Dugaan amburadurnya pekerjaan rehab puskesmas itu dikarenakan, kayu-kayu Kapyang dipasang baru dinilai tidak layak, bahkan dikhawatirkan akan cepat lapuk dan runtuh.
Bima, KS. - Pelaksanaan proyek rehabilitasi gedung Puskesmas Wawo, khususnya pada Ruangan Rawat Inap senilai, Rp.195 juta, yang saat ini tengah dikerjakan oleh, CV. Medali Mas Jaya, terutama pada bagian atapnya, diduga dilakukan asal jadi bahkan terkesan amburadul.
Ilustrasi
Dugaan amburadurnya pekerjaan rehab puskesmas itu dikarenakan, kayu-kayu Kapyang dipasang baru dinilai tidak layak, bahkan dikhawatirkan akan cepat lapuk dan runtuh. Sejumlah pegawai UPT Puskesmas Wawo kepada wartawan koran ini mengungkapkan, pekerjaan proyek rehabilitasi ruang perawatan (Ruang Rawat Inap) yang dimulai beberapa pekan lalu hingga saat ini, dinilai asal jadi bahkan terkesan amburadul. Karena proses perbaikan, terutama bagian atap salah satu ruangan yang berfungi untuk merawat orang-orang sakit (Pasien) tersebut, tidak sesuai keinginan dan harapan mereka sebagai pegawai pada Puskesmas setempat, termasuk juga masyarakat umum lainnya diwilayah Kecamatan Wawo.
Pegawai UPT Puskesmas Wawo, mengaku sangat kecewa melihat hasil pekerjaan yang dikerjakan kontraktor, karena kayu kap yang dipasang dibagian atap ruangan perawatan tersebut dianggap tidak berkualitas dan tidak bermutu.
Parahnya lagi, sebagian kayu kap itu tidak diganti oleh pihak pelaksana proyek, padahal kondisinya tampak sudah lapuk dimakan rayap, bahkan nyaris patah dan runtuh. “Sebenarnya, beberapa hari yang lalu, kami sudah menyuruh pelaksana proyek untuk mengganti semua kayu kap di ruang rawat inap ini, dengan kayu-kayu baru, termasuk yang sudah lapuk dimakan rayap. Tapi faktanya sampai sekarang sebagian kayu kap itu belum diganti juga oleh pihak kontraktor,” cetus para pegawai UPT dimaksud.
Para pegawai yang sehari-harinya bertugas menjalankan misi kemanusiaan di Puskesmas Wawo tersebut melanjutkan, mestinya dalam mengerjakan proyek, pihak kontraktor harus lebih mengutamakan mutu dan kualitas pekerjaan, jangan hanya mau mencari keuntungan semata. Karena keberadaan ruang perawatan seperti ini sangat penting untuk masyarakat banyak, terutama untuk menjaga keselamatan para pasien yang sedang dirawat diruangan dimaksud. Kalau pekerjaannya tidak becus seperti ini dikhawatirkan bisa membahayakan para pasien, karena sebagian kayu kap yang kondisinya sudah lapuk tersebut suatu saat nanti bisa ambruk menimpa para pasien, termasuk perawat yang sedang menangani para pasien.
“Harusnya kontraktor itu kerja yang bagus dong, jangan hanya mau mencari keuntungan. Apalagi uang Negara yang digelontorkan untuk proyek rehab ruang perawatan Puskesmas Wawo ini mencapai, Rp. 195 juta” keluh mereka.
Sementara itu, pelaksana proyek dari CV. Medali Mas jaya, Hj. Siti Rahmah yang dikonfirmasi koran ini via Ponselnya, Sabtu kemarin (19/9), mengaku tidak mengetahui secara detail seluruh proses pekerjaan rehab ruang rawat inap Puskesmas Wawo tersebut, karena sudah diserahkan sepenuhnya kepada para tenaga kerja (Tukang) yang ada di lokasi proyek. “Saya belum tahu persis masalah ini, harap tanyakan langsung pada tukang saya yang sedang bekerja di lokasi proyek saat ini,” pungasknya.
Salah seorang tenaga kerja bernama, Arifin yang dikonfirmasi di lokasi proyek menjelaskan, kayu kap yang dipasang oleh dirinya pada bagian atap ruang rawat inap Puskemas Wawo tersebut semuanya adalah kayu jenis jati putih. “Kayu jati putih ini saya ambil dari kebun milik saya sendiri. Soal masih adanya sebagian kayu kap yang belum diganti itu, memang tidak perlu diganti, karena kondisinya masih bagus dan kuat,” tandas Arifin. (KS-Yar)
Ilustrasi
Dugaan amburadurnya pekerjaan rehab puskesmas itu dikarenakan, kayu-kayu Kapyang dipasang baru dinilai tidak layak, bahkan dikhawatirkan akan cepat lapuk dan runtuh. Sejumlah pegawai UPT Puskesmas Wawo kepada wartawan koran ini mengungkapkan, pekerjaan proyek rehabilitasi ruang perawatan (Ruang Rawat Inap) yang dimulai beberapa pekan lalu hingga saat ini, dinilai asal jadi bahkan terkesan amburadul. Karena proses perbaikan, terutama bagian atap salah satu ruangan yang berfungi untuk merawat orang-orang sakit (Pasien) tersebut, tidak sesuai keinginan dan harapan mereka sebagai pegawai pada Puskesmas setempat, termasuk juga masyarakat umum lainnya diwilayah Kecamatan Wawo.
Pegawai UPT Puskesmas Wawo, mengaku sangat kecewa melihat hasil pekerjaan yang dikerjakan kontraktor, karena kayu kap yang dipasang dibagian atap ruangan perawatan tersebut dianggap tidak berkualitas dan tidak bermutu.
Parahnya lagi, sebagian kayu kap itu tidak diganti oleh pihak pelaksana proyek, padahal kondisinya tampak sudah lapuk dimakan rayap, bahkan nyaris patah dan runtuh. “Sebenarnya, beberapa hari yang lalu, kami sudah menyuruh pelaksana proyek untuk mengganti semua kayu kap di ruang rawat inap ini, dengan kayu-kayu baru, termasuk yang sudah lapuk dimakan rayap. Tapi faktanya sampai sekarang sebagian kayu kap itu belum diganti juga oleh pihak kontraktor,” cetus para pegawai UPT dimaksud.
Para pegawai yang sehari-harinya bertugas menjalankan misi kemanusiaan di Puskesmas Wawo tersebut melanjutkan, mestinya dalam mengerjakan proyek, pihak kontraktor harus lebih mengutamakan mutu dan kualitas pekerjaan, jangan hanya mau mencari keuntungan semata. Karena keberadaan ruang perawatan seperti ini sangat penting untuk masyarakat banyak, terutama untuk menjaga keselamatan para pasien yang sedang dirawat diruangan dimaksud. Kalau pekerjaannya tidak becus seperti ini dikhawatirkan bisa membahayakan para pasien, karena sebagian kayu kap yang kondisinya sudah lapuk tersebut suatu saat nanti bisa ambruk menimpa para pasien, termasuk perawat yang sedang menangani para pasien.
“Harusnya kontraktor itu kerja yang bagus dong, jangan hanya mau mencari keuntungan. Apalagi uang Negara yang digelontorkan untuk proyek rehab ruang perawatan Puskesmas Wawo ini mencapai, Rp. 195 juta” keluh mereka.
Sementara itu, pelaksana proyek dari CV. Medali Mas jaya, Hj. Siti Rahmah yang dikonfirmasi koran ini via Ponselnya, Sabtu kemarin (19/9), mengaku tidak mengetahui secara detail seluruh proses pekerjaan rehab ruang rawat inap Puskesmas Wawo tersebut, karena sudah diserahkan sepenuhnya kepada para tenaga kerja (Tukang) yang ada di lokasi proyek. “Saya belum tahu persis masalah ini, harap tanyakan langsung pada tukang saya yang sedang bekerja di lokasi proyek saat ini,” pungasknya.
Salah seorang tenaga kerja bernama, Arifin yang dikonfirmasi di lokasi proyek menjelaskan, kayu kap yang dipasang oleh dirinya pada bagian atap ruang rawat inap Puskemas Wawo tersebut semuanya adalah kayu jenis jati putih. “Kayu jati putih ini saya ambil dari kebun milik saya sendiri. Soal masih adanya sebagian kayu kap yang belum diganti itu, memang tidak perlu diganti, karena kondisinya masih bagus dan kuat,” tandas Arifin. (KS-Yar)
COMMENTS