Baru-baru ini Kapolres Bima Kota, AKBP. Ahmad Nurman, S.Ik mengirim salah satu Anggota Polisi inesial BG untuk negosiasi dengan keluarga Usman, Korban tewas ditangan tujuh anggota Polisi
Bima, KS. - Baru-baru ini Kapolres Bima Kota, AKBP. Ahmad Nurman, S.Ik mengirim salah satu Anggota Polisi inesial BG untuk negosiasi dengan keluarga Usman, Korban tewas ditangan tujuh anggota Polisi yang bertugas sebagai Buser Polres Bima Kota. Hal itu terkuak setelah kakak kandung korban Supardin angkat bicara.
Dalam keterangan Persnya, supardin mengaku disuruh datang disalah satu rumah warga di Desa Sangiang bernama Sarifudin. Dalam negosiasi yang dilakukan saat itu, anggota Polisi tersebut menawarkan jaminan social untuk menjamin kehidupan anak dan isteri Usman dengan syarat harus mencabut kembali laporan terhadap tujuh anggota Polisi.
Namun hal itu langsung ditolak mentah-mentah oleh Supardin, karena nyawa adik kandungnya tidak bisa dibayar dengan jaminan itu. ia bersikeras untuk mencari keadilan dengan tewasnya sang adik ditangan Polisi. “Benar kami ditawar untuk cabut tuntutan dengan jaminan Polisi akan memberikan Jaminan social kepada Isteri dan anak Korban,” terangnya.
Dengan adanya tawaran tersebut, semakin menguatkan dugaan keluarga, jika Usman sengaja dibunuh oleh Polisi. Karena analisa dari praktisi hukum dan LSM yang melihat langsung di TKP, tidak mungkin Usman melawan Polisi karena pada tembakan pertama Usman sudah jatuh ke lubang dengan kedalaman kurang lebih 3 meter. “Mari kita analisa bersama terkait kasus usman ini, karena bisa saya aksi bejat Polisi ini akan berlaku pada keluarga kita sendiri nantinya,” imbuhnya.
Jika benar itu atas perintah Kapolres, Supardin kembali meminta kepada Kapolres agar kasus tewas adiknya diproses seadil-adilnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Mengenai jaminan social untuk isteri dan Usman masih ada pemerintah yang memberikan jaminan. Karena banyak program pemerintah untuk warga miskin. “Saya akan terus bersemangat untuk mencari keadilan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Bima Kota yang diminta keterangan mengenai anggota Polisi yang dikirim untuk negosiasi belum berhasil ditemui. Dalam hal ini, Kaur Bin OPS, IPDA, Masdidin, SH mengaku tidak tahu mengenai hal itu. ia meyakini tidak mungkin Kapolres mengirim anggotanya untuk negosiasi. “Saya tidak mendengar ada informasi Pak Kapolres mengirim orang untuk negosiasi,” katanya singkat. (KS-Ryan G)
Dalam keterangan Persnya, supardin mengaku disuruh datang disalah satu rumah warga di Desa Sangiang bernama Sarifudin. Dalam negosiasi yang dilakukan saat itu, anggota Polisi tersebut menawarkan jaminan social untuk menjamin kehidupan anak dan isteri Usman dengan syarat harus mencabut kembali laporan terhadap tujuh anggota Polisi.
Namun hal itu langsung ditolak mentah-mentah oleh Supardin, karena nyawa adik kandungnya tidak bisa dibayar dengan jaminan itu. ia bersikeras untuk mencari keadilan dengan tewasnya sang adik ditangan Polisi. “Benar kami ditawar untuk cabut tuntutan dengan jaminan Polisi akan memberikan Jaminan social kepada Isteri dan anak Korban,” terangnya.
Dengan adanya tawaran tersebut, semakin menguatkan dugaan keluarga, jika Usman sengaja dibunuh oleh Polisi. Karena analisa dari praktisi hukum dan LSM yang melihat langsung di TKP, tidak mungkin Usman melawan Polisi karena pada tembakan pertama Usman sudah jatuh ke lubang dengan kedalaman kurang lebih 3 meter. “Mari kita analisa bersama terkait kasus usman ini, karena bisa saya aksi bejat Polisi ini akan berlaku pada keluarga kita sendiri nantinya,” imbuhnya.
Jika benar itu atas perintah Kapolres, Supardin kembali meminta kepada Kapolres agar kasus tewas adiknya diproses seadil-adilnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Mengenai jaminan social untuk isteri dan Usman masih ada pemerintah yang memberikan jaminan. Karena banyak program pemerintah untuk warga miskin. “Saya akan terus bersemangat untuk mencari keadilan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Bima Kota yang diminta keterangan mengenai anggota Polisi yang dikirim untuk negosiasi belum berhasil ditemui. Dalam hal ini, Kaur Bin OPS, IPDA, Masdidin, SH mengaku tidak tahu mengenai hal itu. ia meyakini tidak mungkin Kapolres mengirim anggotanya untuk negosiasi. “Saya tidak mendengar ada informasi Pak Kapolres mengirim orang untuk negosiasi,” katanya singkat. (KS-Ryan G)
COMMENTS