Menurutnya, beras Raskin yang turun ke desanya saat ini tidak layak dikosumsi alias berkutu.
Bima, KS.- Keluhan masyarakat terkait Beras Miskin (Raskin) tidak pernah habis-habisnya. Kali ini datang dari Ketua BPD Desa Nggelu, Zulkarnain. Menurutnya, beras Raskin yang turun ke desanya saat ini tidak layak dikosumsi alias berkutu.
Ilustrasi Beras
Tidak hanya berkutu, tapi beras jatah untuk Desa Nggelu Kecamatan Sape berbau apek. Nasi yang dihasilkan dengan raskin itu tidak enak dimakan. ”Kok beras Raskin kali ini tidak berkualitas, ada kutu dan bau apek,” terang Zulkarnain melalui seluler, Rabu (13/8) kemarin.
Katanya, sebanyak 4, 6 ton raskin untuk dibagikan ke 400 KK, sebagiannya sudah terkontaminasi kutu. Warga penerima manfaat beras itu sangat kecewa setelah mendapatkan beras yang didistribusikan oleh Bulog. “Saya kaget menerima laporan masyarakat jika raskin yang dibagikan itu ada kutunya dan saya sendiri melihat kutu itu,” katanya.
Lanjutnya, warga setempat mengaku baru kali ini menerima raskin yang kualitas tidak baik. Kalau yang baunya apek memang sudah biasa. “Harusnya dengan keadaan ini, peranan pemerintah daerah sangat penting untuk mengawasi dan mengotrol distribusi raskin yang turun ke masyarakat. Jika terus menerus memberikan kami raskin yang tidak berkualitas, jelas ini merugikan masyarakat sendiri, terutama untuk kesehatan warga itu sendiri,” tandasnya.
Untuk mengantisipasi hal itu terjadi lagi, ia akan melaporkan langsung kepada Bulog. Agar bisa menjadi materi dan bahan pertimbangan dihari kemudian sehingga beras untuk masyarakat jangan yang berkutu dan berbau. ”Kami berharap Beras seperti ini akan diganti,” imbuhnya.
Kepala Bulog Sub Divre Bima, R Guna Dharma yang dihubungi melalui via Telephone mengaku belum mendapatkan laporan adanya beras berkutu untuk distribusi Bulog pekan ini. Jika ada ditemukan Raskin yang berkutu dan bau, biasanya Kades akan koordinasikan langsung dengan pihak Bulog. “Kami belum mendapatkan laporan dari masyarakat maupun Pemerintah Desa, tapi kami tetap untuk melihat kebenaran keluhan masyarakat tersebut,” ujarnya.
Kaitan dengan raskin yang bermasalah, pihaknya akan bertanggungjawab. Termasuk Raskin yang berkutu dan bau apek. ”Kami akan bertanggungjawab jika ditemukan ada Raskin yang tidak berkualitas, laporkan saja, dan kami akan tindak lanjuti,” tegasnya.
Akan tetapi, ia tidak yakin dengan laporan warga tersebut. Karena beras yang dibagikan untuk seluruh desa Se-Kabupaten Bima ini merupakan beras Tahun 2015. Bahkan sebelum didistribusikan ke masyarakat, pihaknya melakukan pengecekan berkali-kali agar tidak ada lagi masalah yang ditimbulkan dari Raskin itu. ”Setiap ada maslaah kami evaluasi kembali, dan itu yang membuat kami bekerja maksimal untuk distribusi Raskin ke masyarakat,” jelasnya.
Dia menambahkan, persoalan itu juga harusnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, termasuk Camat dan Kepala Desa. Kalau pun ditemukan ada beras berkutu jangan disalurkan dulu ke masyarakat. Atau sebelumnya dicek terlebih dahulu. “Harusnya ada peran aktif pemerrintah Kecamatan dan Desa untuk melihat kualitas beras itu sebelum di berikan ke masyarakat, jika ditemukan ada kutu dan bau, dikembalikan saja,” sorotnya. (KS-17)
Ilustrasi Beras
Tidak hanya berkutu, tapi beras jatah untuk Desa Nggelu Kecamatan Sape berbau apek. Nasi yang dihasilkan dengan raskin itu tidak enak dimakan. ”Kok beras Raskin kali ini tidak berkualitas, ada kutu dan bau apek,” terang Zulkarnain melalui seluler, Rabu (13/8) kemarin.
Katanya, sebanyak 4, 6 ton raskin untuk dibagikan ke 400 KK, sebagiannya sudah terkontaminasi kutu. Warga penerima manfaat beras itu sangat kecewa setelah mendapatkan beras yang didistribusikan oleh Bulog. “Saya kaget menerima laporan masyarakat jika raskin yang dibagikan itu ada kutunya dan saya sendiri melihat kutu itu,” katanya.
Lanjutnya, warga setempat mengaku baru kali ini menerima raskin yang kualitas tidak baik. Kalau yang baunya apek memang sudah biasa. “Harusnya dengan keadaan ini, peranan pemerintah daerah sangat penting untuk mengawasi dan mengotrol distribusi raskin yang turun ke masyarakat. Jika terus menerus memberikan kami raskin yang tidak berkualitas, jelas ini merugikan masyarakat sendiri, terutama untuk kesehatan warga itu sendiri,” tandasnya.
Untuk mengantisipasi hal itu terjadi lagi, ia akan melaporkan langsung kepada Bulog. Agar bisa menjadi materi dan bahan pertimbangan dihari kemudian sehingga beras untuk masyarakat jangan yang berkutu dan berbau. ”Kami berharap Beras seperti ini akan diganti,” imbuhnya.
Kepala Bulog Sub Divre Bima, R Guna Dharma yang dihubungi melalui via Telephone mengaku belum mendapatkan laporan adanya beras berkutu untuk distribusi Bulog pekan ini. Jika ada ditemukan Raskin yang berkutu dan bau, biasanya Kades akan koordinasikan langsung dengan pihak Bulog. “Kami belum mendapatkan laporan dari masyarakat maupun Pemerintah Desa, tapi kami tetap untuk melihat kebenaran keluhan masyarakat tersebut,” ujarnya.
Kaitan dengan raskin yang bermasalah, pihaknya akan bertanggungjawab. Termasuk Raskin yang berkutu dan bau apek. ”Kami akan bertanggungjawab jika ditemukan ada Raskin yang tidak berkualitas, laporkan saja, dan kami akan tindak lanjuti,” tegasnya.
Akan tetapi, ia tidak yakin dengan laporan warga tersebut. Karena beras yang dibagikan untuk seluruh desa Se-Kabupaten Bima ini merupakan beras Tahun 2015. Bahkan sebelum didistribusikan ke masyarakat, pihaknya melakukan pengecekan berkali-kali agar tidak ada lagi masalah yang ditimbulkan dari Raskin itu. ”Setiap ada maslaah kami evaluasi kembali, dan itu yang membuat kami bekerja maksimal untuk distribusi Raskin ke masyarakat,” jelasnya.
Dia menambahkan, persoalan itu juga harusnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, termasuk Camat dan Kepala Desa. Kalau pun ditemukan ada beras berkutu jangan disalurkan dulu ke masyarakat. Atau sebelumnya dicek terlebih dahulu. “Harusnya ada peran aktif pemerrintah Kecamatan dan Desa untuk melihat kualitas beras itu sebelum di berikan ke masyarakat, jika ditemukan ada kutu dan bau, dikembalikan saja,” sorotnya. (KS-17)
COMMENTS