Memasuki Musim kemarau, Petani Desa Punti Kecamatan Soromandi mengeluhkan kurangnya pasokan air yang berada disungai didekat area persawahan milik petani.
Bima, KS.- Memasuki Musim kemarau, Petani Desa Punti Kecamatan Soromandi mengeluhkan kurangnya pasokan air yang berada disungai didekat area persawahan milik petani. Kurangnya pasokan air ini juga karena kerusakan embung. Bertahun-tahun, embung yang mengairi puluhan hektar lahan persawahan belum tersentuh bantuan.
Ilustrasi Petani
Di Dusun Dorombubu Desa Punti Kecamatan Soromandi, embung yang selama ini mengairi sawah belum diperbaiki. Padahal, kerusakan sudah berlangsung beberapa tahun. Hal yang sama dialami pula petani di Dusun Rade dan Dusun Punti. Akibatnya, lahan garapan mereka menganggur. Khususnya ketika memasuki musim kemarau.
Warga setempat, Syamsudin mengaku, kerusakan embung disebabkan banjir dua tahun lalu. Embung yang berada di sepanjang Sungai Punti hancur.Tidak ada satupun yang tersisa dari terjangan banjir. ”Ada tiga titik yang rusak parah. Bangunan embung tidak tersisa sama sekali,” terangnya.
Dimusim kemarau ini, pembangunan embung dinilai menjadi solusi jangka panjang guna penanganan wilayah langganan kekeringan. Pentingnya pembuatan embungkarena kekeringan tidak hanya menyulitkan kebutuhan air konsumsi warganya. Melainkan kebutuhan pengairan sawah yang juga terkendala. Apalagi di Desa Punti, area persawahan lebih luas ketimbang lahan tanah untuk perkebunan atau permukiman warga. ”Pembuatan embung menjadi kebutuhan penting guna menopang pemenuhan air,” akunya.
Saat ini sambungnya, kekeringan cukup merata di semua wilayah. Selama kemarau, warga hanya mengandal air sungai yang melintas didekat areal pesawahan. ”Untuk mengairi sawah, kami terpaksa beli mesin pompa. Itupun hanya sebagian petani saja,” aku dia.
Guna mengatasi kekeringan tersebut, Syamsudin meminta kepada pemkab Bima dan Provinsi NTB untuk membangun embung. Menurut dia, embung merupakan solusi jangka panjang demi meningkatkan produksi pertanian. ”Sebagian besar warga disini (Punti, Red) bertani. Untuk itu, kami minta pemerintah membangun embung,” pintanya. (KS-17)
Ilustrasi Petani
Di Dusun Dorombubu Desa Punti Kecamatan Soromandi, embung yang selama ini mengairi sawah belum diperbaiki. Padahal, kerusakan sudah berlangsung beberapa tahun. Hal yang sama dialami pula petani di Dusun Rade dan Dusun Punti. Akibatnya, lahan garapan mereka menganggur. Khususnya ketika memasuki musim kemarau.
Warga setempat, Syamsudin mengaku, kerusakan embung disebabkan banjir dua tahun lalu. Embung yang berada di sepanjang Sungai Punti hancur.Tidak ada satupun yang tersisa dari terjangan banjir. ”Ada tiga titik yang rusak parah. Bangunan embung tidak tersisa sama sekali,” terangnya.
Dimusim kemarau ini, pembangunan embung dinilai menjadi solusi jangka panjang guna penanganan wilayah langganan kekeringan. Pentingnya pembuatan embungkarena kekeringan tidak hanya menyulitkan kebutuhan air konsumsi warganya. Melainkan kebutuhan pengairan sawah yang juga terkendala. Apalagi di Desa Punti, area persawahan lebih luas ketimbang lahan tanah untuk perkebunan atau permukiman warga. ”Pembuatan embung menjadi kebutuhan penting guna menopang pemenuhan air,” akunya.
Saat ini sambungnya, kekeringan cukup merata di semua wilayah. Selama kemarau, warga hanya mengandal air sungai yang melintas didekat areal pesawahan. ”Untuk mengairi sawah, kami terpaksa beli mesin pompa. Itupun hanya sebagian petani saja,” aku dia.
Guna mengatasi kekeringan tersebut, Syamsudin meminta kepada pemkab Bima dan Provinsi NTB untuk membangun embung. Menurut dia, embung merupakan solusi jangka panjang demi meningkatkan produksi pertanian. ”Sebagian besar warga disini (Punti, Red) bertani. Untuk itu, kami minta pemerintah membangun embung,” pintanya. (KS-17)
COMMENTS