Untuk memaksimalkan persiapan pengaman nanti, serangkaian acara simulasi pengamanan Pemilukada dilaksanakan, Sabtu (22/8) kemarin bertempat di Lapangan Gunung Dua.
Bima, KS.- Walaupun kegiatan Pemilukada dilaksanakan di wilayah hukum Polres Kabupaten Bima. Namun, Polres Bima Kota juga ikut andil dalam pesta demokrasi yang dijalankan lima tahun sekali itu. Terbukti, sekitar 400 personil disiagakan dalam mengamankan Pemilukada Kabupaten Bima. Untuk memaksimalkan persiapan pengaman nanti, serangkaian acara simulasi pengamanan Pemilukada dilaksanakan, Sabtu (22/8) kemarin bertempat di Lapangan Gunung Dua.
Simulasi Pengamanan Pilkada
Ratusan personil gabungan Polisi dan Brimob antusias dalam kegiatan itu. Dalam simulasi itu juga diperagakan suasana saat pencoblosan di TPS oleh sekelompok warga. Pada saat dilakukan pencoblosan, tiba-tiba ada warga yang melakukan protes terhadap transparansi pencoblosan oleh warga lainnya.
Panitia TPS terlihat memberikan arahan kepada warga untuk menyampaikan kritikan dengan baik dan santun, namun tidak digubris. Keadaan mulai memanas, warga lainnya terprovokasi untuk membuka kotak suara, namun tidak direspon oleh panitan TPS. Polisi yang bersiaga di Lokasi itu berusaha menenangkan warga namun tidak berhasil.
Warga-pun emosi, dan berusaha menghadang Polisi yang petugas TPS yang ingin membawa kota suara ke PPK. Warga melempar mobil dan memukul dengan kayu. Warga lainnya ikut mendukung aksi brutal itu dan mereka melakukan orasi bebas di TPS. Kendati warga tidak menyerah dan terus menghadang mobil Polisi yang membawa kota suara, beberapa personil kepolisian yang disiagakan menggunakan sepeda motor dengan senjata lengkap menghalau warga. Polisi mengejar warga yang masih terbakar emosi dengan motornya. Akhirnya warga membubarkan diri.
Tidak habis disitu saja, warga yang masih emosi, kembali menuju PPK untuk mengambil kembali kotak suara yang dibawa paksa Polisi. Warga-pun makijn banyak, dan meminta untuk melakukan hitungan ulang. Melihat massa aksi yang banyak, regu pertama dari kepolisian berusaha menghadang massa aksi, karena kalah banyak dengan warga, personil-pun ditambah lagi. Warga terlihat membawa batu dan kayu. Mareka tetap berontak meski personil Polisi berusaha menghadang.
Tidak merasa gentar, warga terus mendesak. Mereka mendorong dan melempar aparat yang menghadang menggunakan tameng. Tapi karena terlatih, polisi tetap tangguh menghadang warga yang protes.
Lagi-lagi polisi kalah jumlah dan terdesak, karena warga kian gencar melempar dan memukul polisi dengan kayu. Bantuan personil dari brimob dikerahkan. dengan peralatan tongkat, tameng dan gas air mata, personil bribob memukul mundur warga yang masih melemparnnya. Hasilnya salah satu warga tergeletak pingsan karena terkena gas air mata.
Dengan sigap, personil Brimob mengamankan korban tersebut. Salah satu warga yang terluka tersebut dilarikan dari kerumuman massa untuk pengobatan intensif. Melihat temannya terluka, tidak membuat warga takut. Malah mereka kian bringas melakukan perlawanan. Batu dan kayu menjadi senjata utama mereka. Karena suasana semakin panas, warga terus melempas Polisi dan Brimob. Akhiranya tim Polisi dengan senjata lengkap turun tangan.
Melihat warga sudah panas, Polisi yang memakai ninja itu, melepaskan tembakan peringatan, namun warga tetap melawan. Akhirnya, polisi melepaskan tembakan datar kearah warga. Dari insiden itu, salah satu warga tewas terkena peluru tajam polisi. Melihat ada korban tewas, warga lainnya kocar-kacir melarikan diri.
Kapolres Bima Kota, AKBP Ahmad Nurman Ismail SIK mengatakan, simulasi dilakukan guna mematangkan anggota dalam mengahadapi kemungkinan terjadinya kericuhan saat Pilkada Desember mendatang. “Ini pelatihan kami dalam upaya memberikan pengamanan saat Pemilukada nantinya,” katanya.
Pihaknya juga akan menyiapkan sarana dan prasarana, seperti kendaraan operasional dan alat komunikasi. Personilnya juga disiapkan untuk sosialisasi agar masyarakat bisa sukseskan. “Kami lakukan untuk kamtibmas supaya kondusif, lancar dan aman,” terangnya.
Ketika disinggung mengenai zona rawan saat Pilkada, Kapolres Baru ini menuturkan, pihaknya sedang menginventarisasi dan memetakan daerah yang masuk zona tersebut. Termasuk daerah konsentrasi kekuatan para calon. “Ini bagian dari upaya antisipasi titik rawan,’’ tandasnya. (KS-17)
Simulasi Pengamanan Pilkada
Ratusan personil gabungan Polisi dan Brimob antusias dalam kegiatan itu. Dalam simulasi itu juga diperagakan suasana saat pencoblosan di TPS oleh sekelompok warga. Pada saat dilakukan pencoblosan, tiba-tiba ada warga yang melakukan protes terhadap transparansi pencoblosan oleh warga lainnya.
Panitia TPS terlihat memberikan arahan kepada warga untuk menyampaikan kritikan dengan baik dan santun, namun tidak digubris. Keadaan mulai memanas, warga lainnya terprovokasi untuk membuka kotak suara, namun tidak direspon oleh panitan TPS. Polisi yang bersiaga di Lokasi itu berusaha menenangkan warga namun tidak berhasil.
Warga-pun emosi, dan berusaha menghadang Polisi yang petugas TPS yang ingin membawa kota suara ke PPK. Warga melempar mobil dan memukul dengan kayu. Warga lainnya ikut mendukung aksi brutal itu dan mereka melakukan orasi bebas di TPS. Kendati warga tidak menyerah dan terus menghadang mobil Polisi yang membawa kota suara, beberapa personil kepolisian yang disiagakan menggunakan sepeda motor dengan senjata lengkap menghalau warga. Polisi mengejar warga yang masih terbakar emosi dengan motornya. Akhirnya warga membubarkan diri.
Tidak habis disitu saja, warga yang masih emosi, kembali menuju PPK untuk mengambil kembali kotak suara yang dibawa paksa Polisi. Warga-pun makijn banyak, dan meminta untuk melakukan hitungan ulang. Melihat massa aksi yang banyak, regu pertama dari kepolisian berusaha menghadang massa aksi, karena kalah banyak dengan warga, personil-pun ditambah lagi. Warga terlihat membawa batu dan kayu. Mareka tetap berontak meski personil Polisi berusaha menghadang.
Tidak merasa gentar, warga terus mendesak. Mereka mendorong dan melempar aparat yang menghadang menggunakan tameng. Tapi karena terlatih, polisi tetap tangguh menghadang warga yang protes.
Lagi-lagi polisi kalah jumlah dan terdesak, karena warga kian gencar melempar dan memukul polisi dengan kayu. Bantuan personil dari brimob dikerahkan. dengan peralatan tongkat, tameng dan gas air mata, personil bribob memukul mundur warga yang masih melemparnnya. Hasilnya salah satu warga tergeletak pingsan karena terkena gas air mata.
Dengan sigap, personil Brimob mengamankan korban tersebut. Salah satu warga yang terluka tersebut dilarikan dari kerumuman massa untuk pengobatan intensif. Melihat temannya terluka, tidak membuat warga takut. Malah mereka kian bringas melakukan perlawanan. Batu dan kayu menjadi senjata utama mereka. Karena suasana semakin panas, warga terus melempas Polisi dan Brimob. Akhiranya tim Polisi dengan senjata lengkap turun tangan.
Melihat warga sudah panas, Polisi yang memakai ninja itu, melepaskan tembakan peringatan, namun warga tetap melawan. Akhirnya, polisi melepaskan tembakan datar kearah warga. Dari insiden itu, salah satu warga tewas terkena peluru tajam polisi. Melihat ada korban tewas, warga lainnya kocar-kacir melarikan diri.
Kapolres Bima Kota, AKBP Ahmad Nurman Ismail SIK mengatakan, simulasi dilakukan guna mematangkan anggota dalam mengahadapi kemungkinan terjadinya kericuhan saat Pilkada Desember mendatang. “Ini pelatihan kami dalam upaya memberikan pengamanan saat Pemilukada nantinya,” katanya.
Pihaknya juga akan menyiapkan sarana dan prasarana, seperti kendaraan operasional dan alat komunikasi. Personilnya juga disiapkan untuk sosialisasi agar masyarakat bisa sukseskan. “Kami lakukan untuk kamtibmas supaya kondusif, lancar dan aman,” terangnya.
Ketika disinggung mengenai zona rawan saat Pilkada, Kapolres Baru ini menuturkan, pihaknya sedang menginventarisasi dan memetakan daerah yang masuk zona tersebut. Termasuk daerah konsentrasi kekuatan para calon. “Ini bagian dari upaya antisipasi titik rawan,’’ tandasnya. (KS-17)
COMMENTS