Pasalnya, pada Senin sore kemarin (28/9) sekitar pukul 17.00 Wita, pemuda asal RT.09 Dusun Sigi ini, nyaris tewas dalam sebuah lubang berisi tanah emas di lokasi penambangan emas sungai Pesa (Sori Pesa)
Bima, KS.- Nasib apes menimpa, Anhar (23) warga Desa Kambilo Kecamatan Wawo. Pasalnya, pada Senin sore kemarin (28/9) sekitar pukul 17.00 Wita, pemuda asal RT.09 Dusun Sigi ini, nyaris tewas dalam sebuah lubang berisi tanah emas di lokasi penambangan emas sungai Pesa (Sori Pesa), sekitar 4 Kilometer dari pemukiman penduduk Desa Pesa Kecamatan Wawo.
Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan koran ini dari berbagai sumber, sesaat sebelum kejadian, korban Anhar hendak mengambil tanah yang berisi kepingan emas didalam sebuah lubang di lokasi penambangan emas. Namun saat mengambil tanah bercampur emas yang berada di lubang naas tersebut, korban tiba-tiba dihantam batu besar yang jatuh dari atas dinding lubang. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka sobek dibagian pelipis kanan disertai sesak napas.
Melihat kondisi korban yang tidak sadarkan diri (Pingsan), sejumlah warga yang kerap mencari emas disekitar lubang tersebut, langsung menghubungi petugas medis dari pihak Puskesmas Wawo. Setelah mendapat informasi dari warga, KUPT Puskemas Wawo bersama mobil Ambulance langsung berangkat ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), untuk menolong sekaligus menyelamatkan nyawa si korban bernama Anhar dimaksud.
Sementara itu, Kapolsek Wawo, IPTU Jubaidin yang dikonfirmasi koran ini Selasa kemarin (29/9) membenarkan kejadian tersebut, bahkan salah seorang korban dari Desa Kambilo bernama, Anhar itu sampai saat ini masih dirawat secara intensif di Puskesmas Wawo, karena mengalami luka robek yang cukup parah dibagian pelipis kanannya.
Menurut Kapolsek, kronologis kejadian tersebut berawal ketika korban masuk kedalam sebuah lubang yang berada di lokasi penambangan liar, dengan tujuan untuk mengambil tanah yang diketahui bercampur emas. Namun pada saat korban mengambil tanah bebatuan bercampur emas dengan menggunakan alat bantu Linggis dan Palu didalam sebuah lubang naas tersebut, korban tertimpa material dua buah batu besar dari atas dinding lubang. Batu yang runtuh itu mengenai korban yang sedang asyik mengais rezeki dari hasil emas yang terpampang didalam lubang dimaksud. “Akibat kejadian ini, korban terpaksa dilarikan ke rumah sakit (Puskesmas Wawo), karena pelipis kanannya mengalami luka sobek dan harus dijahit beberapa kali oleh tim medis yang bertugas di Puskemas setempat,” ujarnya.
Kapolsek menegaskan, untuk menjaga keselamatan para warga terutama masyarakat Wawo, ia bersama jajarannya selama ini telah berbuat maksimal untuk mengamankan lokasi penambangan emas tersebut. Bahkan beberapa waktu yang lalu sempat ditutup oleh pihak kepolisian Polres Bima Kota, karena dianggap penambangan liar (Ilegal). “Tapi apalah daya kita, masyarakat sudah tidak bisa dilarang lagi, karena sampai sekarang mereka tetap berbondong-bondong berangkat ke lokasi penambangan liar ini, lantaran tergiur dengan uang banyak dari hasil tanah emas yang mereka peroleh di lokasi penambangan dimaksud,” pungkasnya.
Perwira asal Desa Kowo Kecamatan Sape ini menambahkan, pihaknya dari dulu tidak menginginkan adanya aktivitas penambangan liar seperti itu diwilayah hukum Kecamatan Wawo. Karena dikhawatirkan akan berdampak luas pada lingkungan sekitar, bahkan bisa menimbulkan penyakit sekaligus kematian bagi manusia, termasuk hewan ternak, tanaman pertanian dan lainnya, akibat dari racun (Airaksa) yang berasal dari mesin gelondong yang mengolah tanah liat menjadi emas di tempat gelondongnya warga masing-masing.
“Selain dari sisi keselamatan warga, dampak lingkungannya dari aktivitas penambangan liar ini juga yang harus kita pikirkan bersama, termasuk oleh pihak pemerintah daerah, seperti Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bima. Artinya, dalam hal ini pemerintah daerah harus mencarikan solusi terbaiknya bagi masyarakat banyak, ” tandas Jubaidin. (KS-Yar)
Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan koran ini dari berbagai sumber, sesaat sebelum kejadian, korban Anhar hendak mengambil tanah yang berisi kepingan emas didalam sebuah lubang di lokasi penambangan emas. Namun saat mengambil tanah bercampur emas yang berada di lubang naas tersebut, korban tiba-tiba dihantam batu besar yang jatuh dari atas dinding lubang. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka sobek dibagian pelipis kanan disertai sesak napas.
Melihat kondisi korban yang tidak sadarkan diri (Pingsan), sejumlah warga yang kerap mencari emas disekitar lubang tersebut, langsung menghubungi petugas medis dari pihak Puskesmas Wawo. Setelah mendapat informasi dari warga, KUPT Puskemas Wawo bersama mobil Ambulance langsung berangkat ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), untuk menolong sekaligus menyelamatkan nyawa si korban bernama Anhar dimaksud.
Sementara itu, Kapolsek Wawo, IPTU Jubaidin yang dikonfirmasi koran ini Selasa kemarin (29/9) membenarkan kejadian tersebut, bahkan salah seorang korban dari Desa Kambilo bernama, Anhar itu sampai saat ini masih dirawat secara intensif di Puskesmas Wawo, karena mengalami luka robek yang cukup parah dibagian pelipis kanannya.
Menurut Kapolsek, kronologis kejadian tersebut berawal ketika korban masuk kedalam sebuah lubang yang berada di lokasi penambangan liar, dengan tujuan untuk mengambil tanah yang diketahui bercampur emas. Namun pada saat korban mengambil tanah bebatuan bercampur emas dengan menggunakan alat bantu Linggis dan Palu didalam sebuah lubang naas tersebut, korban tertimpa material dua buah batu besar dari atas dinding lubang. Batu yang runtuh itu mengenai korban yang sedang asyik mengais rezeki dari hasil emas yang terpampang didalam lubang dimaksud. “Akibat kejadian ini, korban terpaksa dilarikan ke rumah sakit (Puskesmas Wawo), karena pelipis kanannya mengalami luka sobek dan harus dijahit beberapa kali oleh tim medis yang bertugas di Puskemas setempat,” ujarnya.
Kapolsek menegaskan, untuk menjaga keselamatan para warga terutama masyarakat Wawo, ia bersama jajarannya selama ini telah berbuat maksimal untuk mengamankan lokasi penambangan emas tersebut. Bahkan beberapa waktu yang lalu sempat ditutup oleh pihak kepolisian Polres Bima Kota, karena dianggap penambangan liar (Ilegal). “Tapi apalah daya kita, masyarakat sudah tidak bisa dilarang lagi, karena sampai sekarang mereka tetap berbondong-bondong berangkat ke lokasi penambangan liar ini, lantaran tergiur dengan uang banyak dari hasil tanah emas yang mereka peroleh di lokasi penambangan dimaksud,” pungkasnya.
Perwira asal Desa Kowo Kecamatan Sape ini menambahkan, pihaknya dari dulu tidak menginginkan adanya aktivitas penambangan liar seperti itu diwilayah hukum Kecamatan Wawo. Karena dikhawatirkan akan berdampak luas pada lingkungan sekitar, bahkan bisa menimbulkan penyakit sekaligus kematian bagi manusia, termasuk hewan ternak, tanaman pertanian dan lainnya, akibat dari racun (Airaksa) yang berasal dari mesin gelondong yang mengolah tanah liat menjadi emas di tempat gelondongnya warga masing-masing.
“Selain dari sisi keselamatan warga, dampak lingkungannya dari aktivitas penambangan liar ini juga yang harus kita pikirkan bersama, termasuk oleh pihak pemerintah daerah, seperti Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bima. Artinya, dalam hal ini pemerintah daerah harus mencarikan solusi terbaiknya bagi masyarakat banyak, ” tandas Jubaidin. (KS-Yar)
COMMENTS