Aparat Polres Bima Kota melepas kembali Dua pria warga Negara Asing (WNA) dan Dua wanita Warga Pribumi asal Pulau Jawa.
Kota Bima, KS.- Aparat Polres Bima Kota melepas kembali Dua pria warga Negara Asing (WNA) dan Dua wanita Warga Pribumi asal Pulau Jawa. Keempat warga itu, terjaring dalam Operasi Pekat untuk meminimalisir prostitusi di Kota Bima. Dugaan terima 'Suap' oleh Polisi juga tercium, karena dilepasnya Pasangan Haram itu. Mereka ditemukan berpasangan disalah satu hotel dengan kamar berbeda. Malam itu, menurut Data dari sumber, aparat menemukan Obat yang diracik sebanyak dua koper.
Masih dari Data sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan, ke empat orang tersebut introgasi oleh penyidik Reskrim. Mereka diamankan dihotel sekiitar Terminal Bima. Obat yang diamankan pada malam itu, diduga diracik ke empat orang tersebut. Lantaran, ketika diamankan, masih banyak kantong obat yang belum terisi. "Sepertinya mereka meracik sendiri obat herbal itu dikamar hotel, karena kami melihat ada banyak tempat obat yang belum terisi," ungkap sumber.
Tulisan dalam logo obat itu, kata sumber menggunakan bahasa China. Namun dirinya heran, warga asing yang diamankan itu dilepas kembali tanpa ada alasan pasti."Jika terbukti mereka meracik dan memasarkan obat tanpa izin BPOM, harusnya ditahan dulu untuk proses hukum terkait hal itu," sorotnya.
Tidak hanya itu, keberadaan pasangan 'haram' dikamar hotel, perlu dipertanyakan. Karena mereka tidak terikat dalam hubungan perkawinan alias bukan muhrim."Itu mengarah pada perjinahan, karena berada dalam satu kamar. Mereka itu juga harus di bina dulu di Dinas Sosial, agar tidak mengulangi lagi perbuatannya," imbuhnya.
Sumber juga menduga, ada praktek suap dilakukan oleh WNA terhadap oknum aparat. Karena mereka dengan mudah dilepas begitu saja."Saya menduga, aparat menerima suap untuk melepaskan WNA itu," duganya.
Sementara itu, Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim AKP Antonius F GEA SH S.Ik, dikonformasi via SMS membenarkan mengamankan empat warga, dua diantaranya WNA. Namun beberapa saat kemudian, pihaknya melepas kembali lantaran empat warga tersebut sudah dewasa."Malam itu kami operasi Pekat Prostitusi. Kami mengamankan empat warga dan kemudian kami lepaskan karena mereka sama-sama dewasa," kata Mantan Kasat Narkoba Polres Kepri ini.
Mengenai adanya obat yang diracik, Kasat membantah. Malam itu, selain empat warga diamankan, terdapat dua koper berisi pakean dan obat lokal untuk kosumsi mereka,"hasil introgasi kami, tidak ada obat yang diracik, hanya obat kosumsi bersangkutan. Itu informasi tidak benar," elaknya.
Terkait adanya dugaan suap, dengan tegas Antonius membantah. Ia menjalankan tugas sesuai presedur hukum. "Gak ada suap mas. Kita memang fokus kemarin dalam hal prostitusi. Makanya diadakan razia pekat. Itu hotel melati yg murah mas. Semua pasangan gak mau di bawa ke kantor. Tapi tetap kami bawa dan selanjutnya dipulangkan semua. Terima kasih," sahutnya via SMS.(KS-04)
Masih dari Data sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan, ke empat orang tersebut introgasi oleh penyidik Reskrim. Mereka diamankan dihotel sekiitar Terminal Bima. Obat yang diamankan pada malam itu, diduga diracik ke empat orang tersebut. Lantaran, ketika diamankan, masih banyak kantong obat yang belum terisi. "Sepertinya mereka meracik sendiri obat herbal itu dikamar hotel, karena kami melihat ada banyak tempat obat yang belum terisi," ungkap sumber.
Tulisan dalam logo obat itu, kata sumber menggunakan bahasa China. Namun dirinya heran, warga asing yang diamankan itu dilepas kembali tanpa ada alasan pasti."Jika terbukti mereka meracik dan memasarkan obat tanpa izin BPOM, harusnya ditahan dulu untuk proses hukum terkait hal itu," sorotnya.
Tidak hanya itu, keberadaan pasangan 'haram' dikamar hotel, perlu dipertanyakan. Karena mereka tidak terikat dalam hubungan perkawinan alias bukan muhrim."Itu mengarah pada perjinahan, karena berada dalam satu kamar. Mereka itu juga harus di bina dulu di Dinas Sosial, agar tidak mengulangi lagi perbuatannya," imbuhnya.
Sumber juga menduga, ada praktek suap dilakukan oleh WNA terhadap oknum aparat. Karena mereka dengan mudah dilepas begitu saja."Saya menduga, aparat menerima suap untuk melepaskan WNA itu," duganya.
Sementara itu, Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim AKP Antonius F GEA SH S.Ik, dikonformasi via SMS membenarkan mengamankan empat warga, dua diantaranya WNA. Namun beberapa saat kemudian, pihaknya melepas kembali lantaran empat warga tersebut sudah dewasa."Malam itu kami operasi Pekat Prostitusi. Kami mengamankan empat warga dan kemudian kami lepaskan karena mereka sama-sama dewasa," kata Mantan Kasat Narkoba Polres Kepri ini.
Mengenai adanya obat yang diracik, Kasat membantah. Malam itu, selain empat warga diamankan, terdapat dua koper berisi pakean dan obat lokal untuk kosumsi mereka,"hasil introgasi kami, tidak ada obat yang diracik, hanya obat kosumsi bersangkutan. Itu informasi tidak benar," elaknya.
Terkait adanya dugaan suap, dengan tegas Antonius membantah. Ia menjalankan tugas sesuai presedur hukum. "Gak ada suap mas. Kita memang fokus kemarin dalam hal prostitusi. Makanya diadakan razia pekat. Itu hotel melati yg murah mas. Semua pasangan gak mau di bawa ke kantor. Tapi tetap kami bawa dan selanjutnya dipulangkan semua. Terima kasih," sahutnya via SMS.(KS-04)
COMMENTS