Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima akan segera menerapkan larangan bagi semua siswa untuk membawa Handphone (HP) ke Sekolah.
Kota Bima, KS.- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima akan segera menerapkan larangan bagi semua siswa untuk membawa Handphone (HP) ke Sekolah. Kebijakan itu diterapkan menyusul kasus foto bugil pasangan siswa SMA beberapa hari kemarin.
"Larangan ini akan segera kami terapkan di semua sekolah, mulai dari SD sampai SMA di Kota Bima. Tapi kami akan bahas dulu," kata Kepala Dinas Dikpora Kota Bima, H Alwi Yasin, Kamis (6/8) siang di ruang kerjanya.
Alwi mengaku, setelah melihat sejumlah kasus yang muncul belakangan ini melibatkan pelajar, pihaknya menilai penggunaan HP untuk kalangan pelajar lebih banyak menimbulkan dampak negatif. Utamanya HP yang memiliki fitur dan aplikasi internet.
"Siswa yang punya HP, Blackberry, Android, Tab, IPad tentu sangat mudah mengakses internet dan dunia maya. Sementara kita tau sendiri, di internet semua hal positif maupun negatif ada dan siswa sangat sulit kita kontrol," jelasnya.
Selain itu lanjut Alwi, sejak tren HP marak, para siswa saat jam istrahat sekolah tak ada lagi yang membaca buku, semua lebih sibuk bermain HP. Fakta tersebut merupakan hasil pengamatannya pada setiap kesempatan turun memantau siswa di sekolah.
Menurutnya, para orangtua tidak seharusnya terlalu memanjakan anak dengan memberikan fasilitas HP dan IT. Apalagi anak yang masih usia sekolah dasar belum bisa mengontrol penggunaannya. Karenanya belajar dari pengalaman yang terjadi, Dinas Dikpora akan mengeluarkan kebijakan larangan tersebut secepatnya. "Agar para orangtua tetap bisa menghubungi anaknya, nanti kami minta pihak sekolah menyimpan nomor HP mereka," ujarnya.
Lebih lanjut Alwi mengatakan, larangan membawa HP hanya salah satu upaya untuk mencegah hal negatif terjadi. Upaya lainnya yang lebih penting adalah peran orangtua dan masyarakat untuk mengawasi serta mengontrol pergaulan anak.
Ia pun sanggat sependapat dengan pandangan KNPI Kota Bima, bahwa tidak boleh hanya pihak sekolah yang dibebankan peran mendidik anak, karena waktu anak lebih banyak bersama orangtua dan masyarakat. "Sebagaimana motto yang digaungkan Dinas Dikpora yakni pendidikan untuk semua. Artinya tanggungjawab pendidikan itu ada pada kita semua," tandasnya. (KS-13)
"Larangan ini akan segera kami terapkan di semua sekolah, mulai dari SD sampai SMA di Kota Bima. Tapi kami akan bahas dulu," kata Kepala Dinas Dikpora Kota Bima, H Alwi Yasin, Kamis (6/8) siang di ruang kerjanya.
Alwi mengaku, setelah melihat sejumlah kasus yang muncul belakangan ini melibatkan pelajar, pihaknya menilai penggunaan HP untuk kalangan pelajar lebih banyak menimbulkan dampak negatif. Utamanya HP yang memiliki fitur dan aplikasi internet.
"Siswa yang punya HP, Blackberry, Android, Tab, IPad tentu sangat mudah mengakses internet dan dunia maya. Sementara kita tau sendiri, di internet semua hal positif maupun negatif ada dan siswa sangat sulit kita kontrol," jelasnya.
Selain itu lanjut Alwi, sejak tren HP marak, para siswa saat jam istrahat sekolah tak ada lagi yang membaca buku, semua lebih sibuk bermain HP. Fakta tersebut merupakan hasil pengamatannya pada setiap kesempatan turun memantau siswa di sekolah.
Menurutnya, para orangtua tidak seharusnya terlalu memanjakan anak dengan memberikan fasilitas HP dan IT. Apalagi anak yang masih usia sekolah dasar belum bisa mengontrol penggunaannya. Karenanya belajar dari pengalaman yang terjadi, Dinas Dikpora akan mengeluarkan kebijakan larangan tersebut secepatnya. "Agar para orangtua tetap bisa menghubungi anaknya, nanti kami minta pihak sekolah menyimpan nomor HP mereka," ujarnya.
Lebih lanjut Alwi mengatakan, larangan membawa HP hanya salah satu upaya untuk mencegah hal negatif terjadi. Upaya lainnya yang lebih penting adalah peran orangtua dan masyarakat untuk mengawasi serta mengontrol pergaulan anak.
Ia pun sanggat sependapat dengan pandangan KNPI Kota Bima, bahwa tidak boleh hanya pihak sekolah yang dibebankan peran mendidik anak, karena waktu anak lebih banyak bersama orangtua dan masyarakat. "Sebagaimana motto yang digaungkan Dinas Dikpora yakni pendidikan untuk semua. Artinya tanggungjawab pendidikan itu ada pada kita semua," tandasnya. (KS-13)
COMMENTS