Pemerintah Kabupaten Bima melalui Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda H. Makruf, SE Sabtu ( 30/1) membuka secara resmi Rapat Persiapan Pencanangan Kampung KB
Bima, KS.- Pemerintah Kabupaten Bima melalui Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda H. Makruf, SE Sabtu ( 30/1) membuka secara resmi Rapat Persiapan Pencanangan Kampung KB dan pencanangan penanaman bibit pohon bagi calon pengantin dan ibu yang telah melahirkan di gedung PKK Kabupaten Bima. Pada rapat yang dihadiri para pejabat terkait BPPKB, Dinas Kehutanan dan sejumlah SKPD terkait lainnya di lingkungan pemerintah Kabupaten Bima.
H.Makruf dalam arahan mengatakan dalam Upaya Pencapaian 6 sasaran strategis bidang Keluarga Berencana, BKKBN harus dapat melakukan berbagai langkah penguatan Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang benar-benar memiliki daya ungkit terhadap upaya pencapaian targe kegiatan-kegiatan prioritas secara komprehensif dan berkelanjutan di seluruh tingkatan wilayah.
Makruf menambahkan, mengingat penting dan sangat strategisnya kegiatan ini dalam upaya revitalisasi program keluarga berencana dan program pelestarian lingkungan maka saya berharap, rapat persiapan Pencanangan Kampung KB Serta Kewajiban Calon Pengantin Dan Ibu Hamil Menanam Di Kabupaten Bima dapat menghasilkan rumusan penting bagi keberhasilan kegiatan tersebut.
Mengakhiri arahannya, asisten III berharap kepada seluruh jajaran terkait agar bersama-sama meningkatkan ddukungan dan komitmen terhadap program pembangunan terutama yang menyentuh langsung pada keluarga dan masyarakat kurang mampu serta mendukung pembangunan berwawasan lingkungan. Rapat tersebut menghadirkan narasumber terkait yaitu Kabid PKB pada BPPKB kabupaten Bima Sri kartikasari, A.Md. Keb, dan Kabid Penanaman Hutan pada Dinas Kehutanan kabupaten Bima Ahyar, S.Hut
Sri Kartikasari dalam pemaparannya menjelaskan, kampung Keluarga Berencana merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab, keberhasilan program KB akan sangat membantu keluarga pra-sejahtera untuk menuju yang lebih baik.
Selain itu jelasnya, dengan terbentuknya kampung KB ini kita harus memperkuat dan merevitalisasi program KB dan keluarga sejahtera. Jangan hanya berhenti pada pencanangan, tapi harus ada aksi dan gerakan.Dengan adanya rapat ini ke depan dapat merekomendasikan lokasi kampung KB sesuai dengan kriteria, adanya gambaran kolaborasi pencanangan kampung KB, calon Ibu Hamil serta ibu hamil yang melaksanakan penanaman pohon sebagai rasa syukur atas kelahiran bayinnya,”Imbuhnya.
Narasumber lainnya, Ahnyar, S.Hut menguraikan, berdasarkan data yang ada bahwa luas Kabupaten Bima daya dukung sumberdaya hutan yang dahulu menghasilkan kauu dan hasil non kayu seperti madu, kemiri, rotan, dan bambu kini mengalami penurunan drastis. "Penurunan drastis terjadi pada produksi rotan, dimana pada tahun 2007 tercatat mampu memproduksi 400 batang rotan, namun pada tahun 2008 hanya mampu memproduksi 66 batang. Untuk produksi hasil hutan non kayu, tercatat kemiri dan madu mengalami perubahan angka tiap tahunnya dalam hal produksi.
Bahkan untuk madu sendiri pada tahun 2009 tidak terdapat hasill produksi padahal sebelumnya pada tahun 2008 mampu memproduksi 100 liter madu dan tahun 2007 memproduksi 22 liter madu.”Untuk produksi kemiri sendiri benar - benar mengalami penurunan yang drastis tiap tahunnya, dimana pada tahun 2007 mampu memproduksi 38 ton, dan tahun 2008 tercatat 30,5 ton, pada tahun 2009 dapat memproduksi 127 ton,”ujarnya.
Untuk membantu pemulihan kondisi hutan tersebut, semua upaya harus dikerahkan, termasuk pengantin dan ini hamil. Setiap pengantin yang ingin melakukan pernikahan diwajibkan untuk menanam pohon sebagai syarat utama dalam rangka memberikan perlindungan sehingga dengan adanya penanaman hutan ini.”Maka pasangan pengantin tersebut dapat melakukan aksi penyelamatan hutan dan pelestarian hutan /diwajibkan untuk menaman pohon disekitar halaman rumah sebagai bentuk dari aksi pelestarian untuk menanam pohon,”ujarnya. (KS-001)
H.Makruf dalam arahan mengatakan dalam Upaya Pencapaian 6 sasaran strategis bidang Keluarga Berencana, BKKBN harus dapat melakukan berbagai langkah penguatan Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang benar-benar memiliki daya ungkit terhadap upaya pencapaian targe kegiatan-kegiatan prioritas secara komprehensif dan berkelanjutan di seluruh tingkatan wilayah.
Makruf menambahkan, mengingat penting dan sangat strategisnya kegiatan ini dalam upaya revitalisasi program keluarga berencana dan program pelestarian lingkungan maka saya berharap, rapat persiapan Pencanangan Kampung KB Serta Kewajiban Calon Pengantin Dan Ibu Hamil Menanam Di Kabupaten Bima dapat menghasilkan rumusan penting bagi keberhasilan kegiatan tersebut.
Mengakhiri arahannya, asisten III berharap kepada seluruh jajaran terkait agar bersama-sama meningkatkan ddukungan dan komitmen terhadap program pembangunan terutama yang menyentuh langsung pada keluarga dan masyarakat kurang mampu serta mendukung pembangunan berwawasan lingkungan. Rapat tersebut menghadirkan narasumber terkait yaitu Kabid PKB pada BPPKB kabupaten Bima Sri kartikasari, A.Md. Keb, dan Kabid Penanaman Hutan pada Dinas Kehutanan kabupaten Bima Ahyar, S.Hut
Sri Kartikasari dalam pemaparannya menjelaskan, kampung Keluarga Berencana merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab, keberhasilan program KB akan sangat membantu keluarga pra-sejahtera untuk menuju yang lebih baik.
Selain itu jelasnya, dengan terbentuknya kampung KB ini kita harus memperkuat dan merevitalisasi program KB dan keluarga sejahtera. Jangan hanya berhenti pada pencanangan, tapi harus ada aksi dan gerakan.Dengan adanya rapat ini ke depan dapat merekomendasikan lokasi kampung KB sesuai dengan kriteria, adanya gambaran kolaborasi pencanangan kampung KB, calon Ibu Hamil serta ibu hamil yang melaksanakan penanaman pohon sebagai rasa syukur atas kelahiran bayinnya,”Imbuhnya.
Narasumber lainnya, Ahnyar, S.Hut menguraikan, berdasarkan data yang ada bahwa luas Kabupaten Bima daya dukung sumberdaya hutan yang dahulu menghasilkan kauu dan hasil non kayu seperti madu, kemiri, rotan, dan bambu kini mengalami penurunan drastis. "Penurunan drastis terjadi pada produksi rotan, dimana pada tahun 2007 tercatat mampu memproduksi 400 batang rotan, namun pada tahun 2008 hanya mampu memproduksi 66 batang. Untuk produksi hasil hutan non kayu, tercatat kemiri dan madu mengalami perubahan angka tiap tahunnya dalam hal produksi.
Bahkan untuk madu sendiri pada tahun 2009 tidak terdapat hasill produksi padahal sebelumnya pada tahun 2008 mampu memproduksi 100 liter madu dan tahun 2007 memproduksi 22 liter madu.”Untuk produksi kemiri sendiri benar - benar mengalami penurunan yang drastis tiap tahunnya, dimana pada tahun 2007 mampu memproduksi 38 ton, dan tahun 2008 tercatat 30,5 ton, pada tahun 2009 dapat memproduksi 127 ton,”ujarnya.
Untuk membantu pemulihan kondisi hutan tersebut, semua upaya harus dikerahkan, termasuk pengantin dan ini hamil. Setiap pengantin yang ingin melakukan pernikahan diwajibkan untuk menanam pohon sebagai syarat utama dalam rangka memberikan perlindungan sehingga dengan adanya penanaman hutan ini.”Maka pasangan pengantin tersebut dapat melakukan aksi penyelamatan hutan dan pelestarian hutan /diwajibkan untuk menaman pohon disekitar halaman rumah sebagai bentuk dari aksi pelestarian untuk menanam pohon,”ujarnya. (KS-001)
COMMENTS