Hingga Selasa kemarin, pihak keluarga korban masih menunggu kabar dari pihak kepolisian untuk menangkap pelaku pembacokan tersebut.
Kota Bima,KS.- Kasus kriminalitas yang terjadi di wilayah hukum Polres Bima Kota pada Jumat (25/09) lalu, sempat menghebohkan warga Kota dan Kabupaten Bima. Bagaimana tidak, seorang pemuda asal Rabangodu Amiruddin alias Ambo harus kehilangan tangan kirinya akibat diserang oleh sekelompok pemuda asal Rabadompu menggunakan Parang di arena kross sepeda.
Hingga Selasa kemarin, pihak keluarga korban masih menunggu kabar dari pihak kepolisian untuk menangkap pelaku pembacokan tersebut. Diakui keluarga korban, bahwa Ambo baru dimintai keterangan pasa Selasa siang kemarin, padahal sejak Sabtu lalu korban sudah sadar dan bisa memberikan keterangan kepada penyidik.
Selama empat hari terbaring di rumah sakit, Ambo belum pernah dimintai keterangan terkait kejadian yang menimpanya. Polisi baru mamanggil beberapa saksi untuk dimintai korban, sementara korban sendiri belum dimintai keterangan, dengan alasan belum bisa memberikan keterangan, padahal menurut pihak keluarga, tidak ada satupun penyidik yang mendatangi korban selama di rumah sakit.
“Polisi hanya hadir di rumah sakit usai kejadian, keesokan harinya hingga senin kemarin tidak ada polisi yang dating. Baru tadi pagi penyidik datang, itupun berdasarkan permintaan kami selaku keluarga,” beber Ardiansyah kakak kandung korban saat ditemuai sejumlah awak media Selasa kemarin di kediamannya.
Lambannya polisi menangkap para pelaku pembacokan, membuat keluarga korban resah, karena dikhawatirkan ada tindakan diluar dugaan karena melihat para pelaku yang masih berkeliaran di wilayah Kota Bima. “Kalau polisi tidak segera menangkap para pelaku, dikhawatirkan ada reaksi dari pihak keluarga kami, yang mengakibatkan konflik baru antar warga. Itu yang perlu kami hindari saat ini karena kami masih menghargai tugas kepolisian,” ujarnya.
Dirinya berharap agar pihak kepolisian segera menggungkap dan menangkap para pelaku pembacokan terhadap adiknya. Jangan sampai karena polisi lamban menangani kasus tersebut, menyebabkan munculnya masalah baru. “Terlepas dari ada masalah sebelum kejadian ini, polisi harus mengungkap dulu kasus yang ini, apalagi dua orang yang diduga menjadi penyebab pada masalah awalnya sudah kami serahkan kepolisi, dengan jaminan akan menangkap pelaku pembacokan. Namun kenyataannya sampai sekarang, para pelaku yang disebut-sebut oleh sebagian saksi dan korban masih berkeliaran di Kota Bima,” tandasnya.
Jika dalam dua hari kedepan polisi belum menangkap pelaku, pihak keluarga akan mendatangi Kapolres Bima Kota untuk menanyakan penanganan kasus tersebut. “Kami akan datangi kapolres untuk mempertanyakan hal ini,” imbuhnya.
Selain itu, Ardian juga mengeluhkan tidak adanya penjagaan terhadap korban di rumah sakit. Karena khawatir dengan adanya kejadian diluar dugaan, pihak keluarga terpaksa mengeluarkan korban dari rumah sakit pada Selasa sore kemarin. “Lebih baik kami jaga sendiri di rumah, karena di rumah sakit tidak steril dan tidak ada penjagaan. Apalagi sempat ada orang yang mecoba membuka jendela kamar di malam usai kejadian,” jelasnya. (KS - Abbie)
Hingga Selasa kemarin, pihak keluarga korban masih menunggu kabar dari pihak kepolisian untuk menangkap pelaku pembacokan tersebut. Diakui keluarga korban, bahwa Ambo baru dimintai keterangan pasa Selasa siang kemarin, padahal sejak Sabtu lalu korban sudah sadar dan bisa memberikan keterangan kepada penyidik.
Selama empat hari terbaring di rumah sakit, Ambo belum pernah dimintai keterangan terkait kejadian yang menimpanya. Polisi baru mamanggil beberapa saksi untuk dimintai korban, sementara korban sendiri belum dimintai keterangan, dengan alasan belum bisa memberikan keterangan, padahal menurut pihak keluarga, tidak ada satupun penyidik yang mendatangi korban selama di rumah sakit.
“Polisi hanya hadir di rumah sakit usai kejadian, keesokan harinya hingga senin kemarin tidak ada polisi yang dating. Baru tadi pagi penyidik datang, itupun berdasarkan permintaan kami selaku keluarga,” beber Ardiansyah kakak kandung korban saat ditemuai sejumlah awak media Selasa kemarin di kediamannya.
Lambannya polisi menangkap para pelaku pembacokan, membuat keluarga korban resah, karena dikhawatirkan ada tindakan diluar dugaan karena melihat para pelaku yang masih berkeliaran di wilayah Kota Bima. “Kalau polisi tidak segera menangkap para pelaku, dikhawatirkan ada reaksi dari pihak keluarga kami, yang mengakibatkan konflik baru antar warga. Itu yang perlu kami hindari saat ini karena kami masih menghargai tugas kepolisian,” ujarnya.
Dirinya berharap agar pihak kepolisian segera menggungkap dan menangkap para pelaku pembacokan terhadap adiknya. Jangan sampai karena polisi lamban menangani kasus tersebut, menyebabkan munculnya masalah baru. “Terlepas dari ada masalah sebelum kejadian ini, polisi harus mengungkap dulu kasus yang ini, apalagi dua orang yang diduga menjadi penyebab pada masalah awalnya sudah kami serahkan kepolisi, dengan jaminan akan menangkap pelaku pembacokan. Namun kenyataannya sampai sekarang, para pelaku yang disebut-sebut oleh sebagian saksi dan korban masih berkeliaran di Kota Bima,” tandasnya.
Jika dalam dua hari kedepan polisi belum menangkap pelaku, pihak keluarga akan mendatangi Kapolres Bima Kota untuk menanyakan penanganan kasus tersebut. “Kami akan datangi kapolres untuk mempertanyakan hal ini,” imbuhnya.
Selain itu, Ardian juga mengeluhkan tidak adanya penjagaan terhadap korban di rumah sakit. Karena khawatir dengan adanya kejadian diluar dugaan, pihak keluarga terpaksa mengeluarkan korban dari rumah sakit pada Selasa sore kemarin. “Lebih baik kami jaga sendiri di rumah, karena di rumah sakit tidak steril dan tidak ada penjagaan. Apalagi sempat ada orang yang mecoba membuka jendela kamar di malam usai kejadian,” jelasnya. (KS - Abbie)
COMMENTS