Warga menyambut tahun baru 2016 tersebut dengan menggelar acara bakar bakar. Dan yang menjadi obyek mereka adalah ayam pedaging atau yang dikenal dengan ayam potong.
Kota Bima, KS.– Detik – detik mengakirin tahun 2015 dan menyambut tahun baru masehi 2016. Sejumlah tempat rekreasi diserbu warga, seperti di Taman Amahami Kota Bima Kamis (31/12) pukul 23.30 wita jalan dua jalur ditepi pantai Amahami itu dipadati warga dari Kota dan Kabupaten Bima, namun moment penting itu ternyata membawa berkah bagi usaha ternak ayam khususnya ayam potong.
Pada moment pergantian tahun tersebut, pengusaha ayam pedaging yang ada di Kota dan Kabupaten Bima diserbu warga yang hendak merayakan malam pergantian tahun tersebut. Warga menyambut tahun baru 2016 tersebut dengan menggelar acara bakar bakar. Dan yang menjadi obyek mereka adalah ayam pedaging atau yang dikenal dengan ayam potong.
Hal itu dirasakan Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Oi Mada Kelurahan Matakando Kecamatan Mpunda. Sekretaris Kube Oi Mada Adiman, S.Pd pada koran ini mengatakan, Kamis (31/123) pihaknya mematok harga ayam potong dari pengecer Rp. 40.000 per ekor. “Ayam 60 ekor itu seharga Rp.2,4 juta dan hingga detik-detik menyambut tahun 2016 ayam habis terjual,” ujarnya saat ditemui wartawan Jum’at (1/1).
Menurutnya, ternak ayam yang dikelolah kelompoknya itu yakni ayam kampung dan ayam potong, namun banyak masyarakat meminati ayam potong saja. Pasalnya, selain harganya murah juga bobot beratnya sangat menguntungkan, sementara ayam kampung badannya kecil tapi harganya tinggi. “Tentu saja tingginya pesanan ini berpengaruh dengan moment tahun baru ini, sementara dihari biasanya kami hanya mampu menjual ayam hingga 5 ekor per harinya,” imbunnya.
Hal yang sama juga disampaikan pendamping kube Jamaluddin, S.Pd, dari beberapa kube yang didampinginya di kecamatan Mpunda dua kube yang kelihatan aktifitasnya menonjol yakni kube ternak Oi Mada Matakando dan kube perkiosan Lakimbi Kelurahan Manggemaci. “Tidak menutup kemungkinan dua kube ini akan bersaing sehat saat seleksi kube berprestasi untuk tingkat Kota Bimanya nanti,” ujarnya saat menggunjungi kube setempat.
Kenapa kedua kube ini sukses, kata Jamaluddin. Kedua kube ini secara administrasi dinilai sangat berkomputen seperti mendata belanja masuk dan dagangannya terjual, kube ini pula pada bulan pertama berhasil menyetor dana tabungan per bulan yakni Rp.1.050.000 ke rekening kelompok, serta Rp. 300 ribu untuk pembagian hasil anggota dan Rp. 150 ribu IKS (iuran kesetiakawan sosial), selain itu juga kube ini memiliki arisan rutin anggota setiap bulan.
Tentu saja dengan keuntungan Rp. 1,5 juta setiap bulan, sangat membantu anggota yang ada dikelompok itu. Dengan dana Rp. 15 juta termin pertama Nopember lalu bisa menjadi modal usaha untuk perkembangan bagi kelompok dan terutama untuk kesejahteraan seluruh anggota. (KS – 05)
Pada moment pergantian tahun tersebut, pengusaha ayam pedaging yang ada di Kota dan Kabupaten Bima diserbu warga yang hendak merayakan malam pergantian tahun tersebut. Warga menyambut tahun baru 2016 tersebut dengan menggelar acara bakar bakar. Dan yang menjadi obyek mereka adalah ayam pedaging atau yang dikenal dengan ayam potong.
Hal itu dirasakan Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Oi Mada Kelurahan Matakando Kecamatan Mpunda. Sekretaris Kube Oi Mada Adiman, S.Pd pada koran ini mengatakan, Kamis (31/123) pihaknya mematok harga ayam potong dari pengecer Rp. 40.000 per ekor. “Ayam 60 ekor itu seharga Rp.2,4 juta dan hingga detik-detik menyambut tahun 2016 ayam habis terjual,” ujarnya saat ditemui wartawan Jum’at (1/1).
Menurutnya, ternak ayam yang dikelolah kelompoknya itu yakni ayam kampung dan ayam potong, namun banyak masyarakat meminati ayam potong saja. Pasalnya, selain harganya murah juga bobot beratnya sangat menguntungkan, sementara ayam kampung badannya kecil tapi harganya tinggi. “Tentu saja tingginya pesanan ini berpengaruh dengan moment tahun baru ini, sementara dihari biasanya kami hanya mampu menjual ayam hingga 5 ekor per harinya,” imbunnya.
Hal yang sama juga disampaikan pendamping kube Jamaluddin, S.Pd, dari beberapa kube yang didampinginya di kecamatan Mpunda dua kube yang kelihatan aktifitasnya menonjol yakni kube ternak Oi Mada Matakando dan kube perkiosan Lakimbi Kelurahan Manggemaci. “Tidak menutup kemungkinan dua kube ini akan bersaing sehat saat seleksi kube berprestasi untuk tingkat Kota Bimanya nanti,” ujarnya saat menggunjungi kube setempat.
Kenapa kedua kube ini sukses, kata Jamaluddin. Kedua kube ini secara administrasi dinilai sangat berkomputen seperti mendata belanja masuk dan dagangannya terjual, kube ini pula pada bulan pertama berhasil menyetor dana tabungan per bulan yakni Rp.1.050.000 ke rekening kelompok, serta Rp. 300 ribu untuk pembagian hasil anggota dan Rp. 150 ribu IKS (iuran kesetiakawan sosial), selain itu juga kube ini memiliki arisan rutin anggota setiap bulan.
Tentu saja dengan keuntungan Rp. 1,5 juta setiap bulan, sangat membantu anggota yang ada dikelompok itu. Dengan dana Rp. 15 juta termin pertama Nopember lalu bisa menjadi modal usaha untuk perkembangan bagi kelompok dan terutama untuk kesejahteraan seluruh anggota. (KS – 05)
COMMENTS