Sabtu, 1 Agustus 2015 kegiatan diawali City Tour dengan sepeda motor.
Bima, KS.- Meski dengan segala keterbatasan dana dan fasilitas, Festival Gunung Sangiang Api 2015 tetap dilaksanakan. Hal itu dikemukakan Ketua Makembo (Majelis Kesenian Mbojo), Alan Malingi dalam siaran persnya Kamis (30/7). Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Demikianlah hasil rapat Makembo dalam rangka finalisasi persiapan Festival Gunung Sangiang Api 2015 tanggal 1 - 9 Agustus 2015.
“Dengan segala keterbatasan dana dan fasilitas, Panitia Festival Sangiang, Makembo, Karang Taruna, dan elemen masyarakat di Kecamatan Wera dan Ambalawi khususnya di Desa Sangiang tetap konsisten melaksanakan dan mendukung kegiatan Festival Sangiang. Mereka telah membagi peran untuk melayani para penulis, blogger dan penyair serta fotografer yang akan menghadiri Festival Sangiang Api 2015,” jelasnya.
Penjemputan tamu dilakukan di Bandara Sultan Salahuddin Bima dengan dukungan dua unit mobil dan sepeda motor pada tanggal 31 Juli 2015. Sabtu, 1 Agustus 2015 kegiatan diawali City Tour dengan sepeda motor. Minggu pagi 2 Agustus 2015 berangkat menuju Sangiang Wera untuk pembukaan acara yang diawali dengan Doa Dana dan Kalondo Lopi. Berlanjut Tanggal 4-5 Agustus 2015 Sore dan malam hari dilaksanakan Panggung Sastra, Seni Budaya Pesisir dan Kepulauan.
Agenda lain yang digelar adalah Jelajah Gunung, Lomba Perahu Layar Tradisional, lomba mewarnai Gunung Sangiang dan jelajah pesisir Ambalawi Wera. Guna mendukung kegiatan tersebut. Kru Makembo telah membagi peran dan donasi internal dalam rangka penyiapan makanan dan minuman serta fasilitas lainnya untuk kru makembo dan para tamu.
City Tour dilaksanakan pada Sabtu 1 Agustus 2015 dan akan diawali di Museum Asi Mbojo, Museum Samparaja, Pelabuhan Bima Menuju Melayu Kolo, keliling kota tua Raba dan sunset di Dana Taraha. “Untuk penginapan para tamu, Makembo menyiapkan satu rumah dan membentuk dapur umum. Demikian juga untuk panggung sastra dan seni budaya pesisir dan kepulauan akan dibangun tenda kemah di pinggir pantai Desa Sangiang serta penyiapan rumah-rumah warga untuk penginapan para tamu,” akunya.
Ketua Panitia Festival Gunung Sangiang Api 2015, Ayang Saifullah mengemukakan, Festival Sangiang sudah dua kali dilaksanakan, namun belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah. Tahun ini FGS mengambil tema Menjaga Semangat Bahari dan Kearifan Lokal.
Terselenggaranya FGS tahun ini berkat koalisi antar komunitas seperti Kosambo, Makembo, Komunitas Blogger, Traveller dan Penulis dari Jakarta, Mataram dan beberapa daerah lainnya, serta dukungan elemen masyarakat di Wera dan Ambalawi, khsusunya di Desa Sangiang. FGS akan dimulai pada tanggal 1 Agustus hingga 9 Agustus 2015.
Khusus untuk lomba perahu layar tradisional akan berlangsung hingga tanggal 15 Agustus 2015. FGS adalah salah satu wahana promosi wisata budaya, alam dan bahari Bima agar dikenal luas dan menjadi salah satu destinasi wisata. Sangat miris jika kekayaan potensi Bima mulai dari Tambora hingga Sape, Parado hingga Wera tidak dimanfaatkan,ditata dan dikelola untuk menunjang PAD daerah. Bima dikategorikan daerah tertinggal karena salah satu indikatornya adalah minimnya kreatifitas menata,mengelola dan menggulirkan event promosi daerah. (KS-02)
“Dengan segala keterbatasan dana dan fasilitas, Panitia Festival Sangiang, Makembo, Karang Taruna, dan elemen masyarakat di Kecamatan Wera dan Ambalawi khususnya di Desa Sangiang tetap konsisten melaksanakan dan mendukung kegiatan Festival Sangiang. Mereka telah membagi peran untuk melayani para penulis, blogger dan penyair serta fotografer yang akan menghadiri Festival Sangiang Api 2015,” jelasnya.
Penjemputan tamu dilakukan di Bandara Sultan Salahuddin Bima dengan dukungan dua unit mobil dan sepeda motor pada tanggal 31 Juli 2015. Sabtu, 1 Agustus 2015 kegiatan diawali City Tour dengan sepeda motor. Minggu pagi 2 Agustus 2015 berangkat menuju Sangiang Wera untuk pembukaan acara yang diawali dengan Doa Dana dan Kalondo Lopi. Berlanjut Tanggal 4-5 Agustus 2015 Sore dan malam hari dilaksanakan Panggung Sastra, Seni Budaya Pesisir dan Kepulauan.
Agenda lain yang digelar adalah Jelajah Gunung, Lomba Perahu Layar Tradisional, lomba mewarnai Gunung Sangiang dan jelajah pesisir Ambalawi Wera. Guna mendukung kegiatan tersebut. Kru Makembo telah membagi peran dan donasi internal dalam rangka penyiapan makanan dan minuman serta fasilitas lainnya untuk kru makembo dan para tamu.
City Tour dilaksanakan pada Sabtu 1 Agustus 2015 dan akan diawali di Museum Asi Mbojo, Museum Samparaja, Pelabuhan Bima Menuju Melayu Kolo, keliling kota tua Raba dan sunset di Dana Taraha. “Untuk penginapan para tamu, Makembo menyiapkan satu rumah dan membentuk dapur umum. Demikian juga untuk panggung sastra dan seni budaya pesisir dan kepulauan akan dibangun tenda kemah di pinggir pantai Desa Sangiang serta penyiapan rumah-rumah warga untuk penginapan para tamu,” akunya.
Ketua Panitia Festival Gunung Sangiang Api 2015, Ayang Saifullah mengemukakan, Festival Sangiang sudah dua kali dilaksanakan, namun belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah. Tahun ini FGS mengambil tema Menjaga Semangat Bahari dan Kearifan Lokal.
Terselenggaranya FGS tahun ini berkat koalisi antar komunitas seperti Kosambo, Makembo, Komunitas Blogger, Traveller dan Penulis dari Jakarta, Mataram dan beberapa daerah lainnya, serta dukungan elemen masyarakat di Wera dan Ambalawi, khsusunya di Desa Sangiang. FGS akan dimulai pada tanggal 1 Agustus hingga 9 Agustus 2015.
Khusus untuk lomba perahu layar tradisional akan berlangsung hingga tanggal 15 Agustus 2015. FGS adalah salah satu wahana promosi wisata budaya, alam dan bahari Bima agar dikenal luas dan menjadi salah satu destinasi wisata. Sangat miris jika kekayaan potensi Bima mulai dari Tambora hingga Sape, Parado hingga Wera tidak dimanfaatkan,ditata dan dikelola untuk menunjang PAD daerah. Bima dikategorikan daerah tertinggal karena salah satu indikatornya adalah minimnya kreatifitas menata,mengelola dan menggulirkan event promosi daerah. (KS-02)
COMMENTS