Dua pemuda yang berbeda alamat diduga mencabuli pelajar SMP, dan saat ini kedua pemuda yang diketahui bernama Furkan Alias One asal Keluarahan Jatiwangi dan Raihan alias Man asli Kelurahan Kombe itu, terpaksa harus diinapkan direuang sel tahanan
Kota Bima, KS.- Dua pemuda yang berbeda alamat diduga mencabuli pelajar SMP, dan saat ini kedua pemuda yang diketahui bernama Furkan Alias One asal Keluarahan Jatiwangi dan Raihan alias Man asli Kelurahan Kombe itu, terpaksa harus diinapkan direuang sel tahanan Polres Bima Kota.
Ilustrasi
Kejadian itu berawal pada Selasa (29/3) saat digelar pawai budaya dalam rangka menyambut HUT Kota Biam ke 14 Tahun 2016. Namun pada hari bahagia bagi rakyat Kota Bima, siswi kelas II-C asal SMPN 9 Kota Bima sembut saja Mawar (Bukan nama aslinya,red) mendapat perlakuan tidak senonoh sehingga masa depannya hancur. Kehancuran masa depannya itu, akibat digagahi Furkan alias One (18) pemuda asal Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota di hutan wilayah Jatiwangi.
Berdasarkan kronologis kejadian korban Selasa naas itu, baru saja mengikuti pawai budaya bersama rombongan guru dan siswa SMPN 9 Kota Bima. Namun sepulang dari pawai, dirinya dijemput oleh orang dekatnya, Raihan alias Man (20) pemuda asal Kelurahan Kumbe Kecamatan Rasanae Timur. Kehadiran Man dengan sepeda motornya disekolah korban, setelah Mawar menghubunginya (Man, red) via telepon selulernya.
Korban-pun dibawah menuju hutan Kelurahan Nungga, tepatnya di jalan potong menuju Kelurahan Rabadompu Barat. Melihat keadaan sepi, Man menghentikan motornya ditengah hutan dan diduga melakukan hal tidak senoloh seperti mencium dan merabah tubuh korban. Tidak sampai disitu saja, tingkah si Man. akan tetapi mengajak Mawar untuk melayani nafsu birahinya, sehingga korban dipaksa dan pelajar itupun langsung berontak.
Man yang tidak dapat melampiaskan nafsunya itu, langsung meninggalkan siswi ditengah hutan, yang saat itu masih mengenakan busana khas daerah sebagai bukti baru mengikuti pawai budaya dimaksud. Korban yang takut ditengah hutan, langsung menghubungi orang dekatnya lagi untuk menjemputnya, dia adalah Furkan alias One pemuda asal Jatiwangi.
One-pun memanfaatkan kesempatan itu, dan ternyata pelaku ini tidak berniat untuk mengantar pulang si Mawar kerumahnya yang ada di ujung Timur Kota Bima. Akan tetapi membawa Mawar kehutan wilayah Jatiwangi dan berhasil mengiring korban layaknya hubungan suami-istri. Kebenaran kejadian tersebut dibenarkan Kapolsek Rasanae Timur, Iptu Hasnun pada wartawan ini Sabtu (2/4) diruang kerjanya.
Menurut Kapolsek, kejadian ini berawal ketika orang tua korban datang melapor bahwa anaknya menghilang setelah mengikuti pawai budaya di SMPN 9 Kota Bima. Setelah dikros cek, ternyata Mawar menginap dirumah bibinya di Kelurahan Jatiwangi selama dua hari (Selasa dan Rabu, red). “Awalnya si korban dijemput Raihan, akibat tidak dilayani pemuda asal Kumbe ini, meninggalkan korban ditengah hutan Nungga. Sesaat kemudian korbanpun kembali minta bantuan pada Furqan, untuk menjemputnya dan ternyata pemuda asal Jatiwangi itu berhasil mengiring korban di hutan Jatiwangi,” ujarnya mengikutip pernyataan korban dalam laporannya.
Dari pengakuan korban, bibinya di Jatiwangi sempat membujuk si Mawar untuk diatar pulang. Namun kemungkin korban takut, sehingga meminta untuk menginap dua hari satu malam dan pada hari kedua (Rabu, red), korban ikut membantu bibinya dikebun.
Untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kedua pelaku, pada Jum’at (1/4) Raihan asal Kumbe sudah mengamankan diri di Polsek Rasanae Timur. Sedangkan Furqan ditahan pihak Polsek Asakota, karena Tempat Kejadian Perkara (TKP) diwilayah hutan Jatiwangi. “Dari pengakuan korban peristiwa yang merebut kehormatannya itu dihutan Jatiwangi, bukan suka sama suka. Akan tetapi korban dipaksa oleh pelaku (Furqan),” tambah Hasnun, namun untuk jelasnya silahkan konfirmasi ke polsek Asakota pintahnya pada wartawan ini.
Kapolsek Asakota Iptu Lutfi Hidayat yang dihubungi wartawan via telepon selulernya Sabtu (2/4) membenarkan atas penangkapan diri Furqan. “Pelaku kini sudah kita tahan, dan sudah dititipkan diruang sel tahanan Polsek Rasanae Barat,” singkatnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 9 Kota Bima Arsyad, S.Pd membenarkan kejadian yang di alami muridnya itu. Kata mantan guru SMPN 8 Kota Bima ini, siswinya tersebut sudah sering orang tuanya datang lapor ke sekolah maupun orang tuanya dipanggil ke sekolah untuk mempertanggung jawabkan perbuatan anaknya. “Siswi itu sudah dua kali di urus di Bimbingan Konseling (BK), karena dilaporkan orang tuanya tidak pulang kerumah. Kasus ini merupakan yang ke tiga kalinya bagi si Mawar, akan tetapi saya perihatin dengan peristiwa yang di alami korban yang merengut masa depannya,” ujarnya.
Arsyad yang dikomfirmasi wartawan via telepon selulernya Sabtu (2/4) mengaku, pihaknya sudah mengantar kembali para siswa yang ikut pawai kesekolah dan siswa langsung pulang kerumahnya masing-masing. Namun sepengetahuannya, korban ini tidak tinggal sama orang tuanya, akan tetapi dititipkan kerumah keluarganya. “Kedua orang tuanya itu, sedang mengurus lahan taninya digunung dan sering menginap dikebun, sehingga si Mawar dititipkan pada keluarga”pungkasnya. (KS – 05)
Ilustrasi
Kejadian itu berawal pada Selasa (29/3) saat digelar pawai budaya dalam rangka menyambut HUT Kota Biam ke 14 Tahun 2016. Namun pada hari bahagia bagi rakyat Kota Bima, siswi kelas II-C asal SMPN 9 Kota Bima sembut saja Mawar (Bukan nama aslinya,red) mendapat perlakuan tidak senonoh sehingga masa depannya hancur. Kehancuran masa depannya itu, akibat digagahi Furkan alias One (18) pemuda asal Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota di hutan wilayah Jatiwangi.
Berdasarkan kronologis kejadian korban Selasa naas itu, baru saja mengikuti pawai budaya bersama rombongan guru dan siswa SMPN 9 Kota Bima. Namun sepulang dari pawai, dirinya dijemput oleh orang dekatnya, Raihan alias Man (20) pemuda asal Kelurahan Kumbe Kecamatan Rasanae Timur. Kehadiran Man dengan sepeda motornya disekolah korban, setelah Mawar menghubunginya (Man, red) via telepon selulernya.
Korban-pun dibawah menuju hutan Kelurahan Nungga, tepatnya di jalan potong menuju Kelurahan Rabadompu Barat. Melihat keadaan sepi, Man menghentikan motornya ditengah hutan dan diduga melakukan hal tidak senoloh seperti mencium dan merabah tubuh korban. Tidak sampai disitu saja, tingkah si Man. akan tetapi mengajak Mawar untuk melayani nafsu birahinya, sehingga korban dipaksa dan pelajar itupun langsung berontak.
Man yang tidak dapat melampiaskan nafsunya itu, langsung meninggalkan siswi ditengah hutan, yang saat itu masih mengenakan busana khas daerah sebagai bukti baru mengikuti pawai budaya dimaksud. Korban yang takut ditengah hutan, langsung menghubungi orang dekatnya lagi untuk menjemputnya, dia adalah Furkan alias One pemuda asal Jatiwangi.
One-pun memanfaatkan kesempatan itu, dan ternyata pelaku ini tidak berniat untuk mengantar pulang si Mawar kerumahnya yang ada di ujung Timur Kota Bima. Akan tetapi membawa Mawar kehutan wilayah Jatiwangi dan berhasil mengiring korban layaknya hubungan suami-istri. Kebenaran kejadian tersebut dibenarkan Kapolsek Rasanae Timur, Iptu Hasnun pada wartawan ini Sabtu (2/4) diruang kerjanya.
Menurut Kapolsek, kejadian ini berawal ketika orang tua korban datang melapor bahwa anaknya menghilang setelah mengikuti pawai budaya di SMPN 9 Kota Bima. Setelah dikros cek, ternyata Mawar menginap dirumah bibinya di Kelurahan Jatiwangi selama dua hari (Selasa dan Rabu, red). “Awalnya si korban dijemput Raihan, akibat tidak dilayani pemuda asal Kumbe ini, meninggalkan korban ditengah hutan Nungga. Sesaat kemudian korbanpun kembali minta bantuan pada Furqan, untuk menjemputnya dan ternyata pemuda asal Jatiwangi itu berhasil mengiring korban di hutan Jatiwangi,” ujarnya mengikutip pernyataan korban dalam laporannya.
Dari pengakuan korban, bibinya di Jatiwangi sempat membujuk si Mawar untuk diatar pulang. Namun kemungkin korban takut, sehingga meminta untuk menginap dua hari satu malam dan pada hari kedua (Rabu, red), korban ikut membantu bibinya dikebun.
Untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kedua pelaku, pada Jum’at (1/4) Raihan asal Kumbe sudah mengamankan diri di Polsek Rasanae Timur. Sedangkan Furqan ditahan pihak Polsek Asakota, karena Tempat Kejadian Perkara (TKP) diwilayah hutan Jatiwangi. “Dari pengakuan korban peristiwa yang merebut kehormatannya itu dihutan Jatiwangi, bukan suka sama suka. Akan tetapi korban dipaksa oleh pelaku (Furqan),” tambah Hasnun, namun untuk jelasnya silahkan konfirmasi ke polsek Asakota pintahnya pada wartawan ini.
Kapolsek Asakota Iptu Lutfi Hidayat yang dihubungi wartawan via telepon selulernya Sabtu (2/4) membenarkan atas penangkapan diri Furqan. “Pelaku kini sudah kita tahan, dan sudah dititipkan diruang sel tahanan Polsek Rasanae Barat,” singkatnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 9 Kota Bima Arsyad, S.Pd membenarkan kejadian yang di alami muridnya itu. Kata mantan guru SMPN 8 Kota Bima ini, siswinya tersebut sudah sering orang tuanya datang lapor ke sekolah maupun orang tuanya dipanggil ke sekolah untuk mempertanggung jawabkan perbuatan anaknya. “Siswi itu sudah dua kali di urus di Bimbingan Konseling (BK), karena dilaporkan orang tuanya tidak pulang kerumah. Kasus ini merupakan yang ke tiga kalinya bagi si Mawar, akan tetapi saya perihatin dengan peristiwa yang di alami korban yang merengut masa depannya,” ujarnya.
Arsyad yang dikomfirmasi wartawan via telepon selulernya Sabtu (2/4) mengaku, pihaknya sudah mengantar kembali para siswa yang ikut pawai kesekolah dan siswa langsung pulang kerumahnya masing-masing. Namun sepengetahuannya, korban ini tidak tinggal sama orang tuanya, akan tetapi dititipkan kerumah keluarganya. “Kedua orang tuanya itu, sedang mengurus lahan taninya digunung dan sering menginap dikebun, sehingga si Mawar dititipkan pada keluarga”pungkasnya. (KS – 05)
COMMENTS