Dari puluhan pedagang yang ada, terlihat menarik salah satu kedai kopi yang diberi nama Uma Kahawa. Sensasi aroma kopi yang khas membuat banyak pengunjung berkerumun dilokasi itu.
Kota Bima, KS.- Lapangan Serasuba atau dikenal lapangan Merdeka, mulai dipadapati para pengunjung. Mereka biasa habiskan malam untuk bersantai sambil menikmati hidangan dari pedagang ditempat itu. Mulai dari sajian kuliner hingga aroma kopi yang menghidupkan malam ditempat bersejarah itu. Dari puluhan pedagang yang ada, terlihat menarik salah satu kedai kopi yang diberi nama Uma Kahawa. Sensasi aroma kopi yang khas membuat banyak pengunjung berkerumun dilokasi itu.
Kedai Kopi bernama 'Uma Kahawa' itu, diprakarsai seorang sarjana muda alumni salah satu kampus ternama di Makassar. Hobi menikmati seduhan kopi semenjak dimeja kuliah, menjadikan pemuda bernama daeng Andi Amaldan ini, memilih aroma kopi menjadi peluang bisnis menjanjikan. Bisnis yang tidak ia sangka sebelumnya. Daeng Andi, tidak sendiri melakoni bisnis ini, Ia dibantu oleh empat temannya, yang juga sesama alumni Makassar.
Kedai kopi itu berlokasi di Lapangan Serasuba Kota Bima. Dibuka mulai Pukul 19.30 sampai sekitar Pukul 24.00 Wita setiap hari. Lapangan yang erat dengan sejarah Kesultanan Bima ini, Andi bersama rekannya mulai mengais rejeki lewat olahan biji kopi asli. Bisnis ini ia lakoni sejak beberapa bulan lalu. “Saya asah dulu kemampuan meracik biji kopi 4 sampai 5 bulan, tetapi baru memulai bisnisnya sekarang,” kata Daeng Andi,pemuda campuran Bima-Makassar ini.
Kata Andi, dipilih nama Uma Kahawa, menjadi inspirasi bisnisnya kedepan. Dengan tujuan, untuk menampung semua hasil kopi dari seluruh Indonesia. Sebagaimana filosofi rumah sebagai tempat tinggal. Jadi Uma Kahawa ini, menjadi rumah dari berbagai jenis kopi di Indonesia terutama Kopi Tambora asli Bima “Tapi sebagai orang Bima, kopi khas yang kita tonjolkan adalah Kopi Tambora. Kita yakin, Kopi Tambora sudah terkenal dan banyak diminati pencinta kopi,” tuturnya.
Diawal usahanya, Uma Kahawa juga mampu menyediakan Kopi Toraja dari Sulawasi dan kopi hasil racikan. Seperti Kopi Tambora creamer dan Kopi Tambora tanpa ampas. Rencananya, dalam waktu dekat akan menyuplai kopi dari Aceh dan Papua."Kami akan mendatangkan biji kopi dari berbagai daerah. Ini peluang bisnis menjanjikan, kami meyakini itu dengan banyaknya penikmat dan pencinta kopi di Bima," ujarnya yakin.
Andi mengenang diawal merintis usahanya, ia betul-betul tak menyangka, pada mulanya hanya ingin melihat respon pasar terhadap usaha kopi tersebut. Namun ternyata, pelanggan yang menikmati kopi cukup banyak setiap hari.
Bulan pertama kata dia, total penjualan dari usaha Uma Kahawa mencapai Rp7 jutaan. Dengan asumsi setiap hari rata-rata Rp300 ribu. Pelanggan tidak hanya anak muda, tetapi perempuan dan orang dewasa. “Harga kopi satu gelas kita bandrol mulai dari Rp5 ribu hingga Rp8 ribu. Tergantung jenis kopinya,” terang dia.
Melihat prospek usaha kopi yang cukup bagus, Andi dan teman-temannya berencana akan menggarap dengan serius. Apalagi baginya, usaha kopi tersebut merupakan bagian dari ekspresi hobi.“Kata orang kalau sesuatu yang dilandasi hobi diarahkan ke peluang bisnis maka hasilnya akan baik. Itulah yang kita lakukan sehingga tidak ada beban,” kata Andi.(KS-04)
Kedai Kopi bernama 'Uma Kahawa' itu, diprakarsai seorang sarjana muda alumni salah satu kampus ternama di Makassar. Hobi menikmati seduhan kopi semenjak dimeja kuliah, menjadikan pemuda bernama daeng Andi Amaldan ini, memilih aroma kopi menjadi peluang bisnis menjanjikan. Bisnis yang tidak ia sangka sebelumnya. Daeng Andi, tidak sendiri melakoni bisnis ini, Ia dibantu oleh empat temannya, yang juga sesama alumni Makassar.
Kedai kopi itu berlokasi di Lapangan Serasuba Kota Bima. Dibuka mulai Pukul 19.30 sampai sekitar Pukul 24.00 Wita setiap hari. Lapangan yang erat dengan sejarah Kesultanan Bima ini, Andi bersama rekannya mulai mengais rejeki lewat olahan biji kopi asli. Bisnis ini ia lakoni sejak beberapa bulan lalu. “Saya asah dulu kemampuan meracik biji kopi 4 sampai 5 bulan, tetapi baru memulai bisnisnya sekarang,” kata Daeng Andi,pemuda campuran Bima-Makassar ini.
Kata Andi, dipilih nama Uma Kahawa, menjadi inspirasi bisnisnya kedepan. Dengan tujuan, untuk menampung semua hasil kopi dari seluruh Indonesia. Sebagaimana filosofi rumah sebagai tempat tinggal. Jadi Uma Kahawa ini, menjadi rumah dari berbagai jenis kopi di Indonesia terutama Kopi Tambora asli Bima “Tapi sebagai orang Bima, kopi khas yang kita tonjolkan adalah Kopi Tambora. Kita yakin, Kopi Tambora sudah terkenal dan banyak diminati pencinta kopi,” tuturnya.
Diawal usahanya, Uma Kahawa juga mampu menyediakan Kopi Toraja dari Sulawasi dan kopi hasil racikan. Seperti Kopi Tambora creamer dan Kopi Tambora tanpa ampas. Rencananya, dalam waktu dekat akan menyuplai kopi dari Aceh dan Papua."Kami akan mendatangkan biji kopi dari berbagai daerah. Ini peluang bisnis menjanjikan, kami meyakini itu dengan banyaknya penikmat dan pencinta kopi di Bima," ujarnya yakin.
Andi mengenang diawal merintis usahanya, ia betul-betul tak menyangka, pada mulanya hanya ingin melihat respon pasar terhadap usaha kopi tersebut. Namun ternyata, pelanggan yang menikmati kopi cukup banyak setiap hari.
Bulan pertama kata dia, total penjualan dari usaha Uma Kahawa mencapai Rp7 jutaan. Dengan asumsi setiap hari rata-rata Rp300 ribu. Pelanggan tidak hanya anak muda, tetapi perempuan dan orang dewasa. “Harga kopi satu gelas kita bandrol mulai dari Rp5 ribu hingga Rp8 ribu. Tergantung jenis kopinya,” terang dia.
Melihat prospek usaha kopi yang cukup bagus, Andi dan teman-temannya berencana akan menggarap dengan serius. Apalagi baginya, usaha kopi tersebut merupakan bagian dari ekspresi hobi.“Kata orang kalau sesuatu yang dilandasi hobi diarahkan ke peluang bisnis maka hasilnya akan baik. Itulah yang kita lakukan sehingga tidak ada beban,” kata Andi.(KS-04)
COMMENTS