Kegiatan “Makembo Road to Lombok” adalah program Misi Kebudayaan Majelis Kebudayaan Mbojo untuk mengangkat potensi seni dan budaya Mbojo
Mataram, KS.- Kegiatan “Makembo Road to Lombok” adalah program Misi Kebudayaan Majelis Kebudayaan Mbojo untuk mengangkat potensi seni dan budaya Mbojo. Kegiatan ini bekerja sama dengan Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Barat dalam penyajian sastra lisan tiga etnis di NTB ( Sasak, Samawa, Mbojo) yang dilaksanakan tanggal 28 – 30 September 2015 di Mataram.
Ketua Makembo Ruslan,S.Sos
“Masing-masing etnis akan menampilkan dua jenis sastra lisan berupa karya pertunjukan yang tumbuh dan berkembang pada masing-masing etnis tersebut. Penampilan dari masing masing etnis ini selanjutnya akan diapresiasi untuk dijadikan bahan diskusi guna mengetahui secara mendalam tentang sastra lisan tersebut serta keberadaan dan keberlangsungannya di tengah-tengah masyarakat,”kata Ketua Makembo Ruslan,S.Sos, yang biasa disapa Alan Malingi, via sms Senin lalu.
Rangkaian senandung Rumpun Inge Ndai Sambori dan sekitarnya akan menjadi paket pentas yang dipersembahkan dihadapan para seniman dan wisatawan di Hotel Griya Asri Mataram. “Rumpun Inge Ndai adalah rumpun masyarakat di lereng Lambitu yang memiliki keunikan syair dan senandung seperti Arugele,Belaleha,Kasaro,Kalero, Mangge Ila dan Bola Mbali. Pada moment tersebut akan dipamerkan juga kerajinan dan kreasi masyarakat Sambori seperti Lupe atau Waku( Payung Tradisional Sambori), Keleru, Kula,Saduku dan aneka kerajinan lainnya,”lanjutnya.
Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bima dengan memberikan fasilitas kendaraan Bus milik Pemkab Bima untuk rombongan sebanyak 18 Orang yang akan berangkat ke Mataram pada tanggal 27 September 2015. Untuk itu, Ketua Makembo Alan Malingi menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan fasilitas kendaraan dari Pemerintah Kabupaten Bima. “Kegiatan pementasan sastra lisan ini juga akan disaksikan dan diapresiasi oleh pelajar dan mahasiswa di Kota Mataram sebanyak 100 orang, dan saya berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Bima, yang telah banyak membantu Makembo,”tuturnya.
“Keberadaan pelajar dan mahasiswa ini diharapkan akan memberikan kesadaran dan pemahaman tentang keberadaan maupun kekayaan berbagai sastra lisan berupa pagelaran yang tumbuh dan dimiliki oleh masyarakat NTB,”pungkasnya. (KS.Mul)
Ketua Makembo Ruslan,S.Sos
“Masing-masing etnis akan menampilkan dua jenis sastra lisan berupa karya pertunjukan yang tumbuh dan berkembang pada masing-masing etnis tersebut. Penampilan dari masing masing etnis ini selanjutnya akan diapresiasi untuk dijadikan bahan diskusi guna mengetahui secara mendalam tentang sastra lisan tersebut serta keberadaan dan keberlangsungannya di tengah-tengah masyarakat,”kata Ketua Makembo Ruslan,S.Sos, yang biasa disapa Alan Malingi, via sms Senin lalu.
Rangkaian senandung Rumpun Inge Ndai Sambori dan sekitarnya akan menjadi paket pentas yang dipersembahkan dihadapan para seniman dan wisatawan di Hotel Griya Asri Mataram. “Rumpun Inge Ndai adalah rumpun masyarakat di lereng Lambitu yang memiliki keunikan syair dan senandung seperti Arugele,Belaleha,Kasaro,Kalero, Mangge Ila dan Bola Mbali. Pada moment tersebut akan dipamerkan juga kerajinan dan kreasi masyarakat Sambori seperti Lupe atau Waku( Payung Tradisional Sambori), Keleru, Kula,Saduku dan aneka kerajinan lainnya,”lanjutnya.
Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bima dengan memberikan fasilitas kendaraan Bus milik Pemkab Bima untuk rombongan sebanyak 18 Orang yang akan berangkat ke Mataram pada tanggal 27 September 2015. Untuk itu, Ketua Makembo Alan Malingi menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan fasilitas kendaraan dari Pemerintah Kabupaten Bima. “Kegiatan pementasan sastra lisan ini juga akan disaksikan dan diapresiasi oleh pelajar dan mahasiswa di Kota Mataram sebanyak 100 orang, dan saya berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Bima, yang telah banyak membantu Makembo,”tuturnya.
“Keberadaan pelajar dan mahasiswa ini diharapkan akan memberikan kesadaran dan pemahaman tentang keberadaan maupun kekayaan berbagai sastra lisan berupa pagelaran yang tumbuh dan dimiliki oleh masyarakat NTB,”pungkasnya. (KS.Mul)
COMMENTS