Lebih kurang 600 hektar lahan perkebunan di Desa Kananta Kecamatan Soromandi di tanam jagung oleh para petani di Desa setempat.
Bima, KS.- Lebih kurang 600 hektar lahan perkebunan di Desa Kananta Kecamatan Soromandi di tanam jagung oleh para petani di Desa setempat. Animo petani menanam jagung, lantaran di tahun lalu hasil produksi jagung mengalami peningkatan yang membuat para petani mendapat uang banyak. Lebih kurang Rp.5Milyar, yang beredar di Kananta, hasil jagung tahun lalu.” Demikian Camat Soromandi M.Yusuf S, Sos saat ditanya soal penanaman jagung oleh petani di tahun ini.
Kata Camat, tak hanya di Desa Kananta tahun ini petani berlomba-lomba menanam jagung, tapi juga petani di Dedsa Sai, Desa Sampungu, terutama Desa Punti dan Wadukopa 80 persen menanam jagung. Kenapa harus jagung, sementara kebiasaan petani selama ini menanam padi ?. Camat menjelaskan, tanam padi tidak banyak hasil yang diperoleh, sementara hasil tanam jagung sangat menjanjikan.”Hasil jagung banyak, maka bisa membeli padi atau beras yang banyak. Nah, petani sekarang lebih memilih tanam jagung, dari pada tanam padi,”pungkasnya.
Camat juga mengaku, dalam beberapa tahun terakhir ini, terus menanam jagung bersama petani di lahan miliknya di Desa Kananta, Desa Bajo, juga di beberapa lahan miliknya di Desa lain. Pasalnya, hasil penjualan jagung produksinya di tahun kemarin cukup membantu pendapatan keluarga, juga untuk keperluan hidup lainnya.”Semoga saja harga jagung tidak turun. Tahun lalu saja, harga jagung Rp.1.700, mudah-mudahan tahun 2016 ini, harga jagung naik, maka uang didapat juga oleh petani banyak,” tuturnya harap.
Kata Camat juga, hasil jagung kemarin, banyak petani di Soromandi yang menyetor Ongkos Naik Haji (ONH). Dipastikan, tahun ini juga banyak petani yang menyetor ONH, karena jumlah petani yang menanam jagung tahun ini dengan tahun sebelumnya, jauh lebih banyak tahun ini.”Insya Allah, hasil tani jagung petani di Soromandi tahun ini jauh lebih banyak dari tahun lalu,” ujarnya penuh harap.(KS-01)
Kata Camat, tak hanya di Desa Kananta tahun ini petani berlomba-lomba menanam jagung, tapi juga petani di Dedsa Sai, Desa Sampungu, terutama Desa Punti dan Wadukopa 80 persen menanam jagung. Kenapa harus jagung, sementara kebiasaan petani selama ini menanam padi ?. Camat menjelaskan, tanam padi tidak banyak hasil yang diperoleh, sementara hasil tanam jagung sangat menjanjikan.”Hasil jagung banyak, maka bisa membeli padi atau beras yang banyak. Nah, petani sekarang lebih memilih tanam jagung, dari pada tanam padi,”pungkasnya.
Camat juga mengaku, dalam beberapa tahun terakhir ini, terus menanam jagung bersama petani di lahan miliknya di Desa Kananta, Desa Bajo, juga di beberapa lahan miliknya di Desa lain. Pasalnya, hasil penjualan jagung produksinya di tahun kemarin cukup membantu pendapatan keluarga, juga untuk keperluan hidup lainnya.”Semoga saja harga jagung tidak turun. Tahun lalu saja, harga jagung Rp.1.700, mudah-mudahan tahun 2016 ini, harga jagung naik, maka uang didapat juga oleh petani banyak,” tuturnya harap.
Kata Camat juga, hasil jagung kemarin, banyak petani di Soromandi yang menyetor Ongkos Naik Haji (ONH). Dipastikan, tahun ini juga banyak petani yang menyetor ONH, karena jumlah petani yang menanam jagung tahun ini dengan tahun sebelumnya, jauh lebih banyak tahun ini.”Insya Allah, hasil tani jagung petani di Soromandi tahun ini jauh lebih banyak dari tahun lalu,” ujarnya penuh harap.(KS-01)
COMMENTS