Pemuda adalah iron stock peradaban. Pemuda merupakan para generasi penerus dan merupakan calon penganti para pemimpin terdahulunnya.
Oleh: Ustadzah Ainun Amd.Keb (Aktivis MHTI DPD II Bima)
Pemuda adalah iron stock peradaban. Pemuda merupakan para generasi penerus dan merupakan calon penganti para pemimpin terdahulunnya. Ibnu Khaldun pun bicara kualitas pemuda dan peradaban dalam kitabnya Muqoddimah mengatakan bahwa “Generasi Perintis adalah generasi yang memiliki semangat juang tinggi, pantang menyerah, cerdas, dan berkomitmen besar dalam membangun peradabannya. Generasi Pembangun adalah generasi yang masih mewarisi semangat dan ruh perjuangan pendahulu mereka. Biasanya pada masa merekalah sebuah peradaban akan mencapai puncak kemajuannya”. (Far-Eastern Women's Voices for the Khilafah.htm)
Begitu pentingnya peran pemuda, wajib disadari oleh kaum Muslim, bahwa anak-anak dan pemuda Muslim tengah menjadi sasaran sekularisasi Barat yang mengemban ideologi kapitalis. Barat tengah merancang strategi dan menyusun program untuk merebut hati dan pikiran anak-anak dan pemuda Muslim agar setia pada ide-ide sekular, nilai liberal, cara hidup Barat dan sistemnya. Program deradikalisasi intensif yang difokuskan pada anak-anak dan pemuda Muslim, sekularisasi kurikulum pendidikan, budaya sosial liberal yang terus dipromosikan oleh media dan industri hiburan, bisnis e-commerce dengan difasilitasi Pemerintah adalah sejumlah program mereka untuk mengubah posisi dan merusak vitalitas pemuda Muslim. Agenda-agenda ini berdampak pada kerugian yang amat besar bagi kaum Muslim. (http://hizbut-tahrir.or.id/2016/04/07/reposisi-dan-revitalisasi-pemuda-muslim/).
Oleh karena pemikiran pemuda sudah diracuni oleh sekularisasi Barat dengan mengandalkan paham kebebasannya, kualitas pemuda sebagai Pelopor Perubahan dipertanyakan. Bagaimana mungkin akan terjadi perubahan jika pemuda tetap mengambil paham kapitalis sebagai kaedah berpikirnya dan mengambil ide kebebasan yang lahir dari ideologi kapitalis untuk meraih kebahagiaan? Karena faktanya sekarang tingkat kriminalitas meningkat sepanjang tahun 2013 sebanyak 342.084 kasus, tahun 2014 jumlah penyalahguna narkoba diperkirakan sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang, tahun 2014 terkena HIV 22.869 kasus, bunuh diri sekitar 10.000 per tahun, maraknya video asusila pelajar SMP dimana remaja bukan sekedar menjadi korban tetapi pelaku asusila, moment perayaan V-Day yang selalu berujung seks bebas, dan masih banyak kasus lain yang merusak generasi. (Berbagai sumber)
Karena itu kita wajib mengembalikan posisi dan peran penting generasi muda Muslim dalam peradaban Islam. Mereka harus menjadi pribadi Muslim sebagai penjaga (guardian) Islam dan menjadi ujung tombak perubahan nyata (pioneer of real change) dalam komunitas mereka dan dunia berdasarkan Islam. Bagaimana kriterianya?
1. Kuat identitas dan kepribadian Islamnya
Tatkala terbentuk pada diri seorang muslim aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap) Islam maka dia memiliki kemampuan untuk menjadi seorang prajurit sekaligus pemimpin pada waktu bersamaan. Mampu menggabungkan antara rahmah (sifat kasih sayang-pen) dengan syiddah (sifat tegas). Dia bisa hidup apa adanya atau diselimuti dengan kemewahan. Dia memahami kehidupan dengan pemahaman yang benar. Dia sanggup menguasai kehidupan dunia sesuai dengan haknya dan berupaya meraih kehidupan akhirat. Dia tidak dapat ditaklukkan oleh sifat penghamba dunia, tidak didominasi sikap fanatik buta terhadap agama dan tidak hidup menyengsarakan diri seperti yang dilakukan oleh orang-orang India. Pada saat yang sama dia menjadi pahlawan jihad sekaligus singa podium. Dia menjadi orang yang terkemuka/mulia namun bersifat rendah hati. Dia mampu memadukan antara perkara imarah (pemerintahan) dengan fiqih (hukum-hukum syara’), juga memadukan antara aspek perdagangan dengan politik. Sifatnya yang paling tinggi adalah sebagai hamba Allah, Sang Pencipta. Anda akan menemu-kannya sebagai orang yang khusyu’ dalam shalatnya, berpaling dari perkataan yang sia-sia, membayar zakat dan menundukkan pandangannya, menjaga amanat-amanatnya, memenuhi kesepakatannya, menunaikan janji-janjinya dan berjihad di jalan Allah. Itulah seorang muslim, dan itulah pula seorang mukmin. Dan inilah kepribadian (syakhshiyah) Islam yang dibentuk oleh Islam, dan menjadikannya manusia sebaik-baik ciptaan. (Syakhsiyah Islam, Taqiyuddin An-Nabhani, Jakarta, Hizbut Tahrir Indonesia, 2007).
2. Berkesadaran politik Islam
Kesadaran politik islam adalah pandangan terhadap dunia dengan sudut pandang khusus. Bagi kita (kaum Muslim) sudut pandang itu adalah Akidah Islam, yaitu sudut pandang Laa ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah. (Konsepsi Politik Hizbut Tahrir, Taqiyuddin An-Nabhani, Jakarta, Hizbut Tahrir Indonesia, 2009).
Oleh karena demikian, pemuda sebagai pelopor perubahan hakiki yang berkesadaran politik islam harus mampu melihat masalah sebenarnya. Bahwa karut marutnya masalah umat sekarang adalah disebabkan karena tidak diterapkannya islam dalam bingkai kehidupan. Pemuda harus mampu mengarahkan pandangannya bahwa islam bukan hanya masalah solat, puasa, zakat melainkan bahwa seluruh aturan kehidupan baik itu terkait ibadah, sistem pergaulan, sistem pendidikan, sistem pemerintahan, sanksi dsb harus merujuk pada akidah islam. Tidak mengambil demokrasi-kapitalis sebagai rujukan.
3. Menjaga umat dan membawanya ke dalam kehidupan yang lebih baik (Pelaku bahkan Pelopor Perubahan)
Pemuda muslim yang berkepribadian dan berkesadaran politik islam akan mampu menjaga umat dan membawanya ke dalam kehidupan yang lebih baik. Pemuda di pilih sebagai pelaku, karena memiliki potensi yang besar sebagai agen perubahan. Pemuda sebagai segmen yang tercerahkan, karena memiliki kemampuan intelektual. Dan pemuda bertindak dan bertugas sebegai pelopor perubahan yaitu pemuda yang mampu memilih mana yang perlu diubah dan mana yang masih tetap dipertahankan.
Wahai pemuda; jadilah Pemuda Muslim yang tangguh, kalian adalah pewaris peradaban emas, keturunan pahlawan dan ilmuwan dunia.
COMMENTS