Namun berbeda dengan guru tingkat dasar (SD) di Kecamatan Langgudu, sedikitnya 217 guru dipotong sepihak Rp. 50 ribu dari gaji per ASN
Bima, KS.- Kamis (30/6) Aparatur Sipil Negara (ASN) se Kabupaten Bima terima gaji 13, begitupun pada Jum’at (1/7) terima gaji 14. Namun berbeda dengan guru tingkat dasar (SD) di Kecamatan Langgudu, sedikitnya 217 guru dipotong sepihak Rp. 50 ribu dari gaji per ASN, belum lagi untuk acara Buka Bersama (Bukber) yang diadakan di Kantor Unit Pelayanan Tehnis (KUPT) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Jum’at (1/7), lagi-lagi gaji para PNS dipotong tanpa sepengetahuannya.Hal tersebut disampaikan Ismail Makasoul, S.Pd salah seorang guru SDN Inpres Kalodu pada wartawan mengatakan, untuk pencairan gaji ke-13 kali ini dipotong oleh oknum bendahara KUPT Dikpora Langgudu Khairil, begitupun gaji 14 lagi-lagi dipotong dan tidak sampai disitu saja, malah untuk helat acara bukber dikantor UPTD setempat dipotong lagi gaji para guru Rp. 12 ribu. “Biasanya setiap pencairan gaji bulanan hanya dipotong Rp. 15 ribu saja, tapi kenapa saat penerimaan gaji 13 dipotong Rp. 25 ribu dan begitupun pada pencairan gaji 14 dipotong Rp. 25 ribu pula, sehingga total yang dipotong bendahara UPTD senilai Rp. 62 ribu per ASN,” ujarnya Jum’at (1/7).
Sambung guru super kritik ini, pemotongan sepihak tiga kali dalam kurung waktu satu minggu pada akhir bulan Juni dan awal Juli tersebut tanpa kesepakatan dan musyawarah dengan seluruh guru dan Kepala Sekolah (Kasek) tingkat SD se Kecamatan Langgdu. “Gapain UPTD rencanakan bukber, kalau tidak ada uange, dan kenapa gaji guru dipotong serta dikorbankan, sedangkan kebutuhan untuk lebaran memerlukan biaya yang banyak bagi kami dan keluarga,” kecamnya.
Menanggapi pemberitaan tersebut, Bendahara UPT Dikpora Langgudu Khairil yang dihubungi wartawan via telepon selulernya membatah gaji 13 dan 14 guru dipotong secara sepihak. Namun yang jelas itu, adalah berdasarkan keputusan bersama demi keamanan gaji bagi 217 guru SD se Langgudu yang mencapai setengah Miliyar. “Ia memang benar gaji 13 dan 14, masing-masing dipotong Rp. 25 ribu, sehingga terkumpul hingga Rp. 5 Juta. Tapi pemotongan itu murni untuk transportasi saja, maupun honorer pihak keamanan (Polisi) Rp. 2 Juta untuk sekali jalan dan sisanya Rp. 3 Juta untuk Tunjangan Hari Raya (THR) bagi 8 orang pegawai sukarela di UPTD,” ujarnya Jum’at (1/7).
Masih bantahan Khairil, memang diakui untuk potongan gaji ke-13 dan 14 ini naik Rp. 10 ribu, ketimbangan setiap pencairan gaji bulanan hanya Rp. 15 ribu saja yang harus dipotong. Tapi yang jelas, itu dilakukan untuk THR bagi tenaga sukarela, sebab mereka tidak memiliki gaji tetap seperti ASN. Sementara itu, terkait bukber diselenggarakan dengan biaya sumbangan secara sukarela dari guru PNS tingkat dasar dan bukan dipotong gaji seperti yang disampaikan sumber (Ismail, red).
Sumbangan untuk bukber itu-pun bukan berasal dari per orangan, tapi kadang-kadang satu sekolah seperti SDN 01 Rupe menyerahkan Rp. 100 ribu, dan ada juga Rp. 70 ribu dari satu sekolah, karena ASN-nya hanya tujuh orang saja, pada intinya nilai sumbangannya berfariasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, tepatnya bulan Mei 2011 lalu gaji guru SD se Langgudu sekitar Rp. 500 juta lebih hilang ditangan mantan Bendahara UPTD Yaman, didalam mobilnya yang diparkir di Pasar Kota Bima. Saat itu, Yaman dan kawan-kawannya sedang asyik menikmati santapan makan siang. Sehingga saat Yaman menjadi bendahara per ASN hanya dipotong Rp. 5 ribu untuk gaji bulanan, dan ketika peristiwa yang merugikan orang banyak itu. Selama bendahara Khairil dipotong Rp. 15 ribu untuk biaya transportasi dan biaya sewa keamanan. (KS – 05)
Sambung guru super kritik ini, pemotongan sepihak tiga kali dalam kurung waktu satu minggu pada akhir bulan Juni dan awal Juli tersebut tanpa kesepakatan dan musyawarah dengan seluruh guru dan Kepala Sekolah (Kasek) tingkat SD se Kecamatan Langgdu. “Gapain UPTD rencanakan bukber, kalau tidak ada uange, dan kenapa gaji guru dipotong serta dikorbankan, sedangkan kebutuhan untuk lebaran memerlukan biaya yang banyak bagi kami dan keluarga,” kecamnya.
Menanggapi pemberitaan tersebut, Bendahara UPT Dikpora Langgudu Khairil yang dihubungi wartawan via telepon selulernya membatah gaji 13 dan 14 guru dipotong secara sepihak. Namun yang jelas itu, adalah berdasarkan keputusan bersama demi keamanan gaji bagi 217 guru SD se Langgudu yang mencapai setengah Miliyar. “Ia memang benar gaji 13 dan 14, masing-masing dipotong Rp. 25 ribu, sehingga terkumpul hingga Rp. 5 Juta. Tapi pemotongan itu murni untuk transportasi saja, maupun honorer pihak keamanan (Polisi) Rp. 2 Juta untuk sekali jalan dan sisanya Rp. 3 Juta untuk Tunjangan Hari Raya (THR) bagi 8 orang pegawai sukarela di UPTD,” ujarnya Jum’at (1/7).
Masih bantahan Khairil, memang diakui untuk potongan gaji ke-13 dan 14 ini naik Rp. 10 ribu, ketimbangan setiap pencairan gaji bulanan hanya Rp. 15 ribu saja yang harus dipotong. Tapi yang jelas, itu dilakukan untuk THR bagi tenaga sukarela, sebab mereka tidak memiliki gaji tetap seperti ASN. Sementara itu, terkait bukber diselenggarakan dengan biaya sumbangan secara sukarela dari guru PNS tingkat dasar dan bukan dipotong gaji seperti yang disampaikan sumber (Ismail, red).
Sumbangan untuk bukber itu-pun bukan berasal dari per orangan, tapi kadang-kadang satu sekolah seperti SDN 01 Rupe menyerahkan Rp. 100 ribu, dan ada juga Rp. 70 ribu dari satu sekolah, karena ASN-nya hanya tujuh orang saja, pada intinya nilai sumbangannya berfariasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, tepatnya bulan Mei 2011 lalu gaji guru SD se Langgudu sekitar Rp. 500 juta lebih hilang ditangan mantan Bendahara UPTD Yaman, didalam mobilnya yang diparkir di Pasar Kota Bima. Saat itu, Yaman dan kawan-kawannya sedang asyik menikmati santapan makan siang. Sehingga saat Yaman menjadi bendahara per ASN hanya dipotong Rp. 5 ribu untuk gaji bulanan, dan ketika peristiwa yang merugikan orang banyak itu. Selama bendahara Khairil dipotong Rp. 15 ribu untuk biaya transportasi dan biaya sewa keamanan. (KS – 05)
COMMENTS