Parahnya lagi, jajaran oknum pengurus IGRA “memeras” para Kasek di RA tersebut disertai ancaman.
Bima, KS.- Kejahatan yang berbau pemerasan saat ini tengah menimpa sekolah Agama di Wilayah Kabupaten Bima. Dimana sebanyak 49 Raodatul Atfal (RA setingkat TK) se Kabupaten Bima yang menerima Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Tahun 2015 dari angka Rp. 5 Juta hingga puluhan juta per RA terpaksa harus mengeluarkan uang duluan untuk diserahkan ke Ikatan Guru Raodatul Atfal (IGRA) Kabupaten Bima, agar BOP bisa dicairkan ke 49 RA tersebut. Parahnya lagi, jajaran oknum pengurus IGRA “memeras” para Kasek di RA tersebut disertai ancaman.
Informasi yang diendus Media ini, anggaran tersebut belum masuk ke rekening masing-masing RA atau belum dicairkan, akan tetapi seluruh RA harus menyetor dulu uang yang diminta IGRA. Jika tidak, RA diancam tidak akan mendapatkan bantuan BOP tersebut. Celakanya, buku rekening RA ditangan IGRA sehingga RA harus bayar jatah yang diminta IGRA baru rekening sekolah dikembalikan.
Beberapa Kepala Raodatul Atfal yang dimintai keterangannya disalah satu Kecamatan di wilayah Timur Kabupaten Bima, pada wartawan mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan yang dilakukan IGRA. Pasalnya, kepala RA harus memakai uang pribadi hingga pinjam uang orang lain untuk membayar jatah yang diminta pihak IGRA. “Apabila kami tidak menyetor uang yang diminta IGRA, beberapa RA tersebut tidak akan mendapatkan BOP. Sementara RA kami berstatus swasta, dan kami dirugikan atas ulah oknum yang tidak bertanggungjawab di IGRA tersebut,”ujar beberapa orang sumber yang meminta identitasnya di rahasiakan.
Selain itu, kata para Kasek dari jumlah siswa yang ada oleh IGRA dikurangi sehingga jatah mereka tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada. Dari jumlah yang mencapai 80 orang, tapi dikurangi oleh pihak IGRA, dan hanya dilaporkan 65 orang siswa. “Sehingga dana BOP dikurangi belum lagi harus membayar uang jatah dulu sebelumnya, seharusnya dana BOP tersebut terbayar sesuai jumlah siswa, tapi IGRA melakukan pemaksaan dan merasa BOP itu cair, akibat hasil loby mereka (IGRA, red),”sesal para kasek pada wartawan belum lama ini.
Ketua IGRA Kabupaten Bima Siti Nuraeni, S.Pd yang dimintai komentarnya via telepon selulernya 082144255xxx membenarkan adanya permintaan jatah kepada setiap RA yang ada sebelum BOP di cairkan dengan alasan untuk sumbangan. “Memang benar adanya permintaan jatah, tapi yang jelas bukan uang jatah untuk IGRA. Itu uang kebersamaan untuk sumbangan pemberangkatan tim PORSENI Duta Propinsi NTB asal Kabupaten Bima ke Jakarta dan hal itu sudah disepakati. Untuk yang mendapat BOP Rp. 5 juta, akan diminta Rp. 300 ribu dan yang memiliki BOP diatas itu tentu saja potongan lebih tinggi,” ujarnya dengan nada tersendat-sendat.
Nuraeni yang mengaku berada di Mataram waktu itu, juga sebagai Kepala RA Perwanida Desa Kanangan Kecamatan Bolo pada tahun ini mendapatkan BOP senilai Rp.20.450.000, sehingga harus menyerahkan uang jatah (Uang kebersamaan) senilai Rp.1.025.000 pada bendahara IGRA. “Jadi saya berharap para kepala RA tidak usah mempertanyakan uang pemotongan, sedangkan itu uang kebersamaan dan bukan hasil lobi IGRA dipusat maupun pada pihak propinsi, sehingga BOP untuk 49 RA setotal Rp. 533 Juta,”jelasnya.
Lanjut Ketua IGRA dua periode ini, kegiatan PORSENI tingkat nasional duta NTB raih juara peringkat ke 5 dan para duta tersebut yang tampil pada nomor lomba tarian daerah merupakan berasal dari Kabupaten Bima. “ Saat PORSENI tingkat propinsi NTB beberapa waktu lalu, tim kabupaten Bima raih juara 3 pada lomba tersebut,”katanya santai. (KS - 05)
Informasi yang diendus Media ini, anggaran tersebut belum masuk ke rekening masing-masing RA atau belum dicairkan, akan tetapi seluruh RA harus menyetor dulu uang yang diminta IGRA. Jika tidak, RA diancam tidak akan mendapatkan bantuan BOP tersebut. Celakanya, buku rekening RA ditangan IGRA sehingga RA harus bayar jatah yang diminta IGRA baru rekening sekolah dikembalikan.
Beberapa Kepala Raodatul Atfal yang dimintai keterangannya disalah satu Kecamatan di wilayah Timur Kabupaten Bima, pada wartawan mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan yang dilakukan IGRA. Pasalnya, kepala RA harus memakai uang pribadi hingga pinjam uang orang lain untuk membayar jatah yang diminta pihak IGRA. “Apabila kami tidak menyetor uang yang diminta IGRA, beberapa RA tersebut tidak akan mendapatkan BOP. Sementara RA kami berstatus swasta, dan kami dirugikan atas ulah oknum yang tidak bertanggungjawab di IGRA tersebut,”ujar beberapa orang sumber yang meminta identitasnya di rahasiakan.
Selain itu, kata para Kasek dari jumlah siswa yang ada oleh IGRA dikurangi sehingga jatah mereka tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada. Dari jumlah yang mencapai 80 orang, tapi dikurangi oleh pihak IGRA, dan hanya dilaporkan 65 orang siswa. “Sehingga dana BOP dikurangi belum lagi harus membayar uang jatah dulu sebelumnya, seharusnya dana BOP tersebut terbayar sesuai jumlah siswa, tapi IGRA melakukan pemaksaan dan merasa BOP itu cair, akibat hasil loby mereka (IGRA, red),”sesal para kasek pada wartawan belum lama ini.
Ketua IGRA Kabupaten Bima Siti Nuraeni, S.Pd yang dimintai komentarnya via telepon selulernya 082144255xxx membenarkan adanya permintaan jatah kepada setiap RA yang ada sebelum BOP di cairkan dengan alasan untuk sumbangan. “Memang benar adanya permintaan jatah, tapi yang jelas bukan uang jatah untuk IGRA. Itu uang kebersamaan untuk sumbangan pemberangkatan tim PORSENI Duta Propinsi NTB asal Kabupaten Bima ke Jakarta dan hal itu sudah disepakati. Untuk yang mendapat BOP Rp. 5 juta, akan diminta Rp. 300 ribu dan yang memiliki BOP diatas itu tentu saja potongan lebih tinggi,” ujarnya dengan nada tersendat-sendat.
Nuraeni yang mengaku berada di Mataram waktu itu, juga sebagai Kepala RA Perwanida Desa Kanangan Kecamatan Bolo pada tahun ini mendapatkan BOP senilai Rp.20.450.000, sehingga harus menyerahkan uang jatah (Uang kebersamaan) senilai Rp.1.025.000 pada bendahara IGRA. “Jadi saya berharap para kepala RA tidak usah mempertanyakan uang pemotongan, sedangkan itu uang kebersamaan dan bukan hasil lobi IGRA dipusat maupun pada pihak propinsi, sehingga BOP untuk 49 RA setotal Rp. 533 Juta,”jelasnya.
Lanjut Ketua IGRA dua periode ini, kegiatan PORSENI tingkat nasional duta NTB raih juara peringkat ke 5 dan para duta tersebut yang tampil pada nomor lomba tarian daerah merupakan berasal dari Kabupaten Bima. “ Saat PORSENI tingkat propinsi NTB beberapa waktu lalu, tim kabupaten Bima raih juara 3 pada lomba tersebut,”katanya santai. (KS - 05)
COMMENTS