Lima Siswi SMK 2 Kota Bima, yang berkaraoke dijam sekolah, terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Pol-PP) Kota Bima di tempat Karoke Barata
Kota Bima, KS.- Lima Siswi SMK 2 Kota Bima, yang berkaraoke di jam sekolah, terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Pol-PP) Kota Bima di tempat Karoke Barata. Alasan Lima Siswi meninggalkan jam belajar tersebut karena sudah mendapatkan izin dari pihak sekolah.
Pol-PP
Tidak hanya siswi SMK 2 Kota Bima yang terkena razia pada Kamis siang (15/10) kemarin. Namun ada dua dari sekolah lain yakni, SMA Salahudin dan SMP 14 Kota Bima. Jumlah yang terjaring razia sebanyak tujuh siswi,
Terlihat siswi menutup wajahnya diruang pemeriksaan Sat Pol-PP Kota Bima. Nampak mereka malu ketika sejumlah Wartawan Bima meliput. “Jangan foto bang,” ujar salah seorang pelajar yang masih mengenakan baju seragam putih abu.
Menurut Kasat Pop-PP Kota Bima, Dra, Hj. Misbah, jika Lima siswi SMK 2 Kota Bima terjaring di Room Karoke di Pusat perbelanjaan Barata. Mereka sedang asik bernyanyi. Anggota Pol-PP masuk dan langsung angkut mereka menggunakan mobil operasional. “Ini Operasi rutin kami untuk menertibkan siswa dan siswi yang bolos sekolah,” ujar Misbah.
Setelah itu, pihaknya mendapatkan informasi jika di Manggemaci ada siswi SMP duduk sendirian sejak pagi, personil langsung meluncur. Benar saja, ada seorang siswi yang sedang duduk sendirian. “Kami langsung angkut juga siswi SMP ini, karena kami khawatirkan meningkatnya kasus asusila,” terangnya.
Baru beberapa meter dari manggemaci, pihaknya menemukan salah seorang siswi bersama beberapa pemuda. Tanpa pikir panjang, siswi tersebut langsung diangkut. “Kami tidak biarkan satupun siswa dan siswi berkeliaran pada jam belajar,” tegasnya.
Terkait tujuh siswi yang terjaring razia, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Sekolah. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mengembalikan siswi tersebut ke orang tuanya untuk di bina. “Kami akan data alamatnya dan kami akan langsung menyerahkan ke orang tua siswi,” tuturnya.
Ia juga berharap kepada guru dan wali murid untuk membina dan memberikan pemahaman kepada anaknya agar tidak bolos pada jam mengajar. Karena pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan dinas Dikpora, jika ditemukan siswa dan siswa keliaran, maka dalam setiap semester akan diserahkan ke Dikpora. “Dalam persemester kami selalu memberikan data siswa dan siswi yang kami razia kepada Dikpora,” jelasnya.
Diakhir wawancara, Misbah mengaku dalam tahun 2015 ini, sekitar 80 lebih siswa dan siswi yang terjaring razia. Uniknya, kebanyakan yang bolos dari siswa dan siswi yang ekonomi rendah. Mulai dari anak buruh, ojek, dan petani.“Perlu pengkajian bersama terkait masalah ini,” imbuhnya. (KS-Ryan G)
Pol-PP
Tidak hanya siswi SMK 2 Kota Bima yang terkena razia pada Kamis siang (15/10) kemarin. Namun ada dua dari sekolah lain yakni, SMA Salahudin dan SMP 14 Kota Bima. Jumlah yang terjaring razia sebanyak tujuh siswi,
Terlihat siswi menutup wajahnya diruang pemeriksaan Sat Pol-PP Kota Bima. Nampak mereka malu ketika sejumlah Wartawan Bima meliput. “Jangan foto bang,” ujar salah seorang pelajar yang masih mengenakan baju seragam putih abu.
Menurut Kasat Pop-PP Kota Bima, Dra, Hj. Misbah, jika Lima siswi SMK 2 Kota Bima terjaring di Room Karoke di Pusat perbelanjaan Barata. Mereka sedang asik bernyanyi. Anggota Pol-PP masuk dan langsung angkut mereka menggunakan mobil operasional. “Ini Operasi rutin kami untuk menertibkan siswa dan siswi yang bolos sekolah,” ujar Misbah.
Setelah itu, pihaknya mendapatkan informasi jika di Manggemaci ada siswi SMP duduk sendirian sejak pagi, personil langsung meluncur. Benar saja, ada seorang siswi yang sedang duduk sendirian. “Kami langsung angkut juga siswi SMP ini, karena kami khawatirkan meningkatnya kasus asusila,” terangnya.
Baru beberapa meter dari manggemaci, pihaknya menemukan salah seorang siswi bersama beberapa pemuda. Tanpa pikir panjang, siswi tersebut langsung diangkut. “Kami tidak biarkan satupun siswa dan siswi berkeliaran pada jam belajar,” tegasnya.
Terkait tujuh siswi yang terjaring razia, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Sekolah. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mengembalikan siswi tersebut ke orang tuanya untuk di bina. “Kami akan data alamatnya dan kami akan langsung menyerahkan ke orang tua siswi,” tuturnya.
Ia juga berharap kepada guru dan wali murid untuk membina dan memberikan pemahaman kepada anaknya agar tidak bolos pada jam mengajar. Karena pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan dinas Dikpora, jika ditemukan siswa dan siswa keliaran, maka dalam setiap semester akan diserahkan ke Dikpora. “Dalam persemester kami selalu memberikan data siswa dan siswi yang kami razia kepada Dikpora,” jelasnya.
Diakhir wawancara, Misbah mengaku dalam tahun 2015 ini, sekitar 80 lebih siswa dan siswi yang terjaring razia. Uniknya, kebanyakan yang bolos dari siswa dan siswi yang ekonomi rendah. Mulai dari anak buruh, ojek, dan petani.“Perlu pengkajian bersama terkait masalah ini,” imbuhnya. (KS-Ryan G)
COMMENTS