Pelatihan Usaha Peternakan Bantuan Stimulan Sarana Pengembangan Usaha Peternakan di Kabupaten Bima bertempat di Aula Dinas Peternakan setempat
Bima, KS.- Kabupaten Bima dengan topografi wilayah yang berbukit bukit dengan luas wilayah 459.690 Hektar Are (Ha) memiliki 40.85 persen lahan yang sangat potensial untuk pengembangan peternakan. Ini merupakan peluang bagi para petani ternak atau investor untuk mengembangkan usaha ternaknya mengingat akhir akhir ini semakin banyak permintaan akan pangan asal hewani.
Untuk mewujudkan hal itu, Pusat Studi Pengelolaan Sumber Daya Hayati Universitas Gadjah Mada (PSPSDH-UGM) bekerja sama dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kamis (17/12) menggelar Pelatihan Usaha Peternakan Bantuan Stimulan Sarana Pengembangan Usaha Peternakan di Kabupaten Bima bertempat di Aula Dinas Peternakan setempat.
Pelatihan dikhususkan untuk 25 anggota kelompok Tani Ternak Lanco Kecamatan Donggo dan pendamping Dinas Peternakan itu, dilaksanakan selama dua hari dan dibuka secara resmi oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Bima, H. Makruf, SE.
Pada kesempatan itu Makruf mengatakan, Kabupaten Bima sepatutnya bangga karena adanya kegiatan pelatihan yang langsung dibimbing tim dari UGM. Dihadapan tim dari UGM dan KDPDTT RI ia memaparkan Kabupaten Bima merupakan salah satu wilayah penyuplay daging dan bibit di NTB. “Karenakan daerah ini memiliki populasi ternak terbanyak kedua setelah Kabupaten Sumbawa serta memiliki areal yang cukup luas yang dapat dijadikan sumber pakan dan areal pengembangan peternakan,”akunya, sembari berharap agar peserta dapat mengikuti kegiatan pelatihan dengan baik dan mengambil manfaat yang bisa diaplikasikan dalam usaha beternak.
Narasumber yang juga guru besar Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. F.X. Wagiman, SU mengatakan, kegiatan pelatihan serupa hanya dilaksanakan didua lokasi di Indonesia yaitu di Kabupaten Bima dan Kabupaten Jeneponto. “Dipilihnya Kabupaten Bima sebagai lokasi binaan dikarenakan Kabupaten Bima dikenal sebagai daerah pengembangan dan pemurnian serta sumber bibit Sapi Bali. Beberapa tahun terakhir, banyak daerah yang berkunjung ke kabupaten bima untuk belajar beternak dan membeli bibit,”paparnya.
Wagiman mengaku, target dari pelatihan usaha peternakan ini, agar kelompok memperoleh ilmu beternak sapi yang baik. Pengelolaan Hijauan Makanan Ternak (HMT), Reproduksi dan Kesehatan Ternak. Dijelaskannya, kelompok ternak akan diberikan bantuan stimulan 20 ekor sapi betina dan 5 ekor sapi jantan. “Dengan bantuan tersebut diharapkan kelompok bisa memelihara ternak model kelompok sehingga limbah kotoran ternak dapat dimanfaatkan,”pintanya.
Pada Tahun 2014, di Kabupaten Bima berdasarkan data yang ada, jumlah populasi ternak sapi sebanyak 166.094 ekor, kerbau sebanyak 14.849 ekor. Ternak lainnya seperti kuda sebanyak 4.391 ekor dan kambing 182.094 ekor sementara pada kelompok unggas, terdapat 369.867 ekor ayam buras dan 865.916 ekor ras.Ternak kabupaten Bima dikirim ke Lombok, Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi. Ditilik dari sumberdaya manusia, jumlah Kelompok Ternak sebanyak 587 kelompok dan Rumah Tangga Peternak sebanyak 114.341 orang. (KS-09)
Untuk mewujudkan hal itu, Pusat Studi Pengelolaan Sumber Daya Hayati Universitas Gadjah Mada (PSPSDH-UGM) bekerja sama dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kamis (17/12) menggelar Pelatihan Usaha Peternakan Bantuan Stimulan Sarana Pengembangan Usaha Peternakan di Kabupaten Bima bertempat di Aula Dinas Peternakan setempat.
Pelatihan dikhususkan untuk 25 anggota kelompok Tani Ternak Lanco Kecamatan Donggo dan pendamping Dinas Peternakan itu, dilaksanakan selama dua hari dan dibuka secara resmi oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Bima, H. Makruf, SE.
Pada kesempatan itu Makruf mengatakan, Kabupaten Bima sepatutnya bangga karena adanya kegiatan pelatihan yang langsung dibimbing tim dari UGM. Dihadapan tim dari UGM dan KDPDTT RI ia memaparkan Kabupaten Bima merupakan salah satu wilayah penyuplay daging dan bibit di NTB. “Karenakan daerah ini memiliki populasi ternak terbanyak kedua setelah Kabupaten Sumbawa serta memiliki areal yang cukup luas yang dapat dijadikan sumber pakan dan areal pengembangan peternakan,”akunya, sembari berharap agar peserta dapat mengikuti kegiatan pelatihan dengan baik dan mengambil manfaat yang bisa diaplikasikan dalam usaha beternak.
Narasumber yang juga guru besar Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. F.X. Wagiman, SU mengatakan, kegiatan pelatihan serupa hanya dilaksanakan didua lokasi di Indonesia yaitu di Kabupaten Bima dan Kabupaten Jeneponto. “Dipilihnya Kabupaten Bima sebagai lokasi binaan dikarenakan Kabupaten Bima dikenal sebagai daerah pengembangan dan pemurnian serta sumber bibit Sapi Bali. Beberapa tahun terakhir, banyak daerah yang berkunjung ke kabupaten bima untuk belajar beternak dan membeli bibit,”paparnya.
Wagiman mengaku, target dari pelatihan usaha peternakan ini, agar kelompok memperoleh ilmu beternak sapi yang baik. Pengelolaan Hijauan Makanan Ternak (HMT), Reproduksi dan Kesehatan Ternak. Dijelaskannya, kelompok ternak akan diberikan bantuan stimulan 20 ekor sapi betina dan 5 ekor sapi jantan. “Dengan bantuan tersebut diharapkan kelompok bisa memelihara ternak model kelompok sehingga limbah kotoran ternak dapat dimanfaatkan,”pintanya.
Pada Tahun 2014, di Kabupaten Bima berdasarkan data yang ada, jumlah populasi ternak sapi sebanyak 166.094 ekor, kerbau sebanyak 14.849 ekor. Ternak lainnya seperti kuda sebanyak 4.391 ekor dan kambing 182.094 ekor sementara pada kelompok unggas, terdapat 369.867 ekor ayam buras dan 865.916 ekor ras.Ternak kabupaten Bima dikirim ke Lombok, Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi. Ditilik dari sumberdaya manusia, jumlah Kelompok Ternak sebanyak 587 kelompok dan Rumah Tangga Peternak sebanyak 114.341 orang. (KS-09)
COMMENTS