KUBE Oi Mada mencatumkan untuk pengadaan 50 ekor ayam potong dengan asumsi harga Rp. 40.000 per ekor atau total Rp.2 juta dan biaya pakan Rp.1 juta.
Kota Bima, KS.- Senin (7/12) Kementrian Sosial (Kemensos) dan Dinas Sosial Kependudukan Catatan Sipil Propinsi NTB yang didampingi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) Kota Bima berkunjung ke seluruh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) se Kota Bima penerima manfaat Tahun 2015.
Pendamping KUBE Kelurahan di Kecamatan Mpunda Jamaluddin, S.Pd pada koran ini mengatakan KUBE Oi Mada asal Kelurahan Matakando merupakan kelompok ternak ayam yang dinilai sukses dalam menjalankan usahanya di Kota Bima. Pasalnya, KUBE yang memiliki 10 orang anggota itu, khusus pada ternak ayam potong sejak (22/11) hingga (07/12) sudah tiga kali memasukan bibit ayam potong. “ sudah 50 ekor ayam potong laku terjual hanya dalam waktu 1 minggu. Dan KUBE Oi Mada sudah menampung ayam potong sebanyak 110 ekor dalam waktu 16 hari (2 minggu ,red) dan tentu saja keuntungannya lumayan banyak,” ujarnya disela-sela tim Monef KUBE Tahun 2015 di KUBE Oi Mada Matakando.
Lanjutnya, dalam proposal permohonan bantuan stimulan program penanggulangan kemiskinan perkotaan usaha ternak ayam, KUBE Oi Mada mencatumkan untuk pengadaan 50 ekor ayam potong dengan asumsi harga Rp. 40.000 per ekor atau total Rp.2 juta dan biaya pakan Rp.1 juta. “Namun kini mereka (Oi Mada, red) sudah mengembangkan lebih dari target, karena memiliki keuntungan. KUBE tersebut terus memesan ayam potong dari pengencer. Sehingga uang Rp. 2 juta tersebut sudah menjadi Rp. 3 juta berdasarkan keuntungan (Rp. 1 juta) dalam 16 hari,”tuturnya.
Sementara itu Bendahara KUBE Oi Mada, Ayu Fitriani ditempat terpisah memaparkan, KUBE nya memasukam ayam dalam kandang 30 ekor senilai Rp. 840 ribu atau Rp. 28 ribu per ekor, selanjutnya pada (2/12) 50 ekor senilai Rp. 2 juta atau Rp. 40 ribu per ekor dan (7/12) 30 ekor senilai Rp. 1.410.000 atau Rp. 47 ribu per ekor. “ Pada (22/11) sudah terjual 26 ekor dengan harga Rp. 35.000 per ekor, sehingga untung Rp. 182.000. dan pada (2/12) dari 50 ekor, terjual 20 ekor atau Rp. 45 ribu per ekor sehingga untung Rp. 100 ribu dan (7/12) dari 30 ekor baru laku 5 ekor dengan harga jual Rp. 55 ribu jadi untung Rp. 40 ribu,” bebernya.
Masih lanjut Ayu, harga yang ditentukan KUBE Oi Mada lebih rendah dari harga pasar, apalagi harga ditingkat pengecer, sehingga pedagang maupun pengecer yang membeli ayam potong (Pedaging) di KUBE itu, bisa meraut hasil dan keuntungan yang lebih banyak. “Wajar penjual maupun pengecer yang datang membeli diKUBE kami, karena harga yang kami patok adalah harga subsidi pemerintah, sebab modal usaha KUBE bersumber dari anggaran pemerintah pula,”jelasnya.
Untuk jenis ayam kampung menurutnya kurang diminati pembeli maupun warga sekitar. Pasalnya, ayam tersebut berukuran kecil harganya juga tinggi, berbeda dengan ayam potong beratnya 1,9 Kg bisa dapat Rp. 35 – 50 ribu per ekornya, namun kata dia, tidak menutup kemungkinan pada tahun baru nanti permintaan pembeli tinggi. “Untuk menopang perkembangan dan keberlangsungan KUBE tersebut, pihak Oi Mada bekerjasama dengan pengecer pribadi yang ada diwilayah daerah pariwisata seperti Kecamatan Amabalawi dan Wera, sehingga pengecer tersebut mengambil ayam di kelompok Oi Mada sekali seminggu 30 – 50 ekor, sementara masyarakat lainnya yang membeli per ekor menjadi kebiasaan harian bagi 10 orang anggota KUBE tersebut baik siang dan malam hari sibuk melayani pembeli dimaksud. (KS-05)
Pendamping KUBE Kelurahan di Kecamatan Mpunda Jamaluddin, S.Pd pada koran ini mengatakan KUBE Oi Mada asal Kelurahan Matakando merupakan kelompok ternak ayam yang dinilai sukses dalam menjalankan usahanya di Kota Bima. Pasalnya, KUBE yang memiliki 10 orang anggota itu, khusus pada ternak ayam potong sejak (22/11) hingga (07/12) sudah tiga kali memasukan bibit ayam potong. “ sudah 50 ekor ayam potong laku terjual hanya dalam waktu 1 minggu. Dan KUBE Oi Mada sudah menampung ayam potong sebanyak 110 ekor dalam waktu 16 hari (2 minggu ,red) dan tentu saja keuntungannya lumayan banyak,” ujarnya disela-sela tim Monef KUBE Tahun 2015 di KUBE Oi Mada Matakando.
Lanjutnya, dalam proposal permohonan bantuan stimulan program penanggulangan kemiskinan perkotaan usaha ternak ayam, KUBE Oi Mada mencatumkan untuk pengadaan 50 ekor ayam potong dengan asumsi harga Rp. 40.000 per ekor atau total Rp.2 juta dan biaya pakan Rp.1 juta. “Namun kini mereka (Oi Mada, red) sudah mengembangkan lebih dari target, karena memiliki keuntungan. KUBE tersebut terus memesan ayam potong dari pengencer. Sehingga uang Rp. 2 juta tersebut sudah menjadi Rp. 3 juta berdasarkan keuntungan (Rp. 1 juta) dalam 16 hari,”tuturnya.
Sementara itu Bendahara KUBE Oi Mada, Ayu Fitriani ditempat terpisah memaparkan, KUBE nya memasukam ayam dalam kandang 30 ekor senilai Rp. 840 ribu atau Rp. 28 ribu per ekor, selanjutnya pada (2/12) 50 ekor senilai Rp. 2 juta atau Rp. 40 ribu per ekor dan (7/12) 30 ekor senilai Rp. 1.410.000 atau Rp. 47 ribu per ekor. “ Pada (22/11) sudah terjual 26 ekor dengan harga Rp. 35.000 per ekor, sehingga untung Rp. 182.000. dan pada (2/12) dari 50 ekor, terjual 20 ekor atau Rp. 45 ribu per ekor sehingga untung Rp. 100 ribu dan (7/12) dari 30 ekor baru laku 5 ekor dengan harga jual Rp. 55 ribu jadi untung Rp. 40 ribu,” bebernya.
Masih lanjut Ayu, harga yang ditentukan KUBE Oi Mada lebih rendah dari harga pasar, apalagi harga ditingkat pengecer, sehingga pedagang maupun pengecer yang membeli ayam potong (Pedaging) di KUBE itu, bisa meraut hasil dan keuntungan yang lebih banyak. “Wajar penjual maupun pengecer yang datang membeli diKUBE kami, karena harga yang kami patok adalah harga subsidi pemerintah, sebab modal usaha KUBE bersumber dari anggaran pemerintah pula,”jelasnya.
Untuk jenis ayam kampung menurutnya kurang diminati pembeli maupun warga sekitar. Pasalnya, ayam tersebut berukuran kecil harganya juga tinggi, berbeda dengan ayam potong beratnya 1,9 Kg bisa dapat Rp. 35 – 50 ribu per ekornya, namun kata dia, tidak menutup kemungkinan pada tahun baru nanti permintaan pembeli tinggi. “Untuk menopang perkembangan dan keberlangsungan KUBE tersebut, pihak Oi Mada bekerjasama dengan pengecer pribadi yang ada diwilayah daerah pariwisata seperti Kecamatan Amabalawi dan Wera, sehingga pengecer tersebut mengambil ayam di kelompok Oi Mada sekali seminggu 30 – 50 ekor, sementara masyarakat lainnya yang membeli per ekor menjadi kebiasaan harian bagi 10 orang anggota KUBE tersebut baik siang dan malam hari sibuk melayani pembeli dimaksud. (KS-05)
COMMENTS