunya Kota Bima, juga ikut kehilangan putra terbaiknya, Almarhum Sertu Muhammad Lutfi.
Pesawat Hercules TNI-AU Jatuh Di Medan / foto: szaktudas.com
Korban merupakan prajurit TNI AU asal RT 01 RW 01 Kampung Benteng Kelurahan Melayu Kota Bima. Almarhum merupakan satu dari crew pesawat Hercules C 130 yang menjadi korban jatuhnya pesawat naas tersebut.
Kabar meninggalnya almarhum membuat pihak keluarga dan para sahabatnya terkejut dan shock. Pasalnya, tak disangka dari ratusan penumpang dan crew pesawat tersebut terdapat Sertu Luthfi yang menjadi korban.
"Kami memang mengikuti perkembangan berita jatuhnya pesawat Hercules di televisi, tapi tak menyangka kalau ada Almarhum Luthfi yang menjadi korban," kata Ardiansyah, sahabat baik sekaligus tetangga korban kepada wartawan, Rabu (1/7) malam.
Ardiansyah mengaku, mendapat informasi meninggalnya Almarhum Luthfi dari adik kandungnya. Kebenaran informasi itu akhirnya diperoleh pihak keluarga. "Awalnya kami belum percaya, tapi tadi pagi jam 9 diumumkan di Masjid Uswatun Hasanah barulah saya dan warga lainnya yakin," ujar dia.
Baginya, almarhum tidak saja hanya tetangga tapi merupakan sahabat akrab sejak semasa sekolah. Ia pun mengenal baik almarhum. Semasa di Bima, Ia mengenal pria berusia 41 tahun itu sebagai orang yang supel, suka senyum dan ramah terhadap tetangga.
"Tahun 2014 lalu dia terakhir pulang kampung dengan helikopter. Kita juga sempat taraweh bersama. Sebulan lalu juga saya sempat kontakan di facebook. Dia minta PIN BB saya dan saya kasi. Tapi sampai dia meninggal belum sempat diterima BB saya," kisahnya sedih.
Tak hanya itu terangnya, kepribadian almarhum juga dikenal taat beribadah. Bahkan, dalam akun facebook pribadinya selalu rutin mengirim kata-kata mutiara Islam untuk memotivasi diri dan orang lain.
Almarhum sambung dia, merupakan anak kedua dari 7 bersaudara. Alumni SMA Sinar Jaya Kota Bima. Semenjak sekolah memang bercita-cita ingin jadi TNI. "Posturnya memang sangat menunjang, gagah dan tinggi. Kami merasa sangat kehilangan almarhum. Semoga keluarga diberikan ketabahan atas musibah ini dan jasa almarhum untuk negara tetap dikenang," tandas Ardiansyah.
Kesedihan juga dirasakan Ketua RT 01 Kampung Benteng, Gunawan Mahmud. Ia mengaku sangat kaget mendengar informasi Sertu Luthfi merupakan satu korban tewas jatuhnya pesawat Hercules. “Tadi malam Fariah, bibi korban datang ke rumah nangis-nangis saat jelang taraweh. Dia ditelpon sama keluarga almarhum yang di Sumbawa mengabarkan informasi meninggalnya Luthfi. Kita kaget dan keluarga shock mendengar kabar ini,” akunya.
Katanya, saat gencar pemberitaan awal jatuhnya pesawat Hercules melalui televisi, belum tertera nama almarhum. Keesokan paginya, nama Almarhum Sertu Muhammad Luthfi baru keluar dan dinyatakan sebagai satu diantara ratusan korban yang meninggal. Setelah memastikan kebenaran informasi tersebut, pihak keluarga mengumumkan kematian anak dari pasangan M Saleh dan Almarhumah Timo ini Masjid.
Seperti dikutip dari tribun-medan.com, Pesawat Hercules milik TNI AU dikabarkan jatuh di Keluarahan Simalingkar B Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Selasa (30/6/2015). Lokasi jatuhnya pesawat jenis angkut militer ini persis dekat Bandara Lanud Soewondo eks Bandara Polonia Medan. Belum diketahui penyebab pesawat itu jatuh dan apakah terdapat korban selamat dalam peristiwa nahas tersebut. Dikabarkan dua menit setelah lepas landas, pilot pesawat Hercules C-130 meminta untuk kembali ke landasan udara Suwondo. (KS-13)
Pesawat Hercules TNI-AU Jatuh Di Medan / foto: szaktudas.com
Korban merupakan prajurit TNI AU asal RT 01 RW 01 Kampung Benteng Kelurahan Melayu Kota Bima. Almarhum merupakan satu dari crew pesawat Hercules C 130 yang menjadi korban jatuhnya pesawat naas tersebut.
Kabar meninggalnya almarhum membuat pihak keluarga dan para sahabatnya terkejut dan shock. Pasalnya, tak disangka dari ratusan penumpang dan crew pesawat tersebut terdapat Sertu Luthfi yang menjadi korban.
"Kami memang mengikuti perkembangan berita jatuhnya pesawat Hercules di televisi, tapi tak menyangka kalau ada Almarhum Luthfi yang menjadi korban," kata Ardiansyah, sahabat baik sekaligus tetangga korban kepada wartawan, Rabu (1/7) malam.
Ardiansyah mengaku, mendapat informasi meninggalnya Almarhum Luthfi dari adik kandungnya. Kebenaran informasi itu akhirnya diperoleh pihak keluarga. "Awalnya kami belum percaya, tapi tadi pagi jam 9 diumumkan di Masjid Uswatun Hasanah barulah saya dan warga lainnya yakin," ujar dia.
Baginya, almarhum tidak saja hanya tetangga tapi merupakan sahabat akrab sejak semasa sekolah. Ia pun mengenal baik almarhum. Semasa di Bima, Ia mengenal pria berusia 41 tahun itu sebagai orang yang supel, suka senyum dan ramah terhadap tetangga.
"Tahun 2014 lalu dia terakhir pulang kampung dengan helikopter. Kita juga sempat taraweh bersama. Sebulan lalu juga saya sempat kontakan di facebook. Dia minta PIN BB saya dan saya kasi. Tapi sampai dia meninggal belum sempat diterima BB saya," kisahnya sedih.
Tak hanya itu terangnya, kepribadian almarhum juga dikenal taat beribadah. Bahkan, dalam akun facebook pribadinya selalu rutin mengirim kata-kata mutiara Islam untuk memotivasi diri dan orang lain.
Almarhum sambung dia, merupakan anak kedua dari 7 bersaudara. Alumni SMA Sinar Jaya Kota Bima. Semenjak sekolah memang bercita-cita ingin jadi TNI. "Posturnya memang sangat menunjang, gagah dan tinggi. Kami merasa sangat kehilangan almarhum. Semoga keluarga diberikan ketabahan atas musibah ini dan jasa almarhum untuk negara tetap dikenang," tandas Ardiansyah.
Kesedihan juga dirasakan Ketua RT 01 Kampung Benteng, Gunawan Mahmud. Ia mengaku sangat kaget mendengar informasi Sertu Luthfi merupakan satu korban tewas jatuhnya pesawat Hercules. “Tadi malam Fariah, bibi korban datang ke rumah nangis-nangis saat jelang taraweh. Dia ditelpon sama keluarga almarhum yang di Sumbawa mengabarkan informasi meninggalnya Luthfi. Kita kaget dan keluarga shock mendengar kabar ini,” akunya.
Katanya, saat gencar pemberitaan awal jatuhnya pesawat Hercules melalui televisi, belum tertera nama almarhum. Keesokan paginya, nama Almarhum Sertu Muhammad Luthfi baru keluar dan dinyatakan sebagai satu diantara ratusan korban yang meninggal. Setelah memastikan kebenaran informasi tersebut, pihak keluarga mengumumkan kematian anak dari pasangan M Saleh dan Almarhumah Timo ini Masjid.
Seperti dikutip dari tribun-medan.com, Pesawat Hercules milik TNI AU dikabarkan jatuh di Keluarahan Simalingkar B Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Selasa (30/6/2015). Lokasi jatuhnya pesawat jenis angkut militer ini persis dekat Bandara Lanud Soewondo eks Bandara Polonia Medan. Belum diketahui penyebab pesawat itu jatuh dan apakah terdapat korban selamat dalam peristiwa nahas tersebut. Dikabarkan dua menit setelah lepas landas, pilot pesawat Hercules C-130 meminta untuk kembali ke landasan udara Suwondo. (KS-13)
COMMENTS