Meminta untuk merobak jabatan Kepala Sekolah (Kasek), yang dinilai bermasalah. Ternyata dari sederet nama kasek dinilai bermasalah itu, juga tersangkut nama Kepala SMAN 1 Kota Bima Drs. Safruddin.
Kota Bima, KS. - Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin selama dua kali berturut-turut saat memimpin apel gabungan, yang diikuti seluruh pegawai se Kota Bima di Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Meminta untuk merobak jabatan Kepala Sekolah (Kasek), yang dinilai bermasalah. Ternyata dari sederet nama kasek dinilai bermasalah itu, juga tersangkut nama Kepala SMAN 1 Kota Bima Drs. Safruddin. Pasalnya, beberapa waktu lalu sekolah setempat dihebohkan dengan kasus asusila yang diperbuat oknum guru kepada para siswanya.
Kebenaran sentilan orang nomor satu di Kota Bima itu, dibenarkan oleh Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Ihya Ghazali, S. Sos, pada koran ini Senin (28/3) diruang kerjanya. Ihya Ghazali mengatakan, sekitar Jum’at (18/3) lalu Walikota menegaskan, agar sekolah yang tersangkut masalah, apalagi amoral harus dirombak. “Dua hari lalu juga, pak wali melontarkan pernyataan yang sama, agar dilakukan perobahan didunia pendidikan. Saya tidak bisa menyebutkan kasek mana saja yang harus dirombak, yang jelas itu adalah hak progresif pimpinan daerah,” ujarnya singkat.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima, Drs. H. Alwi Yasin, M.Ap ditempat terpisah mengatakan, sederet nama kasek yang digantikan nanti sudah dikantongi pihaknya. “Nama Kepala SMAN 1 Kota Bima Drs. Safruddin juga termaksud didalamnya, karena tersangkut kasus asusila beberapa waktu lalu, yang mencoreng dunia pendidikan Kota Bima,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya Senin (28/3).
Saat ditanya kenapa hanya nama Drs. Safruddin saja. Alwi menegaskan, pada hari pendidikan nasional (Hardiknas) Mei mendatang sebanyak 12 sekolah SMP/SMA/SMK baik negeri dan swasta akan menerima piagam penghargaan dari Kementrian Pendidikan RI. Piagam tersebut, diperuntukkan bagi sekolah yang dinilai jujur pada proses Ujian Nasional (UN) 2015 lalu.
Namun sangat disayangkan, sekolah terfavorit di Kota Bima yakni SMAN 1 Kota Bima tidak termaksud dalam sekolah yang jujur UN. “Sudah jelas tujuan UN sekarang prestasi ya dan jujur ok. Sedangkan dulu, curang cemerlang dan jujur hancur. Silahkan teman-teman media yang menafsikan seperti apa pelaksanaan dan hasil UN di SMAN 1 Kota Bima itu,” cetusnya.
Sekretaris KONI Kota Bima ini juga membenarkan, bahwa kasek Drs. Safruddin belum memiliki sertivikat calon kepsek (Cakep), dan tidak hanya Drs. Safruddin saja, yang belum memiliki cakep tingkat SMA se Kota Bima. Akan tetapi juga dua kasek SMA dan dua orang kasek SMK, sehingga dengan terbitnya Perda Nomor 07 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan di Kota Bima, juga salah satunya akan mengatur jabatan kasek yang menduduki dijabatan tersebut. Guru yang mendapatkan tugas tambahan adalah guru senior dan memiliki SIM. Bagi mereka yang kini duduk enak tanpa SIM dimaksud, adalah guru yang dilantik sebelum perda ini lahir.
Sehingga dengan penerapan Perda ini, maka seorang pengawas harus menjabat sebagai kasek, jadi tidak mungkin seorang pengawas memeriksa kasek, ketika mereka belum merasakan apa saja tugas seorang kasek.
Menjawab kritikan Walikota Bima, Kasek SMAN 1 Kota Bima Drs. Safruddin tidak mau berkomentar terkait kasus asusila yang menimpah oknum bawahannya. Akan tetapi dia hanya mengomentari pernyataan kadis Dikpora terkait UN harus jujur. “Menurut saya sekolah ini telah melakukan proses UN sesuai dengan mekanisme yang berlaku, dan predikat kejujuran itu adalah hak tim pusat,” ujarnya singkat. (KS – 05)
Kebenaran sentilan orang nomor satu di Kota Bima itu, dibenarkan oleh Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Ihya Ghazali, S. Sos, pada koran ini Senin (28/3) diruang kerjanya. Ihya Ghazali mengatakan, sekitar Jum’at (18/3) lalu Walikota menegaskan, agar sekolah yang tersangkut masalah, apalagi amoral harus dirombak. “Dua hari lalu juga, pak wali melontarkan pernyataan yang sama, agar dilakukan perobahan didunia pendidikan. Saya tidak bisa menyebutkan kasek mana saja yang harus dirombak, yang jelas itu adalah hak progresif pimpinan daerah,” ujarnya singkat.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima, Drs. H. Alwi Yasin, M.Ap ditempat terpisah mengatakan, sederet nama kasek yang digantikan nanti sudah dikantongi pihaknya. “Nama Kepala SMAN 1 Kota Bima Drs. Safruddin juga termaksud didalamnya, karena tersangkut kasus asusila beberapa waktu lalu, yang mencoreng dunia pendidikan Kota Bima,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya Senin (28/3).
Saat ditanya kenapa hanya nama Drs. Safruddin saja. Alwi menegaskan, pada hari pendidikan nasional (Hardiknas) Mei mendatang sebanyak 12 sekolah SMP/SMA/SMK baik negeri dan swasta akan menerima piagam penghargaan dari Kementrian Pendidikan RI. Piagam tersebut, diperuntukkan bagi sekolah yang dinilai jujur pada proses Ujian Nasional (UN) 2015 lalu.
Namun sangat disayangkan, sekolah terfavorit di Kota Bima yakni SMAN 1 Kota Bima tidak termaksud dalam sekolah yang jujur UN. “Sudah jelas tujuan UN sekarang prestasi ya dan jujur ok. Sedangkan dulu, curang cemerlang dan jujur hancur. Silahkan teman-teman media yang menafsikan seperti apa pelaksanaan dan hasil UN di SMAN 1 Kota Bima itu,” cetusnya.
Sekretaris KONI Kota Bima ini juga membenarkan, bahwa kasek Drs. Safruddin belum memiliki sertivikat calon kepsek (Cakep), dan tidak hanya Drs. Safruddin saja, yang belum memiliki cakep tingkat SMA se Kota Bima. Akan tetapi juga dua kasek SMA dan dua orang kasek SMK, sehingga dengan terbitnya Perda Nomor 07 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan di Kota Bima, juga salah satunya akan mengatur jabatan kasek yang menduduki dijabatan tersebut. Guru yang mendapatkan tugas tambahan adalah guru senior dan memiliki SIM. Bagi mereka yang kini duduk enak tanpa SIM dimaksud, adalah guru yang dilantik sebelum perda ini lahir.
Sehingga dengan penerapan Perda ini, maka seorang pengawas harus menjabat sebagai kasek, jadi tidak mungkin seorang pengawas memeriksa kasek, ketika mereka belum merasakan apa saja tugas seorang kasek.
Menjawab kritikan Walikota Bima, Kasek SMAN 1 Kota Bima Drs. Safruddin tidak mau berkomentar terkait kasus asusila yang menimpah oknum bawahannya. Akan tetapi dia hanya mengomentari pernyataan kadis Dikpora terkait UN harus jujur. “Menurut saya sekolah ini telah melakukan proses UN sesuai dengan mekanisme yang berlaku, dan predikat kejujuran itu adalah hak tim pusat,” ujarnya singkat. (KS – 05)
COMMENTS