Bantuan Pemerintah Kabupaten Bima, Sampan Fiberglass untuk alat transportasi laut hingga saat ini belum sama sekali dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Bima, KS.- Bantuan Pemerintah Kabupaten Bima, Sampan Fiberglass untuk alat transportasi laut hingga saat ini belum sama sekali dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Hal itu disebabkan tidak adanya biaya operasional untuk menjalankan Sampan Fiberglass tersebut dan juga tidak ada masyarakat yang merawatnya.
Hasil pantauan Wartawan Koran Stabilitas, kondisi fisik sampan tersebut sudah tidak terawat, warna sampan sudah mulai pudar dan banyak tiram yang menempel dibadan sampan tersebut. Kondisi itu diperparah setiap hari sampan terkena sinar matahari karena tidak memilik atap.
Untuk mengetahui jelas kondisi sampan itu, wartawan mencoba mewawancarai warga setempat, Kusnadin. Ia mengaku semenjak bantuan pemerintah itu diberikan pada tahun 2013, sampan itu tidak pernah dimanfaatkan. Alasannya karena menggunakan bensin dan boros. ”Saya prihatin dengan kondisi sampan tersebut, harusnya dirawat dengan baik,” ujarnya.
Pria yang biasa disapa Govin ini meminta kepada pemerintah untuk bisa membantu menggangarkan dana operasional sampan itu, aga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara maksimal. Jika menggunakan dana dari masyarakat, tidak memungkinkan. Harga bensin yang mahal menjadi alasan, apalagi untuk menjalankan sampan itu butuh puluhan liter. ”Bayangkan saja jarak tempuh Pelabuhan Punti dan Bima menggunakan sampan ini butuh bensin 15 sampai 20 liter,” jelasnya.
Lanjutnya, Mantan Bupati Bima, Almarhum H. Ferry Zulkarnain, ST sebelum menyerahkan sampan Fiberglass berjanji akan menganggarkan 200 liter bensin setiap bulannya. Itu digunakan untuk menyisir pantai, memantau aktivitas pembomam ikan, membantu warga yang sedang melakukan persalinan ke RSUD Bima dan untuk kepentingan Pemerintah Kecamatan Soromandi. ”Itu janji Almarhum dihadapan ratusan masyarakat Soromandi dua bulan sebelum wafat, diacara BBGRM di Kantor Camat Soromandi,” akunya.
Namun, janji tersebut hingga saat ini belum direalisasikan. Jika demikian kata dia, untuk apa Sampan Fibbergllas itu diberikan jika tidak dimanfaatkan. Baginya, bantuan yang menelan anggaran ratusan juta itu sama sakali tidak bermanfaat. ”Pemerintah harus memikirkan jalan keluar yang baik dalam masalah ini, karena ini aset daerah yang harus dirawat dan dijaga bersama. Mestinya harus diperhatikan secara maksimal, bukan dibiarkan begini,” sesalnya. (KS-17)
Hasil pantauan Wartawan Koran Stabilitas, kondisi fisik sampan tersebut sudah tidak terawat, warna sampan sudah mulai pudar dan banyak tiram yang menempel dibadan sampan tersebut. Kondisi itu diperparah setiap hari sampan terkena sinar matahari karena tidak memilik atap.
Untuk mengetahui jelas kondisi sampan itu, wartawan mencoba mewawancarai warga setempat, Kusnadin. Ia mengaku semenjak bantuan pemerintah itu diberikan pada tahun 2013, sampan itu tidak pernah dimanfaatkan. Alasannya karena menggunakan bensin dan boros. ”Saya prihatin dengan kondisi sampan tersebut, harusnya dirawat dengan baik,” ujarnya.
Pria yang biasa disapa Govin ini meminta kepada pemerintah untuk bisa membantu menggangarkan dana operasional sampan itu, aga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara maksimal. Jika menggunakan dana dari masyarakat, tidak memungkinkan. Harga bensin yang mahal menjadi alasan, apalagi untuk menjalankan sampan itu butuh puluhan liter. ”Bayangkan saja jarak tempuh Pelabuhan Punti dan Bima menggunakan sampan ini butuh bensin 15 sampai 20 liter,” jelasnya.
Lanjutnya, Mantan Bupati Bima, Almarhum H. Ferry Zulkarnain, ST sebelum menyerahkan sampan Fiberglass berjanji akan menganggarkan 200 liter bensin setiap bulannya. Itu digunakan untuk menyisir pantai, memantau aktivitas pembomam ikan, membantu warga yang sedang melakukan persalinan ke RSUD Bima dan untuk kepentingan Pemerintah Kecamatan Soromandi. ”Itu janji Almarhum dihadapan ratusan masyarakat Soromandi dua bulan sebelum wafat, diacara BBGRM di Kantor Camat Soromandi,” akunya.
Namun, janji tersebut hingga saat ini belum direalisasikan. Jika demikian kata dia, untuk apa Sampan Fibbergllas itu diberikan jika tidak dimanfaatkan. Baginya, bantuan yang menelan anggaran ratusan juta itu sama sakali tidak bermanfaat. ”Pemerintah harus memikirkan jalan keluar yang baik dalam masalah ini, karena ini aset daerah yang harus dirawat dan dijaga bersama. Mestinya harus diperhatikan secara maksimal, bukan dibiarkan begini,” sesalnya. (KS-17)
COMMENTS