Bayangkan saja, dalam uji pengisian soal jawaban pilihan ganda itu, dilaksanakan sebanyak tiga kali, karena dua peserta sama-sama mendapatkan nilai yang sama selama dua kali ujian.
Bima, KS.- Ada hal menarik yang terjadi dalam uji isi soal untuk menjadi Sekretaris Desa (Sekdes) di Desa Punti Kecamatan Soromandi. Bayangkan saja, dalam uji pengisian soal jawaban pilihan ganda itu, dilaksanakan sebanyak tiga kali, karena dua peserta sama-sama mendapatkan nilai yang sama selama dua kali ujian. Dua peserta tersebut yakni, Firmasyah Junaidin, S,Pd dan Andi Rahman Mustakim, S.Pd.
Uji pengisian soal dilaksanakan pada hari kamis, (14/1) lalu. Sebanyak 18 peserta ikuti tes menjadi Sekdes. Pada hari itu, belum ada yang keluar sebagai pemenang, karena Andi Rahman dan Firmasyah sama mendapatkan nilai 76 dari 100 soal.
Tes kedua dilanjutkan pada hari jum’at (15/1), keduanya diberikan soal 100 nomor. Lagi-lagi keduanya mendapatkan nilai yang sama dengan menjawab benar 87 soal. Oleh panitia, untuk mempercepat proses pengujian itu, akhirnya disepakati untuk dilanjutkan ujian pada malam hari.
Unsur panitia langsung koordinasi dengan pihak BPMDes selaku pihak pembuat soal. Sekitar jam 19.00, soal sudah berhasil dipegang oleh pihak panitia yang dijaga ketat oleh Polisi, TNI, dan aparat Desa Punti.
Pada malam harinya, terjadi insiden pelemparan Kantor Desa Punti. Hal itu dikarenakan, salah satu peserta, Andi Rahman tidak siap untuk melanjutkan pertarungan uji soal, tanpa alasan yang jelas. Membaca kondisi yang tidak aman, akhirnya pihak panitia menyimpulkan untuk menjemput Andi Rahman kerumahnya di Dusun Sarita.
Upaya pihak panitia menjemput peserta membuahkan hasil. Akhirnya, malam itu kedua peserta melanjutkan tes sebanyak 25 nomor. Terhitung waktu 90 menit, keduanya akhirnya dapat menyelesaikan pengisian soal itu. Isian Jawaban keduanya dibaca oleh panitia. Luar biasa, Firmansyah mampu mengisi soal dengan sempurna sebanyak 25 nomor. Sedangkan Andi Rahman hanya mampu isi 23 nomor dengan benar. Mantan Pendamping PKH ini, mendapatkan kesalahan pada soal nomor 17 dan 20. Suara riuh ratusan warga sambut kemenangan Firmansyah. Pada malam itu juga, Sekdes terpilih itu diantar oleh keluarga besarnya ke Dusun Sarita.
Ketua Panitia seleksi Sekdes Punti, Aidin, S.Ag mengaku sudah menjalankan tugasnya dengan maksimal. Kata dia, dalam hal itu, panitia tidak mendapatkan hambatan dan kendala yang berarti.”Kami sudah lega saat ini karena proses perekrutan Sekdes berjalan sesuai harapan,” ujarnya bangga.
Alumni IAIN Makassar ini juga mengaku dalam rekrut aparatur desa, semua peserta di Desa Punti bersaing secara sehat. Meski terdapat isu adanya kebocoran kunci jawaban, ia dengan tegas membantah.”Tidak mungkin ada kebocoran kunci jawaban, karena mulai dari Desa hingga ke BPMDes, kami dijaga ketat. Saya menilai, ini murni kecerdasan dan kemampuan peserta dalam menjawab soal,” katanya.
Firmansyah, S.Pd dalam keterangan persnya mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Desa Punti. Meski dalam rekrut sekdes, ia mengandalkan kemapuan IQ, namun doa dan dukungan warga-lah, hingga dirinya menjadi sekdes.”Selama tes berlangsung, doa dan semangat warga desa punti sangat saya rasakan. Itu yang menjadi motivasi saya untuk mengisi soal dengan teliti,” ujarnya.
Pendiri La Hila Institute ini berkeyakinan, menjabat sebagai sekdes merupakan langkah awal dirinya untuk mengabdi kepada masyarakat. Banyak hal yang harus dirinya benahi untuk membangun masyarakat yang bermartabat.”ini saya akan mulai dari membangun karakter pemuda di Desa yang saya nilai harus dibenahi. Butuh keterlibatan para tokoh untuk sama-sama menjawab tantangan ini,” katanya. (KS-04)
Uji pengisian soal dilaksanakan pada hari kamis, (14/1) lalu. Sebanyak 18 peserta ikuti tes menjadi Sekdes. Pada hari itu, belum ada yang keluar sebagai pemenang, karena Andi Rahman dan Firmasyah sama mendapatkan nilai 76 dari 100 soal.
Tes kedua dilanjutkan pada hari jum’at (15/1), keduanya diberikan soal 100 nomor. Lagi-lagi keduanya mendapatkan nilai yang sama dengan menjawab benar 87 soal. Oleh panitia, untuk mempercepat proses pengujian itu, akhirnya disepakati untuk dilanjutkan ujian pada malam hari.
Unsur panitia langsung koordinasi dengan pihak BPMDes selaku pihak pembuat soal. Sekitar jam 19.00, soal sudah berhasil dipegang oleh pihak panitia yang dijaga ketat oleh Polisi, TNI, dan aparat Desa Punti.
Pada malam harinya, terjadi insiden pelemparan Kantor Desa Punti. Hal itu dikarenakan, salah satu peserta, Andi Rahman tidak siap untuk melanjutkan pertarungan uji soal, tanpa alasan yang jelas. Membaca kondisi yang tidak aman, akhirnya pihak panitia menyimpulkan untuk menjemput Andi Rahman kerumahnya di Dusun Sarita.
Upaya pihak panitia menjemput peserta membuahkan hasil. Akhirnya, malam itu kedua peserta melanjutkan tes sebanyak 25 nomor. Terhitung waktu 90 menit, keduanya akhirnya dapat menyelesaikan pengisian soal itu. Isian Jawaban keduanya dibaca oleh panitia. Luar biasa, Firmansyah mampu mengisi soal dengan sempurna sebanyak 25 nomor. Sedangkan Andi Rahman hanya mampu isi 23 nomor dengan benar. Mantan Pendamping PKH ini, mendapatkan kesalahan pada soal nomor 17 dan 20. Suara riuh ratusan warga sambut kemenangan Firmansyah. Pada malam itu juga, Sekdes terpilih itu diantar oleh keluarga besarnya ke Dusun Sarita.
Ketua Panitia seleksi Sekdes Punti, Aidin, S.Ag mengaku sudah menjalankan tugasnya dengan maksimal. Kata dia, dalam hal itu, panitia tidak mendapatkan hambatan dan kendala yang berarti.”Kami sudah lega saat ini karena proses perekrutan Sekdes berjalan sesuai harapan,” ujarnya bangga.
Alumni IAIN Makassar ini juga mengaku dalam rekrut aparatur desa, semua peserta di Desa Punti bersaing secara sehat. Meski terdapat isu adanya kebocoran kunci jawaban, ia dengan tegas membantah.”Tidak mungkin ada kebocoran kunci jawaban, karena mulai dari Desa hingga ke BPMDes, kami dijaga ketat. Saya menilai, ini murni kecerdasan dan kemampuan peserta dalam menjawab soal,” katanya.
Firmansyah, S.Pd dalam keterangan persnya mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Desa Punti. Meski dalam rekrut sekdes, ia mengandalkan kemapuan IQ, namun doa dan dukungan warga-lah, hingga dirinya menjadi sekdes.”Selama tes berlangsung, doa dan semangat warga desa punti sangat saya rasakan. Itu yang menjadi motivasi saya untuk mengisi soal dengan teliti,” ujarnya.
Pendiri La Hila Institute ini berkeyakinan, menjabat sebagai sekdes merupakan langkah awal dirinya untuk mengabdi kepada masyarakat. Banyak hal yang harus dirinya benahi untuk membangun masyarakat yang bermartabat.”ini saya akan mulai dari membangun karakter pemuda di Desa yang saya nilai harus dibenahi. Butuh keterlibatan para tokoh untuk sama-sama menjawab tantangan ini,” katanya. (KS-04)
COMMENTS