Sekarang harga bawang di petani sudah mencapai angka Rp.12Ribu/KG atau Rp.1,2Juta per 100KG.
Bima, KS.- Tersenyum atas perolehan hasil tani yang memuaskan adalah harapan besar bagi para petani, terutama petani bawang merah yang tersebar di Kabupaten Bima. Di panen bawang bulan Agustus dan September 2015 kemarin, para petani dibuat “stress”, bahkan tidak sedikit petani bawang yang mengaku rugi, akibat harga penjualan bawang mereka menurun drastis, dari harga Rp.8-9Ribu/KG menjadi Rp.5-6Ribu/KG.
Ilustrasi Bawang Merah
Ternyata, harga bawang yang dianggap merugikan para petani bawang (Rp.5-6Ribu/KG) tersebut tidak berlanjut lama, karena sekarang harga bawang di petani sudah mencapai angka Rp.12Ribu/KG atau Rp.1,2Juta per 100KG. Artinya, jika harga bawang sebanyak itu, maka petani akan mendapat keuntungan yang tergolong banyak.”Semoga harga bawang Rp.1Juta hingga Rp.1,2Juta/100KG tersebut berjalan lama. Masalahnya, harga bawang Rp.500Ribu – 600Ribu/100KG kemarin, petani dirugikan, karena harga bibit bawang per 100KG Rp.1,3-1,5Juta, belum lagi obat-obatan mahal, sehingga perhitungan petani sekarang, menanam 100KG harus menyediakan uang untuk obat-obatan, bensin, solar, pupuk dan lainnya minimal Rp.2,5Juta,”kata Haris warga Desa Sai yang sudah belasan tahun menjadi petani bawang itu.
Katanya, harga bawang baru bisa menutupi pengeluaran petani minimal Rp.800Ribu/100KG, sementara harga Rp.1,2juta/100KG, petani diuntungkan banyak, meski harga obat dan kebutuhan selama tanam mahal.”Dulu petani di Sai banyak yang setor haji, ketika harga bawang Rp.2,3Juta/100KG, tapi sekarang justeru petani mayoritasnya rugi, akibat harga bawang turun hingga Rp.350Ribu/100KG,”keluhnya.
Di Sampungu, seorang petani bawang H.Marjuki juga mengaku bersyukur jika harga bawang Rp.1Juta/100KG. Dengan harga sebanyak itu, kerugian selama dua hingga tiga kali panen selama ini bisa sedikit tertutupi.”Semoga harga bawang tidak lagi Rp.400-500Ribu/100KG. harga segitu membuat petani sekarang gali lobang tutup lobang, bahkan banyak juga petani yang tidak mampu bayar utang, baik utang bibit bawang juga utang obat-obatan,”ungkapnya.
Diakuinya, di Sampungu dalam sebulan ke depan akan panen bawang ribuan ton, karena umur bawang sekarang rata-rata sebulan lebih. Prediksi panen ribuan ton tersebut dibuktikan dengan kemauan masyarakat sekarang yang tanam bawang minimal bibit 150KG, bahkan ada juga petani di Sampungu sekarang yang tanam bawang dengan bibit satu hingga dua ton.”Petani di Sampungu tidak lagi mencoba menanam bawang, tapi sudah menjadi usaha tani prioritas utama. Karena, tanam bawang dapat menghasilkan uang banyak, apalagi harga bawang naik sampai angka satu jutaan/100KG,”tandasnya.(KS-AAZ)
Ilustrasi Bawang Merah
Ternyata, harga bawang yang dianggap merugikan para petani bawang (Rp.5-6Ribu/KG) tersebut tidak berlanjut lama, karena sekarang harga bawang di petani sudah mencapai angka Rp.12Ribu/KG atau Rp.1,2Juta per 100KG. Artinya, jika harga bawang sebanyak itu, maka petani akan mendapat keuntungan yang tergolong banyak.”Semoga harga bawang Rp.1Juta hingga Rp.1,2Juta/100KG tersebut berjalan lama. Masalahnya, harga bawang Rp.500Ribu – 600Ribu/100KG kemarin, petani dirugikan, karena harga bibit bawang per 100KG Rp.1,3-1,5Juta, belum lagi obat-obatan mahal, sehingga perhitungan petani sekarang, menanam 100KG harus menyediakan uang untuk obat-obatan, bensin, solar, pupuk dan lainnya minimal Rp.2,5Juta,”kata Haris warga Desa Sai yang sudah belasan tahun menjadi petani bawang itu.
Katanya, harga bawang baru bisa menutupi pengeluaran petani minimal Rp.800Ribu/100KG, sementara harga Rp.1,2juta/100KG, petani diuntungkan banyak, meski harga obat dan kebutuhan selama tanam mahal.”Dulu petani di Sai banyak yang setor haji, ketika harga bawang Rp.2,3Juta/100KG, tapi sekarang justeru petani mayoritasnya rugi, akibat harga bawang turun hingga Rp.350Ribu/100KG,”keluhnya.
Di Sampungu, seorang petani bawang H.Marjuki juga mengaku bersyukur jika harga bawang Rp.1Juta/100KG. Dengan harga sebanyak itu, kerugian selama dua hingga tiga kali panen selama ini bisa sedikit tertutupi.”Semoga harga bawang tidak lagi Rp.400-500Ribu/100KG. harga segitu membuat petani sekarang gali lobang tutup lobang, bahkan banyak juga petani yang tidak mampu bayar utang, baik utang bibit bawang juga utang obat-obatan,”ungkapnya.
Diakuinya, di Sampungu dalam sebulan ke depan akan panen bawang ribuan ton, karena umur bawang sekarang rata-rata sebulan lebih. Prediksi panen ribuan ton tersebut dibuktikan dengan kemauan masyarakat sekarang yang tanam bawang minimal bibit 150KG, bahkan ada juga petani di Sampungu sekarang yang tanam bawang dengan bibit satu hingga dua ton.”Petani di Sampungu tidak lagi mencoba menanam bawang, tapi sudah menjadi usaha tani prioritas utama. Karena, tanam bawang dapat menghasilkan uang banyak, apalagi harga bawang naik sampai angka satu jutaan/100KG,”tandasnya.(KS-AAZ)
COMMENTS