Minimnya sosok pemimipin yang menjadi panutan untuk diteladani, pemimpin yang didambakan masyarakat kita saat ini
Krisis yang paling besar melanda Daerah kita tercinta saat ini yakni krisis keteladanan, baik dikalangan birokrasi maupun dikalangan politisi. Minimnya sosok pemimipin yang menjadi panutan untuk diteladani, pemimpin yang didambakan masyarakat kita saat ini, bukanlah figur yang hanya mampu meraih simpati, tapi yang bisa ber-empati dengan keadaan masyarkat,bukan yang sekedar bisa berada di balik meja, tapi sosok pemimpin yang sungguh diinginkan, selalu ada dihati rakyat yang dipimpinnya, Itulah pemimpin yang dinantikan oleh rakyat yang ada di Kabupaten Bima.
Pemimpin yang mau memikirkan, bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan guru dan pegawai, terobosan apa yang harus dibuat untuk mengairi sawah petani, apa yang dibutuhkan para nelayan sehingga mereka tidak melakukan pembom-an liar, tidak sampai disitu tugas seorang pemimipin. Namun yang lebih dibutuhkan oleh rakyat.Pemimpin yang punya perhatian untuk orang banyak tanpa adanya diskriminasi perlakuan, maka akan berpikir, bagaimana cara me-minimalisir penyakit sosial yang melanda rakyatnya yang lugu, dengan mengelola ragam potensi yang ada.
Potensi Bima sudah tersohor se-antero Nusantara, bahkan di dunia internasional, alamnya yang kaya akan kandungan berharga,hal itu diperkuat hasil penelitian ilmiah mahasiswa UGM pada tahun 2008, tidak didapatkan pasir yang memiliki kandungan besi tertinggi diseluruh Nusantara ini yang diakui Amerika melainkan hanya di Kabupaten Bima adanya,tepatnya di Kecamatan Wera. Kepada siapa semuanya diserahkan untuk mengelolanya. Bima yang penuh masalah, namun alamnya kaya akan potensi. Kenapa harus takut di demo kalau investor dihadirkan di Bima, menghadirkan menantu saja ada resiko, apalagi mendatangkan investor. Jangan dibiarkan kalau kehadirannya menambah masalah tanpa membawa solusi, ini semua harus dipikirkan oleh seorang pemimpin yang kelak akan menjadi Bapak seluruh masyarakat Bima.
Tidak ada hal yang membawa danpak positif yang gagal untuk dipahami oleh masyarakat, selama hal tersebut diawali dengan sosialisasi dan dijelaskan dengan cara yang baik, itu yang harus diyakini. Kalau seluruh potensi yang dimiliki Daerah ini semua pihak terkesan apatis kolektif, sampai kapan warga Bima disebut anti tambang, masihkah dianggap tabu kalau para wisatawan datang memperkenalkan teknologi di Daerah ini, terus bagaimana kita mempersiapkan diri menghadapi pengembangan kawasan berbasis ekonomi mendatang, karena yang dibutuhkan terlebih dahulu inisiatif dari seorang pemimpin untuk melakukan spekulasi dan terobosan dengan mempertimbangkan asas manfaat bagi masyarakat, bukan saja keluarga dan golongannya. Kapan hati yang hidup akan merasakan keringnya kasih sayang yang dialami seorang anak, lantaran orang tua mereka kini pergi mengupas sawitnya para ‘toke’ di serawak. Lantas tanggung jawab siapa untuk menghadirkan babu – babu rumah tangga yang kini membesarkan anak majikannya di Arab Saudi, adakah pemimpin yang berempati untuk memikirkan masa depan mereka, atau biarkan mereka bosan sendiri berada di negeri orang ?
Hujan emas di Negeri orang, hujan batu di Negeri sendiri, namun bagaimana lagi, kalau tidak ada jaminan kesejahteraan, walaupun dengan terpaksa, harus angkat kaki dari daerah sendiri demi untuk menyambung hidup.
Rasa tanggung jawab untuk melayani masayarkat, itulah sifat utama yang dimiliki oleh pemimpin. Ada empat jenis pemimpin kalau dilihat dari segi tanggung jawabnya (Emha Ainunajib), yakni pemimpin wajib, sunah,makruh dan Haram.Eksistensinya dibutuhkan karena menyenangkan, ketika dia tidak ada maka rakyatnya akan merasa susah, inilah kategori pemimpin wajib.Kalau pemimpin Sunah, adanya menyenangkan, ketiadaan pemimipin membuat masyarkatnya rindu. Sementara yang dikategorikan makruh, keberadaannya tidak menyenangkan dan ketiadaannya yang diharapkan.Adanya dapat menyengsarakan rakyat, ketiadaannya malah menyenangkan, inilah yang kategori pemimpin haram.
Seorang pemimpin yang baik akan berpikir dari mana perubahan dan pembaharuan diawali, bukan berpikir dari mana pembukuan mulai disimpangkan (penyimpangan, red).
Sementara kalau seorang pimpinan, hanya bisa bekutat seputar hal yang instant, Siapkan SPPD, saya ada tugas luar, nanti saya disposisi, mana yang harus saya tanda tangan, tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pimpinan hanya seputar itu. Kalaupun ada lebih, digunakannya untung menghitung berapa total ‘fee’ yang harus diterima, kalau proyek ini saya berikan pada kontraktor ini dan itu. Apatis terhadap angka kematian bayi karena gizi buruk semakin meningkat,Anak jalanan sudah mulai tersebar, Pecandu narkoba sudah masuk sampai ketingkat SMP, lantas kepada siapa diserahkan beban itu.Kekuatan ada ditangan rakyat , kekuasaan ada di tangan pemimpin (Cum Potensia In Populo, Auctority In Senatu sit. Cicero).Telunjuk seorang pemimpin lebih di takuti daripada sebilah tombak.
Karena dibalik telunjuk pemimpin ada tongkat komando seorang Komandan Distrik Militer (Dandim), ada laras panjangnya Brigadir Mobil (Brimob),dekilnya penampilan para Buru Sergap (Buser), bukan karena mereka tidak mempunyai pakaian, tapi mereka sengaja di gaji oleh Negara untuk mengamankan program yang ada di Daerah yang di bawah kendali seorang pemimpin Daerah. Oleh karena itu kedepankan nasib orang banyak dalam mengambil sebuah kebijakan, pikirkan solusi pemecahan masalah dengan cepat,karena setumpuk tugas pemimpin masih banyak yang harus diselesaikan. (**)
Pemimpin yang mau memikirkan, bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan guru dan pegawai, terobosan apa yang harus dibuat untuk mengairi sawah petani, apa yang dibutuhkan para nelayan sehingga mereka tidak melakukan pembom-an liar, tidak sampai disitu tugas seorang pemimipin. Namun yang lebih dibutuhkan oleh rakyat.Pemimpin yang punya perhatian untuk orang banyak tanpa adanya diskriminasi perlakuan, maka akan berpikir, bagaimana cara me-minimalisir penyakit sosial yang melanda rakyatnya yang lugu, dengan mengelola ragam potensi yang ada.
Potensi Bima sudah tersohor se-antero Nusantara, bahkan di dunia internasional, alamnya yang kaya akan kandungan berharga,hal itu diperkuat hasil penelitian ilmiah mahasiswa UGM pada tahun 2008, tidak didapatkan pasir yang memiliki kandungan besi tertinggi diseluruh Nusantara ini yang diakui Amerika melainkan hanya di Kabupaten Bima adanya,tepatnya di Kecamatan Wera. Kepada siapa semuanya diserahkan untuk mengelolanya. Bima yang penuh masalah, namun alamnya kaya akan potensi. Kenapa harus takut di demo kalau investor dihadirkan di Bima, menghadirkan menantu saja ada resiko, apalagi mendatangkan investor. Jangan dibiarkan kalau kehadirannya menambah masalah tanpa membawa solusi, ini semua harus dipikirkan oleh seorang pemimpin yang kelak akan menjadi Bapak seluruh masyarakat Bima.
Tidak ada hal yang membawa danpak positif yang gagal untuk dipahami oleh masyarakat, selama hal tersebut diawali dengan sosialisasi dan dijelaskan dengan cara yang baik, itu yang harus diyakini. Kalau seluruh potensi yang dimiliki Daerah ini semua pihak terkesan apatis kolektif, sampai kapan warga Bima disebut anti tambang, masihkah dianggap tabu kalau para wisatawan datang memperkenalkan teknologi di Daerah ini, terus bagaimana kita mempersiapkan diri menghadapi pengembangan kawasan berbasis ekonomi mendatang, karena yang dibutuhkan terlebih dahulu inisiatif dari seorang pemimpin untuk melakukan spekulasi dan terobosan dengan mempertimbangkan asas manfaat bagi masyarakat, bukan saja keluarga dan golongannya. Kapan hati yang hidup akan merasakan keringnya kasih sayang yang dialami seorang anak, lantaran orang tua mereka kini pergi mengupas sawitnya para ‘toke’ di serawak. Lantas tanggung jawab siapa untuk menghadirkan babu – babu rumah tangga yang kini membesarkan anak majikannya di Arab Saudi, adakah pemimpin yang berempati untuk memikirkan masa depan mereka, atau biarkan mereka bosan sendiri berada di negeri orang ?
Hujan emas di Negeri orang, hujan batu di Negeri sendiri, namun bagaimana lagi, kalau tidak ada jaminan kesejahteraan, walaupun dengan terpaksa, harus angkat kaki dari daerah sendiri demi untuk menyambung hidup.
Rasa tanggung jawab untuk melayani masayarkat, itulah sifat utama yang dimiliki oleh pemimpin. Ada empat jenis pemimpin kalau dilihat dari segi tanggung jawabnya (Emha Ainunajib), yakni pemimpin wajib, sunah,makruh dan Haram.Eksistensinya dibutuhkan karena menyenangkan, ketika dia tidak ada maka rakyatnya akan merasa susah, inilah kategori pemimpin wajib.Kalau pemimpin Sunah, adanya menyenangkan, ketiadaan pemimipin membuat masyarkatnya rindu. Sementara yang dikategorikan makruh, keberadaannya tidak menyenangkan dan ketiadaannya yang diharapkan.Adanya dapat menyengsarakan rakyat, ketiadaannya malah menyenangkan, inilah yang kategori pemimpin haram.
Seorang pemimpin yang baik akan berpikir dari mana perubahan dan pembaharuan diawali, bukan berpikir dari mana pembukuan mulai disimpangkan (penyimpangan, red).
Sementara kalau seorang pimpinan, hanya bisa bekutat seputar hal yang instant, Siapkan SPPD, saya ada tugas luar, nanti saya disposisi, mana yang harus saya tanda tangan, tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pimpinan hanya seputar itu. Kalaupun ada lebih, digunakannya untung menghitung berapa total ‘fee’ yang harus diterima, kalau proyek ini saya berikan pada kontraktor ini dan itu. Apatis terhadap angka kematian bayi karena gizi buruk semakin meningkat,Anak jalanan sudah mulai tersebar, Pecandu narkoba sudah masuk sampai ketingkat SMP, lantas kepada siapa diserahkan beban itu.Kekuatan ada ditangan rakyat , kekuasaan ada di tangan pemimpin (Cum Potensia In Populo, Auctority In Senatu sit. Cicero).Telunjuk seorang pemimpin lebih di takuti daripada sebilah tombak.
Karena dibalik telunjuk pemimpin ada tongkat komando seorang Komandan Distrik Militer (Dandim), ada laras panjangnya Brigadir Mobil (Brimob),dekilnya penampilan para Buru Sergap (Buser), bukan karena mereka tidak mempunyai pakaian, tapi mereka sengaja di gaji oleh Negara untuk mengamankan program yang ada di Daerah yang di bawah kendali seorang pemimpin Daerah. Oleh karena itu kedepankan nasib orang banyak dalam mengambil sebuah kebijakan, pikirkan solusi pemecahan masalah dengan cepat,karena setumpuk tugas pemimpin masih banyak yang harus diselesaikan. (**)
COMMENTS