Mengenal Adat Istiadat, dan Budaya Daerah Bima, terutama untuk generasi bangsa sangat penting. Demikian halnya, dengan murid Taman Kanak-Kanak (TK Insan Kahmil) Kota Bima yang rutin mengunjungi Museum ASI Mbojo
Kota Bima, KS.- Mengenal Adat Istiadat, dan Budaya Daerah Bima, terutama untuk generasi bangsa sangat penting. Demikian halnya, dengan murid Taman Kanak-Kanak (TK Insan Kahmil) Kota Bima yang rutin mengunjungi Museum ASI Mbojo. Hal itu dilakukan semata-mata agar penerus bangsa bisa lebih mengenal sekaligus memahami tentang bagaimana budaya mbojo sesungguhnya. Demikian disampaikan Kepala Sekolah (Kepsek), TK Insan Kahmil Sabtu (16/04) di Asi mbojo kemarin.
Dikatakanya, kunjungan ke salah satu tempat bersejarah tersebut disesuaikan dengan tema puncak pengajaran. Kali ini, kunjungan bertema Kota Bima tercinta. Tujuanya, agar murid bisa mengenal lebih jauh dengan budaya bima.”Kegiatan ini rutin kita lakukan dalam setiap semester. Bisa saja, kunjungan seperti ini dilaksanakan dua kali dalam satu semester, ” katanya.
Selain itu, kegiatan ini juga memiliki makna penting. Maknanya, agar murid TK tersebut memiliki wawasan, pengetahuan tentang budaya Bima, apa saja budaya Bima, adat istiadat. Termasuk, menyangkut busana asli yang dikenakan rakyat Bima. ”Intinya, kunjungan ini bertujuan agar murid-murid memiliki ilmu soal budaya kita,” ujarnya.
Disinggung tentang bagaimana budaya Bima, terutama dari segi pakaianya, ia mengaku Bima lebih dikenal dengan budaya Rimpu. Tapi, dari segi pakaian dimaksud terdapat perbedaan antara kalangan ibu-ibu dan kalangan wanita muda.”Kalau untuk gadis rimpu Cili, yang tua rimpu Colo,” tuturnya.
Lantas apa perbedaan pakaian di zaman dulu dengan era kekini-kinian, menjawab pertanyaan itu dirinya merasa sangat prihatin dengan hal itu. Masalahnya, budaya asli daerah terkesan diabaikan, bahkan nyaris tenggelam akibat pengaruh zaman yang saban hari kian berkembang. Hanya saja, ia enggan menyebut secara gamblang soal perbedaan mencolok terutama soal pakaian yang dikenakan zaman dulu dengan sekarang.”Kalau ditanya perbedaan pakaian zaman dulu dengan sekarang, saya hanya bisa mengucapkan, Subhanallah. Yang jelas sangat jauh berbeda,” terangnya seraya berharap agar budaya bima tidak tenggelam karena pengaruh era Globalisasi. (KS-03)
Dikatakanya, kunjungan ke salah satu tempat bersejarah tersebut disesuaikan dengan tema puncak pengajaran. Kali ini, kunjungan bertema Kota Bima tercinta. Tujuanya, agar murid bisa mengenal lebih jauh dengan budaya bima.”Kegiatan ini rutin kita lakukan dalam setiap semester. Bisa saja, kunjungan seperti ini dilaksanakan dua kali dalam satu semester, ” katanya.
Selain itu, kegiatan ini juga memiliki makna penting. Maknanya, agar murid TK tersebut memiliki wawasan, pengetahuan tentang budaya Bima, apa saja budaya Bima, adat istiadat. Termasuk, menyangkut busana asli yang dikenakan rakyat Bima. ”Intinya, kunjungan ini bertujuan agar murid-murid memiliki ilmu soal budaya kita,” ujarnya.
Disinggung tentang bagaimana budaya Bima, terutama dari segi pakaianya, ia mengaku Bima lebih dikenal dengan budaya Rimpu. Tapi, dari segi pakaian dimaksud terdapat perbedaan antara kalangan ibu-ibu dan kalangan wanita muda.”Kalau untuk gadis rimpu Cili, yang tua rimpu Colo,” tuturnya.
Lantas apa perbedaan pakaian di zaman dulu dengan era kekini-kinian, menjawab pertanyaan itu dirinya merasa sangat prihatin dengan hal itu. Masalahnya, budaya asli daerah terkesan diabaikan, bahkan nyaris tenggelam akibat pengaruh zaman yang saban hari kian berkembang. Hanya saja, ia enggan menyebut secara gamblang soal perbedaan mencolok terutama soal pakaian yang dikenakan zaman dulu dengan sekarang.”Kalau ditanya perbedaan pakaian zaman dulu dengan sekarang, saya hanya bisa mengucapkan, Subhanallah. Yang jelas sangat jauh berbeda,” terangnya seraya berharap agar budaya bima tidak tenggelam karena pengaruh era Globalisasi. (KS-03)
COMMENTS