BPPKB Kabupaten Bima melalui Kabid KB, Sri Sartika Sari,A.Md,Keb mengapresiasi sekaligus menyampaikan ucapan terima kasih kepada bidan dan kader KB
Bima, KS. - Tahun 2014 hingga tahun 2015 ini, kinerja tenaga Kesehatan Bidan dan Kader Keluarga Berencana (KB) membuahkan hasil maksimal. Terutama, kinerja dalam mengsukseskan program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Sehingga, angka dan kesadaran masyarakat menggunakan alat kontrasepsi yang berjangka minimal 3 tahun itu mengalami peningkatan tak terbantahkan. Atas keberhasilan dalam program itu, BPPKB Kabupaten Bima melalui Kabid KB, Sri Sartika Sari,A.Md,Keb mengapresiasi sekaligus menyampaikan ucapan terima kasih kepada bidan dan kader KB yang sudah dan sedang bekerja keras demi kesuksesan program tersebut.
Kabid KB, Sri Sartika Sari,A.Md,Keb
Keberhasilan bidan dan kader KB dalam program dimaksud tercermin ketika meningkatnya kesadaran masyarakat menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang tersebut. Program MKJP itu katanya, terdiri dari empat item yakni Alkon IUD, IMPLT.MOW dan MOP.“ Tapi, Alkon yang disukai Akseptor adalah IMPLT yang jangka waktunya tiga tahun.Kesadaran masyarakat menggunakan alat konstrasepsi jangka panjang mengalami peningkatan. Ini bukti keberhasilan program KB dalam kerangka menekan angka pertumbuhan penduduk," ujarnya.
Pencapaian yang didapat dalam kaitan itu tidak diperoleh begitu saja, tetapi lewat kerja keras, usaha,semangat, kemauan dan kesadaran pihaknya untuk menjalankan program tersebut. Sehingga, program rutin setiap bulan ini dapat terlaksana dengan lancar dan maksimal sesuai yang diharapkan. Sebenarnya lanjut Sri Kartika, kesadaran masyarakat menggunakan alat kontrasepsi dimaksud sangat tinggi. Hanya saja, selama ini masyarakat kurang begitu paham, bahkan nyaris tidak memiliki pengetahuan tentang MKJP. Pemicunya, karena kurang pencerahan, pengayoman dan minimnya pendekatan pihak yang membidangi soal itu. Maksudnya, pendekatanterhadap masyarakat seperti sosialisasi tentang penggunaan alat kontrasepsi tersebut teramat kurang dilakukan. "Keinginan masyarakat cukup tinggi. Cuman, pengetahuan mereka tentang itu masih teramat minim. Pemicunya, sosialisasi guna memberikan pengetahuan sekaligus pemahaman soal itu kurang dilakukan. Efeknya, masyarakat was-was bahkan takut menggunakan alat kontrasepsi tersebut," tandasnya.
Tapi tegasnya, hal itu dapat dicarikan jalan keluar dengan, intens sosialisasi, pemberian pemahaman danpendekatan dengan masyarakat oleh bidan dan kader KB. Selain itu, pihaknya yang memiliki peranan tugas dan tanggungjawab atas program dua anak cukup (KB) itu turun langsung di kecamatan yang ada. “Saat ini, sudah 13 kecamatan dari 18 kecamatan yang telah tersentuh oleh program ini.Alhamdulillah, program ini berjalan lancar, responnya luar biasa. Bahkan, ada masyarakat yang menawarkan diri untuk pasang alat dimaksud. Kami bangga dan memberikan apresiasi atas keberhasilan bidan dan kader KB," pungkasnya. (KS-Anhar).
Kabid KB, Sri Sartika Sari,A.Md,Keb
Keberhasilan bidan dan kader KB dalam program dimaksud tercermin ketika meningkatnya kesadaran masyarakat menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang tersebut. Program MKJP itu katanya, terdiri dari empat item yakni Alkon IUD, IMPLT.MOW dan MOP.“ Tapi, Alkon yang disukai Akseptor adalah IMPLT yang jangka waktunya tiga tahun.Kesadaran masyarakat menggunakan alat konstrasepsi jangka panjang mengalami peningkatan. Ini bukti keberhasilan program KB dalam kerangka menekan angka pertumbuhan penduduk," ujarnya.
Pencapaian yang didapat dalam kaitan itu tidak diperoleh begitu saja, tetapi lewat kerja keras, usaha,semangat, kemauan dan kesadaran pihaknya untuk menjalankan program tersebut. Sehingga, program rutin setiap bulan ini dapat terlaksana dengan lancar dan maksimal sesuai yang diharapkan. Sebenarnya lanjut Sri Kartika, kesadaran masyarakat menggunakan alat kontrasepsi dimaksud sangat tinggi. Hanya saja, selama ini masyarakat kurang begitu paham, bahkan nyaris tidak memiliki pengetahuan tentang MKJP. Pemicunya, karena kurang pencerahan, pengayoman dan minimnya pendekatan pihak yang membidangi soal itu. Maksudnya, pendekatanterhadap masyarakat seperti sosialisasi tentang penggunaan alat kontrasepsi tersebut teramat kurang dilakukan. "Keinginan masyarakat cukup tinggi. Cuman, pengetahuan mereka tentang itu masih teramat minim. Pemicunya, sosialisasi guna memberikan pengetahuan sekaligus pemahaman soal itu kurang dilakukan. Efeknya, masyarakat was-was bahkan takut menggunakan alat kontrasepsi tersebut," tandasnya.
Tapi tegasnya, hal itu dapat dicarikan jalan keluar dengan, intens sosialisasi, pemberian pemahaman danpendekatan dengan masyarakat oleh bidan dan kader KB. Selain itu, pihaknya yang memiliki peranan tugas dan tanggungjawab atas program dua anak cukup (KB) itu turun langsung di kecamatan yang ada. “Saat ini, sudah 13 kecamatan dari 18 kecamatan yang telah tersentuh oleh program ini.Alhamdulillah, program ini berjalan lancar, responnya luar biasa. Bahkan, ada masyarakat yang menawarkan diri untuk pasang alat dimaksud. Kami bangga dan memberikan apresiasi atas keberhasilan bidan dan kader KB," pungkasnya. (KS-Anhar).
COMMENTS